Warga Desa Sebudi Sudah Ngungsi
Sebagian warga dari Desa Sebudi, Kecamatan Selat, Karangasem tadi malam ngungsi ke Mapolres Klungkung
Gunung Agung Naik Status Siaga
AMLAPURA, NusaBali
Status Gunung Agung naik dari level II (waspada) ke level III (siaga), Senin (18/9) malam, menyusul naiknya intensitas gempa di gunung tertinggi di Bali ini. Bahkan, sempat terdengar suara dentuman dua kali, hingga menyebabkan warga dari tiga banjar di Desa Sebudi, Kecamatan Selat, Karangasem terpaksa mengungsi tadi malam. Naiknya status Gunung Agung dari level wasopada menjadi siaga ini dikeluarkan
Pusat Volkanologi Mitigasi Bencana Geologi (VMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM, yang ditandatangani Kasbani, Senin malam pukul 21.00 Wita. Status siaga ini baru diumumkan Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api PVMBG Badan Geologi Kementerian ESDM, I Gede Suantika, didampingi Ketua Pos Pengamatan Gunung Agung I Dewa Mertayasa, tadi malam pukul 21.30 Wita, di ruang kerjanya di Pos Pengamatan Gunung Agung, Banjar Rendang Dangin Pasar, Desa/Kecamatan Rendang.
Gede Suantika menyebutkan, peningkatan status Gunung Agung menjadi level siaga ini berdasarkan evaluasi dilakukan PVMBG Badan Geologi Kementerian ESDM, hasil pemantauan sejak 31 Juli 2017 lalu. Naiknya status ke level siaga ini menyusul terjadinya gempa tremor (gempa akibat bergeraknya patahan sedikit demi sedikit) sebanyak dua kali, yang bunyinya mirip suara dentuman. Gempa disertai dentuman ini dirasakan warga dari tiga banjar di Desa Sebudi, Kecamatan Selat, Karangasem, yakni Banjar Pura, Banjar Lebih, dan Banjar Yeha. Tiga banjar ini berada dalam radius 4 kilometer dari kawah puncak Gunung Agung.
"Jadi, status Gunung Agung resmi naik dari level II ke level III per malam ini pukul 21.00 Wita," jelas Suantika. Dia mengatakan, terjadi kenaikan tajam intensitas gempa Senin kemarin. Jika sehari belumnya hanya terjadi 135 kali gempa, sementara kemarin terjadi 355 kali gempa vulkanik dalam dan 18 kali gempa vulkanik dangkal.
Karena status naik ke level siaga, maka kawasan dalam radius 6 kilometer dari kawah puncak Gunung Agung harus disterilkan. Artinya, aktivitas hanya ditolerani maksimal pada ketinggian 950 meter di atas permukaan laut (Dpl). Konsekuensinya, ada 20 desa/kelurahan di Karangasem yang masuk zona merah (bahaya Gunung Agung meletus) harus disterilkan dan penduduknya diungsikan.
Rinciannya, Desa Tulamben (Kecamatan Kubu), Desa Kubu (Kecamatan Kubu), dan Desa Dukuh (Kecamatan Kubu), Desa Ban (Kecamatan Kubu), Desa Baturinggit (Kecamatan Kubu), Desa Sukadana (Kecamatan Kubu), Desa Pidpid (Kecamatan Abang), Desa Datah (Kecamatan Abang), Desa Labasari (Kecamatan Abang), Kelurahan Padangkerta (Kecamatan Karangasem), Kelurahan Subagan (Kecamatan Karangasem), Kelurahan Karangasem (Kecamatan Karangasem), Desa Bebandem (Kecamatan Bebandem), Desa Buana Giri (Kecamatan Bebandem), Desa Jungutan (Kecamatan Bebandem), Desa Sebudi (Kecamatan Selat), Desa Amerta Bhuana (Kecamatan Selat), Desa Duda Utara (Kecamatan Selat), dan Desa Duda (Kecamatan Selat), Desa Besakih (Kecamatan Rendang), dan Desa Pempatan (Kecamatan Rendang).
Menurut Suantika, bahaya yang ditimbulkan Gunung Agung jika benar-benar erupsi nanti, terbagi tiga belahan: lereng utara, lereng tenggara, dan lereng selatan. Dari tiga lereng itu akan mengalir lahar ke beberapa alur sungai, yakini Sungai Tulamben, Sungai Daya, Sungai Celagi, Sungai Bumbung, Sungai Pati, Sungai Panglan, Sungai Jabah, dan Sungai Barak (Tukad Barak).
Tadi malam sempat terjadi hujan abu tipis uncul di Desa Pempatan. Selain itu, warga juga berbondong-bondong mengungsi secara pribadi. Warga yang mengungsi dari tiga banjar di Desa Sebudi, Kecamatan Selat. Karangasem, yakni Banjar Pura, Banjar Lebih, dan Banjar Yeha. Mereka mengungsi melalui jalur Desa Muncan, Kecamatan Selat menuju Denpasar. Akibat pengungsian mendadak ini, arus kendaraan macet di jalur Desa Rendang menuju Klungkung.
Padahal, Perbekel Sebudi, Jro Mangku Tinggal, belum ada menginstruksikan warganya untuk mengungsi. "Kami memang mendengar suara gempa tremor dua kali. Menurut warga, muncul sinar dari puncak Gunung Agung," jelas Perbekel Jro Mangku Tinggal.
Karena terjadi arus pengungsi, jajaran Polsek Selat dipimpin Kapolsek AKP I Made Sudartawan semalam langsung menggelar patroli ke Banjar Lebih, Banjar Pura, dan Banjar Yeha. Kapolsek patroli bersama Kepala Pelaksana BPBD Karangasem, Ida Bagus Ketut Arimbawa. Ketika Kapolsek tiba di Banjar Lebih, Desa Sebudi, hampir seluruh warga telah meninggalkan rumah mereka.
Informasi terakhir tadi malam, sebagian dari pengungsi asal Desa Sebudi ditampung di Mapolres Klungkung di Semarapura. Ada 35 pengungsi asal Banjar Lebih, Desa Sebudi yang mengungsi ke Mapolres Klungkung. Pemukiman mereka di Banjar Lebih hanya berjarak 3 kilometer dari Gunung Agung.
Mereka tiba di Mapores Klungkung, tadi malam sekitar pukul 21.00 Wita. Mereka ditempatkan dalam sebuah ruangan di Asrama Polres Klungkung, tidur menggunakan karpet dan tikar. Menurut seorang pengungsi, I Negah Suarjana, mereka terpaksa mengungsi karena kemarin malam di wilayahnya terjadi gempa berkali-kali. “Kami khawatir,” tutur Nengah Suarjana.
Menurut Suarjana, penduduk di Banjar Lebih mencapai 87 KK, semuanya sudah mengungsi ke rumah keluarga mereka yang berada di tempat aman, selain juga ke Mapolres Klungkung. "Kami kebetulan ada keluarga yang bekerja di Polres Klungkung, maka kami diarahkan ke sini," katanya.
Sementara itu, Polda Bali menurunkan Tim Sat Brimob untuk memantau kondisi Gunung Agung di Karangasem yang terus menunjukkan peningkatan aktivitas. Tim Sat Brimob berjumlah 10 orang yang memiliki kemampuan khusus iuni sudah berada di Mapolsek Rendang, Senin kemarin.
Dansat Brimob Polda Bali, Kombes Pol Laksana, mengatakan pergeseran personel dilakukan dalam bentuk apel gelar pasukan di Mako Brimob. Tujuannya, untuk mengecek kesiapan personel dan peralatan yang akan digunakan dalam mendukung pelaksanaan tugas siaga tersebut. Usai pelaksanaan apel, personel langsung digeser ke Posko Siaga Brimob. “Ini adalah bentuk kesiapsiagaan personel Satbrimob Polda Bali guna mengantisipasi perkembangan status Gunung Agung yang sedang mengalami peningkatan,” ujar Kombes Laksana.
Disebutkan, 10 personel Brimob Polda Bali yang tergabung dalam tim ini memiliki keahlian dan kemampuan di bidang SAR (Search And Rescue). Mereka akan memantau setiap perkembangan aktivitas vulkanik Gunung Agung. Dalam pelaksanaannya, akan tetap berkoordinasi dengan instansi terkait. “Tim ini didukung dengan 1 unit Mobil Tata SAR, 1 Unit Doubel Cabin dan 2 unit Sepeda motor KLX. Mereka akan tetap disiagakan sampai situasi Gunung Agung dinyatakan normal,” beber Kombes Laksana. *k16,wa,rez
AMLAPURA, NusaBali
Status Gunung Agung naik dari level II (waspada) ke level III (siaga), Senin (18/9) malam, menyusul naiknya intensitas gempa di gunung tertinggi di Bali ini. Bahkan, sempat terdengar suara dentuman dua kali, hingga menyebabkan warga dari tiga banjar di Desa Sebudi, Kecamatan Selat, Karangasem terpaksa mengungsi tadi malam. Naiknya status Gunung Agung dari level wasopada menjadi siaga ini dikeluarkan
Pusat Volkanologi Mitigasi Bencana Geologi (VMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM, yang ditandatangani Kasbani, Senin malam pukul 21.00 Wita. Status siaga ini baru diumumkan Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api PVMBG Badan Geologi Kementerian ESDM, I Gede Suantika, didampingi Ketua Pos Pengamatan Gunung Agung I Dewa Mertayasa, tadi malam pukul 21.30 Wita, di ruang kerjanya di Pos Pengamatan Gunung Agung, Banjar Rendang Dangin Pasar, Desa/Kecamatan Rendang.
Gede Suantika menyebutkan, peningkatan status Gunung Agung menjadi level siaga ini berdasarkan evaluasi dilakukan PVMBG Badan Geologi Kementerian ESDM, hasil pemantauan sejak 31 Juli 2017 lalu. Naiknya status ke level siaga ini menyusul terjadinya gempa tremor (gempa akibat bergeraknya patahan sedikit demi sedikit) sebanyak dua kali, yang bunyinya mirip suara dentuman. Gempa disertai dentuman ini dirasakan warga dari tiga banjar di Desa Sebudi, Kecamatan Selat, Karangasem, yakni Banjar Pura, Banjar Lebih, dan Banjar Yeha. Tiga banjar ini berada dalam radius 4 kilometer dari kawah puncak Gunung Agung.
"Jadi, status Gunung Agung resmi naik dari level II ke level III per malam ini pukul 21.00 Wita," jelas Suantika. Dia mengatakan, terjadi kenaikan tajam intensitas gempa Senin kemarin. Jika sehari belumnya hanya terjadi 135 kali gempa, sementara kemarin terjadi 355 kali gempa vulkanik dalam dan 18 kali gempa vulkanik dangkal.
Karena status naik ke level siaga, maka kawasan dalam radius 6 kilometer dari kawah puncak Gunung Agung harus disterilkan. Artinya, aktivitas hanya ditolerani maksimal pada ketinggian 950 meter di atas permukaan laut (Dpl). Konsekuensinya, ada 20 desa/kelurahan di Karangasem yang masuk zona merah (bahaya Gunung Agung meletus) harus disterilkan dan penduduknya diungsikan.
Rinciannya, Desa Tulamben (Kecamatan Kubu), Desa Kubu (Kecamatan Kubu), dan Desa Dukuh (Kecamatan Kubu), Desa Ban (Kecamatan Kubu), Desa Baturinggit (Kecamatan Kubu), Desa Sukadana (Kecamatan Kubu), Desa Pidpid (Kecamatan Abang), Desa Datah (Kecamatan Abang), Desa Labasari (Kecamatan Abang), Kelurahan Padangkerta (Kecamatan Karangasem), Kelurahan Subagan (Kecamatan Karangasem), Kelurahan Karangasem (Kecamatan Karangasem), Desa Bebandem (Kecamatan Bebandem), Desa Buana Giri (Kecamatan Bebandem), Desa Jungutan (Kecamatan Bebandem), Desa Sebudi (Kecamatan Selat), Desa Amerta Bhuana (Kecamatan Selat), Desa Duda Utara (Kecamatan Selat), dan Desa Duda (Kecamatan Selat), Desa Besakih (Kecamatan Rendang), dan Desa Pempatan (Kecamatan Rendang).
Menurut Suantika, bahaya yang ditimbulkan Gunung Agung jika benar-benar erupsi nanti, terbagi tiga belahan: lereng utara, lereng tenggara, dan lereng selatan. Dari tiga lereng itu akan mengalir lahar ke beberapa alur sungai, yakini Sungai Tulamben, Sungai Daya, Sungai Celagi, Sungai Bumbung, Sungai Pati, Sungai Panglan, Sungai Jabah, dan Sungai Barak (Tukad Barak).
Tadi malam sempat terjadi hujan abu tipis uncul di Desa Pempatan. Selain itu, warga juga berbondong-bondong mengungsi secara pribadi. Warga yang mengungsi dari tiga banjar di Desa Sebudi, Kecamatan Selat. Karangasem, yakni Banjar Pura, Banjar Lebih, dan Banjar Yeha. Mereka mengungsi melalui jalur Desa Muncan, Kecamatan Selat menuju Denpasar. Akibat pengungsian mendadak ini, arus kendaraan macet di jalur Desa Rendang menuju Klungkung.
Padahal, Perbekel Sebudi, Jro Mangku Tinggal, belum ada menginstruksikan warganya untuk mengungsi. "Kami memang mendengar suara gempa tremor dua kali. Menurut warga, muncul sinar dari puncak Gunung Agung," jelas Perbekel Jro Mangku Tinggal.
Karena terjadi arus pengungsi, jajaran Polsek Selat dipimpin Kapolsek AKP I Made Sudartawan semalam langsung menggelar patroli ke Banjar Lebih, Banjar Pura, dan Banjar Yeha. Kapolsek patroli bersama Kepala Pelaksana BPBD Karangasem, Ida Bagus Ketut Arimbawa. Ketika Kapolsek tiba di Banjar Lebih, Desa Sebudi, hampir seluruh warga telah meninggalkan rumah mereka.
Informasi terakhir tadi malam, sebagian dari pengungsi asal Desa Sebudi ditampung di Mapolres Klungkung di Semarapura. Ada 35 pengungsi asal Banjar Lebih, Desa Sebudi yang mengungsi ke Mapolres Klungkung. Pemukiman mereka di Banjar Lebih hanya berjarak 3 kilometer dari Gunung Agung.
Mereka tiba di Mapores Klungkung, tadi malam sekitar pukul 21.00 Wita. Mereka ditempatkan dalam sebuah ruangan di Asrama Polres Klungkung, tidur menggunakan karpet dan tikar. Menurut seorang pengungsi, I Negah Suarjana, mereka terpaksa mengungsi karena kemarin malam di wilayahnya terjadi gempa berkali-kali. “Kami khawatir,” tutur Nengah Suarjana.
Menurut Suarjana, penduduk di Banjar Lebih mencapai 87 KK, semuanya sudah mengungsi ke rumah keluarga mereka yang berada di tempat aman, selain juga ke Mapolres Klungkung. "Kami kebetulan ada keluarga yang bekerja di Polres Klungkung, maka kami diarahkan ke sini," katanya.
Sementara itu, Polda Bali menurunkan Tim Sat Brimob untuk memantau kondisi Gunung Agung di Karangasem yang terus menunjukkan peningkatan aktivitas. Tim Sat Brimob berjumlah 10 orang yang memiliki kemampuan khusus iuni sudah berada di Mapolsek Rendang, Senin kemarin.
Dansat Brimob Polda Bali, Kombes Pol Laksana, mengatakan pergeseran personel dilakukan dalam bentuk apel gelar pasukan di Mako Brimob. Tujuannya, untuk mengecek kesiapan personel dan peralatan yang akan digunakan dalam mendukung pelaksanaan tugas siaga tersebut. Usai pelaksanaan apel, personel langsung digeser ke Posko Siaga Brimob. “Ini adalah bentuk kesiapsiagaan personel Satbrimob Polda Bali guna mengantisipasi perkembangan status Gunung Agung yang sedang mengalami peningkatan,” ujar Kombes Laksana.
Disebutkan, 10 personel Brimob Polda Bali yang tergabung dalam tim ini memiliki keahlian dan kemampuan di bidang SAR (Search And Rescue). Mereka akan memantau setiap perkembangan aktivitas vulkanik Gunung Agung. Dalam pelaksanaannya, akan tetap berkoordinasi dengan instansi terkait. “Tim ini didukung dengan 1 unit Mobil Tata SAR, 1 Unit Doubel Cabin dan 2 unit Sepeda motor KLX. Mereka akan tetap disiagakan sampai situasi Gunung Agung dinyatakan normal,” beber Kombes Laksana. *k16,wa,rez
1
Komentar