Isu Gunung Agung Bisa Berdampak ke Pariwisata
Kalangan pelaku wisata waswas dengan simpang-siurnya informasi aktivitas Gunung Agung di Karangasem.
Saat Ini, Kunjungan Wisata Masih Normal
DENPASAR, NusaBali
Isu bencana erupsi Gunung Agung bisa berdampak terhadap pariwisata, karena wisatawan merasa tidak nyaman dan aman berkunjung ke Bali.
Kekhawatiran ini disampaikan Kadis Pariwisata Provinsi Bali, AA Yuliana Putra, saat dikonfirmasi NusaBali di Denpasar, Selasa (19/9). “Kita khawatir isu bencana Gunung Agung ini berimbas ke pariwisata,” ujar Yuliana Putra. “Kita berharap ada informasi yang sinkron, ada statemen terbaik, tidak terkesan simpang siur. Kita percaya dengan BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) akan memberikan yang terbaik,” imbuhnya.
Yuliana menilai informasi soal aktivitas Gunung Agung simpang siur. Faktanya, secara visual Gunung Agung masih normal. “Kita tentu tidak ingin turis kabur karena ketidakjelasan informasi. Saya dapat informasi, tadi ada negara yang keluarkan travel warning,” sesal Yuliana.
Yuliana mencontohkan bagaimana Thailand menyikapi aksi teroris yang sempat mengguncang negerinya. Aksi teror di Thailang tidak sampai menyebabkan terguncangnya industri pariwisata setempat.
Dinas Pariwisata sendiri, kata Yuliana, sudah berkoordinasi dengan komponen terkait seperti PHRI, Asita, BTB, dan lainnya untuk sinkronisasi informasi soal Gunung Agung. Prinsipnya, informasi soal aktivitas Gunung Agung harus dari sumber resmi, yakni dari BPBD.
Paparan sednada juga disampaikan Ketua BPD PHRI Bali ,Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati alias Cok Ace. Menurut Cok Ace, informasi soal Gunung Agung yang beredar di lapangan beragam, dari sudut pandang masing-masing sumber. Namun, PHRI hanya berpatokan pada informasi dari BPBD. “Antara PHRI dan BPBD kan ada MoU,” jelas tokoh pariwisata asal Puri Agung Ubud, yang notabene mantan Bupati Gianyar 2008-2013 ini.
Sejauh ini, kata Cok Ace, sudah ada beberapa pihak dari luar, seperti kedutaan, yang menanyakan soal Gunung Agung. Dan, semua sudah dijelaskan sesuai dengan apa yang disampaikan BPBD.
Untuk sinkronisasi informasi ke pihak luar negeri, PHRI akan koordinasi dengan Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD). Menurut Cok Ace, persoalan ini sudah dilaporkan ke Menpar Arif Yahya. Intinya, Menpar sudah mnengizinkan untuk sinkronisasi informasi soal Gunung Agung, misalnya soal penerbangan.
Dikonfirmasi NusaBali secara terpisah, Selasa kemarin, Ketua Asita Bali, Ketut Ardana, menyatakan sejauh ini isu terkait Gunung Agung belum berpengaruh terhadap kondisi pariwisatai. Wisatawan mancaneara maupun domestik belum ada yang terpengaruh oleh isu Gunung Agung. “Belum ada wisatawan yang bertanya soal kondisi Gunung Agung. Tapi, kalau bisa, informasi soal Gunung Agung ini tidak perlu melebar, cukup di antara kita saja,” tandas Ardana.
Sementara, Kadis Pariwisata Badung, I Made Badra, menyatakan wisatawan macanegara tetap ramai mengunjungi Bali di tengah isu Gunung Agung. “Mudah-mudah tidak berdampak terhadap kunjungan wisatawan ke Bali,” ujar Badra secara terpisah di Mangupura, Selasa kemarin.
Badra mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Asita agar untuk sementara waktu tidak menawarkan paket perjalanan wisata mendaki Gunung Agung demi mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. “Kami mengharapkan surat edaran dari PVMBG dapat ditaati, wisatawan yang datang ke Bali tetap waspada dan tidak panik dengan informasi kenaikan status Gunung Agung,” katanya kemarin.
Sementara itu, pihak Bandara Internasional Ngurah Rai Tuban terus memantau perkembangan aktivitas Gunung Agung. Pihak bandara mendapat informasi meteorologi bahwa sejauh ini belum ada debu vulkanik. Karena itu, aktivitas bandara masih normal hingga kemarin.
“Hanya saja, semua penerbangan disarankan untuk menghindari areal dekat Gunung Agung,” ungkap Kepala Humas Angkasa Pura I Bandara Ngurah Rai Bali, Arie Ahsanurrohim, yang dikonfirmasi terpisah, Selasa kemarin. Menurut Arie, pihaknya juga akan berkoordinasi dengan stakeholder terkait, demi mengantisipasi segala kemungkinan yang dapat terjadi.
"Secara umum, penerbangan masih berjalan normal. Kami masih melakukan koordinasi internal terkai langkah yang akan diambil jika abu vulkanik gunung api Agung mengarah ke bandara. Untuk rapat secara resminya akan dilakukan besok (hari ini) mengenai airport emergency plan," tutur Arie.
Arie menerangkan, prinsipnya AP I Ngurah Rai akan melakukan antisipasi jika terjadi erupsi Gunung Agung. Jika debu vulkanik mengarah ke bandara, otomatis penerbangan ditutup. Untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk, AP I Ngurah Rai akan menyiapkan beberapa langkah, seperti mendirikan posko tanggap darurat aktivitas Gunung Agung, serta menyiapkan customer service di beberapa titik di bandara untuk memberikan informasi terupdate kepada penumpang. *k17,ari,cr64
DENPASAR, NusaBali
Isu bencana erupsi Gunung Agung bisa berdampak terhadap pariwisata, karena wisatawan merasa tidak nyaman dan aman berkunjung ke Bali.
Kekhawatiran ini disampaikan Kadis Pariwisata Provinsi Bali, AA Yuliana Putra, saat dikonfirmasi NusaBali di Denpasar, Selasa (19/9). “Kita khawatir isu bencana Gunung Agung ini berimbas ke pariwisata,” ujar Yuliana Putra. “Kita berharap ada informasi yang sinkron, ada statemen terbaik, tidak terkesan simpang siur. Kita percaya dengan BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) akan memberikan yang terbaik,” imbuhnya.
Yuliana menilai informasi soal aktivitas Gunung Agung simpang siur. Faktanya, secara visual Gunung Agung masih normal. “Kita tentu tidak ingin turis kabur karena ketidakjelasan informasi. Saya dapat informasi, tadi ada negara yang keluarkan travel warning,” sesal Yuliana.
Yuliana mencontohkan bagaimana Thailand menyikapi aksi teroris yang sempat mengguncang negerinya. Aksi teror di Thailang tidak sampai menyebabkan terguncangnya industri pariwisata setempat.
Dinas Pariwisata sendiri, kata Yuliana, sudah berkoordinasi dengan komponen terkait seperti PHRI, Asita, BTB, dan lainnya untuk sinkronisasi informasi soal Gunung Agung. Prinsipnya, informasi soal aktivitas Gunung Agung harus dari sumber resmi, yakni dari BPBD.
Paparan sednada juga disampaikan Ketua BPD PHRI Bali ,Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati alias Cok Ace. Menurut Cok Ace, informasi soal Gunung Agung yang beredar di lapangan beragam, dari sudut pandang masing-masing sumber. Namun, PHRI hanya berpatokan pada informasi dari BPBD. “Antara PHRI dan BPBD kan ada MoU,” jelas tokoh pariwisata asal Puri Agung Ubud, yang notabene mantan Bupati Gianyar 2008-2013 ini.
Sejauh ini, kata Cok Ace, sudah ada beberapa pihak dari luar, seperti kedutaan, yang menanyakan soal Gunung Agung. Dan, semua sudah dijelaskan sesuai dengan apa yang disampaikan BPBD.
Untuk sinkronisasi informasi ke pihak luar negeri, PHRI akan koordinasi dengan Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD). Menurut Cok Ace, persoalan ini sudah dilaporkan ke Menpar Arif Yahya. Intinya, Menpar sudah mnengizinkan untuk sinkronisasi informasi soal Gunung Agung, misalnya soal penerbangan.
Dikonfirmasi NusaBali secara terpisah, Selasa kemarin, Ketua Asita Bali, Ketut Ardana, menyatakan sejauh ini isu terkait Gunung Agung belum berpengaruh terhadap kondisi pariwisatai. Wisatawan mancaneara maupun domestik belum ada yang terpengaruh oleh isu Gunung Agung. “Belum ada wisatawan yang bertanya soal kondisi Gunung Agung. Tapi, kalau bisa, informasi soal Gunung Agung ini tidak perlu melebar, cukup di antara kita saja,” tandas Ardana.
Sementara, Kadis Pariwisata Badung, I Made Badra, menyatakan wisatawan macanegara tetap ramai mengunjungi Bali di tengah isu Gunung Agung. “Mudah-mudah tidak berdampak terhadap kunjungan wisatawan ke Bali,” ujar Badra secara terpisah di Mangupura, Selasa kemarin.
Badra mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Asita agar untuk sementara waktu tidak menawarkan paket perjalanan wisata mendaki Gunung Agung demi mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. “Kami mengharapkan surat edaran dari PVMBG dapat ditaati, wisatawan yang datang ke Bali tetap waspada dan tidak panik dengan informasi kenaikan status Gunung Agung,” katanya kemarin.
Sementara itu, pihak Bandara Internasional Ngurah Rai Tuban terus memantau perkembangan aktivitas Gunung Agung. Pihak bandara mendapat informasi meteorologi bahwa sejauh ini belum ada debu vulkanik. Karena itu, aktivitas bandara masih normal hingga kemarin.
“Hanya saja, semua penerbangan disarankan untuk menghindari areal dekat Gunung Agung,” ungkap Kepala Humas Angkasa Pura I Bandara Ngurah Rai Bali, Arie Ahsanurrohim, yang dikonfirmasi terpisah, Selasa kemarin. Menurut Arie, pihaknya juga akan berkoordinasi dengan stakeholder terkait, demi mengantisipasi segala kemungkinan yang dapat terjadi.
"Secara umum, penerbangan masih berjalan normal. Kami masih melakukan koordinasi internal terkai langkah yang akan diambil jika abu vulkanik gunung api Agung mengarah ke bandara. Untuk rapat secara resminya akan dilakukan besok (hari ini) mengenai airport emergency plan," tutur Arie.
Arie menerangkan, prinsipnya AP I Ngurah Rai akan melakukan antisipasi jika terjadi erupsi Gunung Agung. Jika debu vulkanik mengarah ke bandara, otomatis penerbangan ditutup. Untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk, AP I Ngurah Rai akan menyiapkan beberapa langkah, seperti mendirikan posko tanggap darurat aktivitas Gunung Agung, serta menyiapkan customer service di beberapa titik di bandara untuk memberikan informasi terupdate kepada penumpang. *k17,ari,cr64
Komentar