Warga Pasti Siaga Serangan Kera
Kelian Adat Banjar Pasti, I Ketut Suweta, izinkan warga menembak kera karena meresahkan dan membahayakan.
TABANAN, NusaBali
Warga Banjar Pasti, Desa Pandak Gede, Kecamatan Kediri, Tabanan makin siaga serangan kera liar. Mereka tambah siaga karena korban gigitan kera makin bertambah. Terbaru, Ni Luh Kesuma Dewi, 50, mendapat 18 jaritan pada kepala akibat diserang kera. Jika keluar rumah, warga diimbau bersenjatakan kayu untuk menghalau kawanan kera yang sewaktu-waktu bisa menyerang.
Kelian Banjar Adat Pasti, I Ketut Suweta mengaku kawanan kera yang menyerang warga ini belum ada yang berhasil ditembak. Kawanan kera itu cerdik, tak keluar sarang saat diburu warga. Akibat korban terluka serangan kera semakin bertambah, Suweta mengizinkan warga menembak kawanan kera itu. Warga diingatkan selalu tutup pintu agar kera tidak masuk kamar maupun dapur. Saat bepergian atau keluar rumah agar bawa gegetik (tongkat kayu) untuk senjata agar tak diserang wre (kera). “Kami siaga karena kawanan kera ini sangat meresahkan. Bagi yang melihat kera, silakan langsung tembak,” tegas Suweta, Kamis (21/9).
Suweta menegaskan, mengizinkan melakukan penembakan karena kawanan kera ini sangat meresahkan dan membahayakan. Diakui, warga yang pergi ke kebun memanggul senapan angina untuk jaga diri dan menembak kera. “Beberapa hari ini kami tidak maboros (berburu) kera karena ada upacara pawiwahan,” tambahnya. Selama berburu, Suweta mengaku terus berkomunikasi dengan petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tabanan untuk ikut membantu. Ditambahkan, pada Sabtu (30/9), Banjar Adat Pasti merencanakan berburu besar-besaran melibatkan krama dan instansi terkait.
Sementara Kepala Dinas Pertanian Tabanan, I Wayan Budana dikonfirmasi terpisah mengaku telah berkoordinasi dengan BPBD Tabanan dan masyarakat untuk melakukan perburuan kera. Budana menyarankan masyarakat mengintensifkan perburuan dan meningkatan kewaspadaan. Pihaknya tidak membagikan racun kepada masyarakat untuk membunuh kawanan kera. Dijelaskan, jika kera diracun ditakutkan berimbas pada hewan-hewan lainnya yang ikut memakan umpan beracun. “Kami imbau intensifkan perburuan. Kami sudah berkoordinasi dengan BPBD Tabanan dan masyarakat untuk maboros,” ungkap Budana.
Sebelumnya, kera liar yang masuk pemukiman penduduk di Desa Pandak Gede, Kecamatan Kediri, Tabanan kembali memakan korban. Kali ini, korbannya adalah Ni Luh Made Kesuma Dewi, 50, yang digigit di bagian kepala belakang kanan, Selasa (19/9) pagi, hingga terluka dan harus mendapatkan 18 jaritan. Korban Luh Made Kesuma Dewi digigit kera liar saat sedang asyik duduk sambil majejahitan di warungnya di Banjar Pasti, Desa Pandak Gede, Selasa pagi sekitar pukul 10.00 Wita. Perempuan berusia 50 tahun ini digigit kera ukuran besar sebanyak dua kali, hingga kepalanya berdarah. Dia pun dilarikan ke BRSUD Tabanan untuk mendapatkan perawatan.
Luh Made Kesuma Dewi merupakan korban keempat gigitan kera di Desa Pandak Gede dalam kurun sebulan terakhir. Sebelumnya, kera liar sudah sempat menggigit tiga warga di lokasi berbeda-beda, hingga korbannya harus dilarikan ke rumah sakit, yakni Ni Nyoman Triana Dewi, 11 (asal Banjar Kebon/harus mendapatkan 10 jahitan di kepala), Ni Made Dehi Kesami Dewi, 11 (asal Banjar Kebon/harus mendapat 2 jaritan di kaki), dan I Made Widia, 82 (asal Banjar Kebon/terluka di tangan kanan). *d
Warga Banjar Pasti, Desa Pandak Gede, Kecamatan Kediri, Tabanan makin siaga serangan kera liar. Mereka tambah siaga karena korban gigitan kera makin bertambah. Terbaru, Ni Luh Kesuma Dewi, 50, mendapat 18 jaritan pada kepala akibat diserang kera. Jika keluar rumah, warga diimbau bersenjatakan kayu untuk menghalau kawanan kera yang sewaktu-waktu bisa menyerang.
Kelian Banjar Adat Pasti, I Ketut Suweta mengaku kawanan kera yang menyerang warga ini belum ada yang berhasil ditembak. Kawanan kera itu cerdik, tak keluar sarang saat diburu warga. Akibat korban terluka serangan kera semakin bertambah, Suweta mengizinkan warga menembak kawanan kera itu. Warga diingatkan selalu tutup pintu agar kera tidak masuk kamar maupun dapur. Saat bepergian atau keluar rumah agar bawa gegetik (tongkat kayu) untuk senjata agar tak diserang wre (kera). “Kami siaga karena kawanan kera ini sangat meresahkan. Bagi yang melihat kera, silakan langsung tembak,” tegas Suweta, Kamis (21/9).
Suweta menegaskan, mengizinkan melakukan penembakan karena kawanan kera ini sangat meresahkan dan membahayakan. Diakui, warga yang pergi ke kebun memanggul senapan angina untuk jaga diri dan menembak kera. “Beberapa hari ini kami tidak maboros (berburu) kera karena ada upacara pawiwahan,” tambahnya. Selama berburu, Suweta mengaku terus berkomunikasi dengan petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tabanan untuk ikut membantu. Ditambahkan, pada Sabtu (30/9), Banjar Adat Pasti merencanakan berburu besar-besaran melibatkan krama dan instansi terkait.
Sementara Kepala Dinas Pertanian Tabanan, I Wayan Budana dikonfirmasi terpisah mengaku telah berkoordinasi dengan BPBD Tabanan dan masyarakat untuk melakukan perburuan kera. Budana menyarankan masyarakat mengintensifkan perburuan dan meningkatan kewaspadaan. Pihaknya tidak membagikan racun kepada masyarakat untuk membunuh kawanan kera. Dijelaskan, jika kera diracun ditakutkan berimbas pada hewan-hewan lainnya yang ikut memakan umpan beracun. “Kami imbau intensifkan perburuan. Kami sudah berkoordinasi dengan BPBD Tabanan dan masyarakat untuk maboros,” ungkap Budana.
Sebelumnya, kera liar yang masuk pemukiman penduduk di Desa Pandak Gede, Kecamatan Kediri, Tabanan kembali memakan korban. Kali ini, korbannya adalah Ni Luh Made Kesuma Dewi, 50, yang digigit di bagian kepala belakang kanan, Selasa (19/9) pagi, hingga terluka dan harus mendapatkan 18 jaritan. Korban Luh Made Kesuma Dewi digigit kera liar saat sedang asyik duduk sambil majejahitan di warungnya di Banjar Pasti, Desa Pandak Gede, Selasa pagi sekitar pukul 10.00 Wita. Perempuan berusia 50 tahun ini digigit kera ukuran besar sebanyak dua kali, hingga kepalanya berdarah. Dia pun dilarikan ke BRSUD Tabanan untuk mendapatkan perawatan.
Luh Made Kesuma Dewi merupakan korban keempat gigitan kera di Desa Pandak Gede dalam kurun sebulan terakhir. Sebelumnya, kera liar sudah sempat menggigit tiga warga di lokasi berbeda-beda, hingga korbannya harus dilarikan ke rumah sakit, yakni Ni Nyoman Triana Dewi, 11 (asal Banjar Kebon/harus mendapatkan 10 jahitan di kepala), Ni Made Dehi Kesami Dewi, 11 (asal Banjar Kebon/harus mendapat 2 jaritan di kaki), dan I Made Widia, 82 (asal Banjar Kebon/terluka di tangan kanan). *d
Komentar