Pengungsi Berdatangan ke Klungkung, 2 Masuk UGD
Warga Desa Sebudi, Kecamatan Selat, Karangasem, terus berdatangan untuk mengungsi ke GOR Swecapura, Desa Gelgel, Kecamatan Klungkung, Kamis (21/9).
SEMARAPURA, NusaBali
Hingga kemarin pukul 16.15 Wita, tercatat 397 jiwa yang ditampung di GOR Swecapura. Dua orang pengungsi harus dilarikan ke UGD RSUD Klungkung karena sakit. Sementara hingga semalam jumlah pengungsi bertambah hingga mencapai 513 jiwa atau 145 KK.
Diprediksi jumlah pengungsi itu akan semakin bertambah. Sesuai koordinasi antara BPBD Klungkung dengan BPBD Karangasem beberapa waktu lalu akan ada sekitar 15.000 penduduk di dekat lereng Gunung Agung, Karangasem, diungsikan ke Klungkung. Adapun ketiga desa tersebut, yakni Desa Sebudi (Kecamatan Selat), Desa Besakih dan Desa Pesangkan (Kecamatan Rendang).
Hanya saja hingga saat ini jumlah penduduk yang mengungsi sebagian besar dari wilayah Desa Sebudi. Pantauan NusaBali, Gubernur Bali Made Mangku Pastika sempat turun ke GOR Swecapura untuk mengecek kesiapan petugas dalam menampung pengungsi sekitar pukul 08.40 Wita. Ketika itu Gubernur Pastika disambut petugas gabungan dari BPBD Klungkung, BPBD Bali, BPBD Kota Denpasar, BPBD Bangli, Tagana, dan pihak terkait lainnya.
Tak lama, sekitar pukul 10.50 Wita para pengungsi dari Desa Sebudi mulai berdatangan. Mereka diangkut baik oleh petugas gabungan, maupun membawa kendaraan sendiri berupa mobil dan sepeda motor. Karena situasi mendesak, para pengungsi hanya membawa barang-barang seperlunya, seperti pakaian, uang, dan dukumen penting. Adapula yang sempat membawa TV, kasur, kompor gas dan lainnya. Hingga pukul 18.30 Wita tercatat 404 orang pengungsi dari 105 kepala keluarga (KK). Setelah beberapa jam dalam pengungsian, sejumlah warga mulai drop.
Seperti mengalami demam, bahkan dua orang pengungsi harus dilarikan ke UGD RSUD Klungkung, yakni I Nyoman Badung, 65, dan Ni Nengah Dungkling, 60, keduanya asal Banjar Telung Buana, Desa Sebudi. Nyoman Badung ketika itu menderita sakit sesak nafas dan memang memiliki riwayat sakit jantung, setelah mendapat perawatan akhirnya dia diizinkan kembali ke posko pengungsian di GOR Swecapura.
Sedangkan Nengah Dungkling sudah sakit menahun dan selama puluhan tahun terbaring lemas di kamarnya. Sehingga kulit di punggungnya sudah mengelupas. Saat ini yang bersangkutan tengah menjalani rawat inap di RSUD Klungkung, Ruang Cermai Sal C. Kepala BPDB Klungkung, I Putu Widiada mengatakan para pengungsi ini sebagian besar berasal dari Desa Sebudi, Kecamatan Selat. Sesuai data pengungsi yang datang hingga sore sekitar 404 orang di dalamnya terdapat orang dewasa laki-laki 177 orang, perempuan 227 orang, pelajar SD 38 orang, SMP 27 orang, SMA/SMK 11 orang, balita 37 orang dan lansia 12 orang.
Selain di GOR Swecapura juga terdapat 34 pengungsi di wilayah Desa Negari, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung, mereka menempati kos-kosan dan rumah kontrakan. Mereka semuanya berasal dari Desa Sebudi. Sedangkan di wilayah Kecamatan Dawan, Klungkung, yakni Desa Pesinggahan dan Desa Paksebali ditampung di sebuah ashram. Untuk pengungsi di Desa Pesinggahan ditampung di rumah kerabat para pengungsi, juga menampung 32 pengungsi.
Menurut seorang pengungsi, I Nengah Sudanta semua barang berharga dan keluarganya sudah dibawa ikut mengungsi dan sebagian juga ada dititipkan di rumah kerabatnya di luar radius bencana. Hanya saja dengan terpaksa dua ekor sapi miliknya yang seharusnya laku dijual Rp 16 juta per ekornya kini malah laku Rp 5 juta saja. “Saya terpaksa menjual karena tidak ada jalan lain dan bekal selama di pengungsian,” katanya. *wa
Komentar