1.448 Kasus Gigitan Anjing di Bali
Kasus gigitan anjing di Bangli, Januari - pertengahan September 2017 mencapai 1.448 kasus.
BANGLI, NusaBali
Jumlah tersebut mengalami penurunan dibandingkan jumlah kasus gigitan anjing pada tahun 2016, mencapai 2.401.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan Bangli I Nyoman Nadi, Kamis (21/9). ‘’Melihat jumlah kasus gigitan 1.448 kasus, dan bila di rata-ratakan setiap harinya terjadi 4 - 6 kasus gigitan anjing,’’ jelasnya.
Nyoman Nadi menilai penurunan angka ini terjadi tidak terlepas dari kepedulian masyarakat akan bahaya anjing liar, terlebih lagi rabies. “Ketika masyarakat tahu akan keberadaan anjing liar langsung melapor ke petugas. Masyarakat juga merelakan anjingnya yang dianggap membahayakan untuk dieliminasi," ungkapnya.
Dikatakan pula, guna menangani kasus gigitan anjing, pihaknya telah membentuk tim tata laksana kasus gigitan yang beranggotakan petugas UPT Keswan di kecamatan, dinas kesehatan dan petugas dari puskesmas. Tim ini bertugas menyelidiki asal-usul kasus gigitan ke lapangan. Jika ada kasus gigitan anjing, petugas akan mencari asal usul kasusnya.
Dikonfirmasi terpisah, Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Keswan, Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (PKP) Bangli Sri Rahayu, memgungkapkan pada tahun 2017 ditemukan masyatakat terindikasi terkena rabies pasca tergigit anjing. Hasil ini mengacu pemeriksaan otak anjing yang sebelumnya sempat menggigit warga di Balai Besar Veteriner (BB VET) Denpasar. Dikatakan, tidak seluruh anjing yang sempat menggigit langsung otaknya diambil untuk diperiksa ke LAB. Namun petugas memilah- milahnya jika anjing tersebut liar dan dicurigai terkontamiasi rabies serta menggigit banyak warga. “Dari 137 sampel otak anjing yang sebelumnya sempat menggigit warga kami bawa ke Lab hasilnya 7 anjing dinyatakan postif rabies. Dari berbagai kasus gigitan anjing yang terjadi tidak sampai menimbulkan korban jiwa.*e
Komentar