Sebagian Sulinggih Enggan Mengungsi
Sebagian besar dari 107 sulinggih yang tinggal di kawasan rawan bencana (KRB) masih enggan mengungsi, meskipun Gunung Agung sudah berstatus awas.
AMLAPURA, NusaBali
Sedangkan untuk 22 sulinggih yang berada di KRB III sudah mengungsi semua.Data yang diperoleh NusaBali, Rabu (27/9), wilayah KRB III yang meliputi enam desa, dihuni 22 sulinggih dan semuanya sudah mengungsih ke daerah aman. Keenam desa tersebut masing-masing Desa Ban (Kecamatan Kubu), Desa Dukuh (Kecamatan Kubu), Desa Sebudi (Kecamatan Selat), Desa Buana Giri (Kecamatan Bebandem), dan Desa Jungutan (Kecamatan Bebandem).
Sedangkan wilayah KRB II meliputi 5 desa, yakni Desa Pempatan (Kecamatan Ren-dang), Desa Tulamben (Kecamatan Kubu), Desa Datah (Kecamatan Abang), Desa Pidpid (Kecamatan Abang), dan Desa Amerta Bhuana (Kecamatan Selat). Di kawasan ini tidak ada sulinggih.
Sementara wilayah KRB I yang meliputi 21 desa/kelurahan, dihuni 85 sulinggih. Rinciannya, Desa Duda (Kecamatan Selat/dihuni 14 sulinggih), Desa Selat (Kecamatan Selat/2 sulinggih), Desa Muncan (Kecamatan Selat/8 sulinggih), Desa Duda Timur (Kecamatan Selat/5 sulinggih), Desa Sibetan (Kecamatan Bebandem/13 sulinggih), Desa Bebandem (Kecamatan Bebandem/3 sulinggih), Desa Budakeling (Kecamatan Bebandem/14 sulinggih), Desa Ababi (Kecamatan Abang/6 sulinggih), Desa Menanga (Kecamatan Rendang/4 sulinggih), Kelurahan Subagan (Kecamatan Karangasem/12 sulinggih), dan Kelurahan Padangkerta (Kecamatan Karangasem/sulinggih).
Para sulinggih yang tinggal di KRB I inilah yang kabarnya masih enggan untuk me-ngungsi. Sebaliknya, seluruh 22 sulinggih di KRB III sudah mengungsi ke tempat aman. Hal ini juga diakui tokoh dari Gria Ulon, Banjar/Desa Jungutan, Kecamatan Bebandem, IB Oka Gunastawa.
"Semua Ida Pedanda dari Desa Jungutan telah mengungsi ke luar Karangasem. Saya sendiri mengajak tiga sulinggih ke Desa Batubulan, Kecamatan Sukawati, Gianyar," jelas Oka Gunastawa yang juga Ketua DPW NasDem Bali.
Sementara itu, para sulinggih di Desa Budakeling, Kecamatan Bebandem yang berjumlah 14 orang, masih enggan mengungsi. Mereka kompak menggelar doa setiap hari, guna mencegah terjadinya erupsi Gunung Agung. Pengalaman bencana Gunung Agung meletus tahun 1963 membuktikan, kekuatan doa seluruh Ida Pedanda di Desa Budakeling mampu membelokkan aliran lahar panas dari desa tersebut.
Bendesa Pakraman Budakeling, Ida Wayan Jelantik Oyo, mengatakan atas dasar pengalaman 1963 itu, sejauh ini belum ada warga Desa Budakeling yang mengungsi. Para sulinggih di Desa Budakeling juga belum ada yang mengungsi. “Belum ada yang mengungsi,” ujar Jelantik Oyo, menegaskan saat dihubungi NusaBali di Griya Sukayasa, Banjar Triwangsa, Desa Budakeling, Senin (25/9) lalu.
Menurut Jelantik Oyo, 14 pedanda kompak khusyuk berdoa setiap hari dengan menggelar ritual Nyurya Sewana di Pura Kahyangan Tiga, Pura Dang Kahyangan Taman Sari, dan pura lainnya. Mereka menggelar ritual bersama krama dan Ida Mangku, untuk mendoakan agar semesta ini selamat, seluruh umat sedharma terhindar dari bahaya. "Makanya kami tidak ngungsi, seluruh warga tidak ngungsi, begitu juga Ida Pedanda pilih berdoa setiap hari," katanya. *k16
Sedangkan wilayah KRB II meliputi 5 desa, yakni Desa Pempatan (Kecamatan Ren-dang), Desa Tulamben (Kecamatan Kubu), Desa Datah (Kecamatan Abang), Desa Pidpid (Kecamatan Abang), dan Desa Amerta Bhuana (Kecamatan Selat). Di kawasan ini tidak ada sulinggih.
Sementara wilayah KRB I yang meliputi 21 desa/kelurahan, dihuni 85 sulinggih. Rinciannya, Desa Duda (Kecamatan Selat/dihuni 14 sulinggih), Desa Selat (Kecamatan Selat/2 sulinggih), Desa Muncan (Kecamatan Selat/8 sulinggih), Desa Duda Timur (Kecamatan Selat/5 sulinggih), Desa Sibetan (Kecamatan Bebandem/13 sulinggih), Desa Bebandem (Kecamatan Bebandem/3 sulinggih), Desa Budakeling (Kecamatan Bebandem/14 sulinggih), Desa Ababi (Kecamatan Abang/6 sulinggih), Desa Menanga (Kecamatan Rendang/4 sulinggih), Kelurahan Subagan (Kecamatan Karangasem/12 sulinggih), dan Kelurahan Padangkerta (Kecamatan Karangasem/sulinggih).
Para sulinggih yang tinggal di KRB I inilah yang kabarnya masih enggan untuk me-ngungsi. Sebaliknya, seluruh 22 sulinggih di KRB III sudah mengungsi ke tempat aman. Hal ini juga diakui tokoh dari Gria Ulon, Banjar/Desa Jungutan, Kecamatan Bebandem, IB Oka Gunastawa.
"Semua Ida Pedanda dari Desa Jungutan telah mengungsi ke luar Karangasem. Saya sendiri mengajak tiga sulinggih ke Desa Batubulan, Kecamatan Sukawati, Gianyar," jelas Oka Gunastawa yang juga Ketua DPW NasDem Bali.
Sementara itu, para sulinggih di Desa Budakeling, Kecamatan Bebandem yang berjumlah 14 orang, masih enggan mengungsi. Mereka kompak menggelar doa setiap hari, guna mencegah terjadinya erupsi Gunung Agung. Pengalaman bencana Gunung Agung meletus tahun 1963 membuktikan, kekuatan doa seluruh Ida Pedanda di Desa Budakeling mampu membelokkan aliran lahar panas dari desa tersebut.
Bendesa Pakraman Budakeling, Ida Wayan Jelantik Oyo, mengatakan atas dasar pengalaman 1963 itu, sejauh ini belum ada warga Desa Budakeling yang mengungsi. Para sulinggih di Desa Budakeling juga belum ada yang mengungsi. “Belum ada yang mengungsi,” ujar Jelantik Oyo, menegaskan saat dihubungi NusaBali di Griya Sukayasa, Banjar Triwangsa, Desa Budakeling, Senin (25/9) lalu.
Menurut Jelantik Oyo, 14 pedanda kompak khusyuk berdoa setiap hari dengan menggelar ritual Nyurya Sewana di Pura Kahyangan Tiga, Pura Dang Kahyangan Taman Sari, dan pura lainnya. Mereka menggelar ritual bersama krama dan Ida Mangku, untuk mendoakan agar semesta ini selamat, seluruh umat sedharma terhindar dari bahaya. "Makanya kami tidak ngungsi, seluruh warga tidak ngungsi, begitu juga Ida Pedanda pilih berdoa setiap hari," katanya. *k16
1
Komentar