Dua Petahana Tumbang
Tiga petahana mempertahankan kursi perbekel, sedangkan dua lainnya kandas, termasuk Ketua Forkom Perbekel/Lurah Made Suteja yang kehilangan kursi di Desa Dencarik.
Pilkel Serentak di Buleleng
SINGARAJA, NusaBali
Pemilihan Perbekel (Pilkel) serentak gelombang II di tahun 2017, telah berlangsung aman kendati sempat ada kekhawatiran ricuh. Hasil penghitungan suara di masing-masing TPS, ada dua calon petahana yang kalah.
Pilkel serentak berlangsung Rabu (27/9) pagi. Warga mulai salurkan hak pilihnya sejak pukul 07.00 hingga 12.00 Wita. Pilkel serentak kali ini melibatkan 11 desa dengan 40 calon. Dari 40 calon itu, lima di antaranya adalah calon petahana. Hasil penghitungan perolehan suara di masing-masing TPS di 11 desa, pada pukul 13.00 Wita, ada dua calon petahana yang tidak mampu melenggang menduduki jabatan perbekel.
Sebanyak 11 desa yang melaksanakan Pilkel yakni Bondalem, Sembiran, Kecamatan Tejakula, Desa Sangsit Kecamatan Sawan, Desa Tukadmungga, Kecamatan Buleleng, Desa Sidetapa, Dencarik, Kecamatan Banjar, Desa Sepang Kelod, Kecamatan Busungbiu, Desa Pangkung Paruk, Kecamatan Seririt, Desa Tukadsumaga, Musi, dan Banyupoh, Kecamatan Gerokgak.
Dua calon petahana yang kandas masing-masing Made Suteja, calon petanaha Desa Dencarik, dan Made Arka calon petahana Desa Tukadmungga. Calon petahana Made Suteja yang juga Ketua Forkom Perbekel/Lurah Kabupaten Buleleng, hanya mampu meraih 447 suara. Suteja dikalahkan calon newcomer Putu Budiasa yang meraih 1.479 suara. Sedangkan calon petahana Made Arka, hanya meraih 302 suara, dibandingkan rivalnya I Putu Madia dengan perolehan 825 suara.
Selain itu ada tiga calon petahana yang masih perkasa masing-masing Perbekel Sangsit Putu Arya Suyasa dengan perolehan 1.875 suara, Perbekel Pangkungparuk Ketut Sudiarsana dengan perolehan 2.866 suara, serta Perbekel Tukadsumaga I Made Gelgel dengan perolehan 2.128 suara.
Pelaksanaan coblosan di Desa Sangsit sempat dikhawatirkan akan berlangsung panas. Karena calon yang berlangag merupakan kader partai. Arya Suyasa merupakan kader PDIP, sedangkan Ketut Sonen merupakan presentasi dari Partai Gerindra, karena istrinya Luh Marleni merupakan anggota DPRD Buleleng dari Fraksi Gerindra. Namun hingga usai penghitungan suara, suasana di di Desa Sangsit tetap kondusif. Kendati demikian, jajaran Polsek Sawan tetap turunkan seluruh anggotanya mengawal pelaksanaan coblosan hingga penghitungan suara.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Buleleng, Gede Sandiyasa menjelaskan, pelaksanaan pilkel serentak di Kabupaten Buleleng berjalan relatif aman. Pihaknya telah memetakan desa-desa yang masuk zona rawan. Meski masuk dalam zona rawan, beberapa desa terbukti bisa menyelenggarakan Pilkel dengan lancar.
Sandhiyasa tak menampik ada beberapa keluhan mengenai Pilkel, terutama pemilih pemula yang tak bisa ikut menyalurkan hak pilihnya. Untuk hal ini, Sandhiyasa tak bisa berbuat banyak. Penyebabnya tidak ada regulasi yang mengharuskan meliburkan siswa.
“Tidak ada regulasi yang mengharuskan meliburkan siswa. Beda dengan Pilpres, Pileg, dan Pilkada yang diatur Undang-Undang Pemilu. Tapi secara umum, dari hasil pantauan kami, semua berjalan dengan lancar,” kata Sandhiyasa.
Masih kata Sandhiyasa, tahapan berikutnya adalah rekapitulasi hasil perolehan suara di masing-masing desa. Hasil rekapitulasi itu akan diketahui perolehan suara seluruh calon. Selanjutnya panitia Pilkel dimasing-masing desa akan menyerahkan hasil rekapitulasi itu kepada BPD masing-masing. “Nanti BPD yang menyampaikan hasil pelaksanaan Pilkel ke PMD. Nanti PMD menyampaikan pada Bupati untuk dibuatkan SK penetapan,” katanya. *k19
SINGARAJA, NusaBali
Pemilihan Perbekel (Pilkel) serentak gelombang II di tahun 2017, telah berlangsung aman kendati sempat ada kekhawatiran ricuh. Hasil penghitungan suara di masing-masing TPS, ada dua calon petahana yang kalah.
Pilkel serentak berlangsung Rabu (27/9) pagi. Warga mulai salurkan hak pilihnya sejak pukul 07.00 hingga 12.00 Wita. Pilkel serentak kali ini melibatkan 11 desa dengan 40 calon. Dari 40 calon itu, lima di antaranya adalah calon petahana. Hasil penghitungan perolehan suara di masing-masing TPS di 11 desa, pada pukul 13.00 Wita, ada dua calon petahana yang tidak mampu melenggang menduduki jabatan perbekel.
Sebanyak 11 desa yang melaksanakan Pilkel yakni Bondalem, Sembiran, Kecamatan Tejakula, Desa Sangsit Kecamatan Sawan, Desa Tukadmungga, Kecamatan Buleleng, Desa Sidetapa, Dencarik, Kecamatan Banjar, Desa Sepang Kelod, Kecamatan Busungbiu, Desa Pangkung Paruk, Kecamatan Seririt, Desa Tukadsumaga, Musi, dan Banyupoh, Kecamatan Gerokgak.
Dua calon petahana yang kandas masing-masing Made Suteja, calon petanaha Desa Dencarik, dan Made Arka calon petahana Desa Tukadmungga. Calon petahana Made Suteja yang juga Ketua Forkom Perbekel/Lurah Kabupaten Buleleng, hanya mampu meraih 447 suara. Suteja dikalahkan calon newcomer Putu Budiasa yang meraih 1.479 suara. Sedangkan calon petahana Made Arka, hanya meraih 302 suara, dibandingkan rivalnya I Putu Madia dengan perolehan 825 suara.
Selain itu ada tiga calon petahana yang masih perkasa masing-masing Perbekel Sangsit Putu Arya Suyasa dengan perolehan 1.875 suara, Perbekel Pangkungparuk Ketut Sudiarsana dengan perolehan 2.866 suara, serta Perbekel Tukadsumaga I Made Gelgel dengan perolehan 2.128 suara.
Pelaksanaan coblosan di Desa Sangsit sempat dikhawatirkan akan berlangsung panas. Karena calon yang berlangag merupakan kader partai. Arya Suyasa merupakan kader PDIP, sedangkan Ketut Sonen merupakan presentasi dari Partai Gerindra, karena istrinya Luh Marleni merupakan anggota DPRD Buleleng dari Fraksi Gerindra. Namun hingga usai penghitungan suara, suasana di di Desa Sangsit tetap kondusif. Kendati demikian, jajaran Polsek Sawan tetap turunkan seluruh anggotanya mengawal pelaksanaan coblosan hingga penghitungan suara.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Buleleng, Gede Sandiyasa menjelaskan, pelaksanaan pilkel serentak di Kabupaten Buleleng berjalan relatif aman. Pihaknya telah memetakan desa-desa yang masuk zona rawan. Meski masuk dalam zona rawan, beberapa desa terbukti bisa menyelenggarakan Pilkel dengan lancar.
Sandhiyasa tak menampik ada beberapa keluhan mengenai Pilkel, terutama pemilih pemula yang tak bisa ikut menyalurkan hak pilihnya. Untuk hal ini, Sandhiyasa tak bisa berbuat banyak. Penyebabnya tidak ada regulasi yang mengharuskan meliburkan siswa.
“Tidak ada regulasi yang mengharuskan meliburkan siswa. Beda dengan Pilpres, Pileg, dan Pilkada yang diatur Undang-Undang Pemilu. Tapi secara umum, dari hasil pantauan kami, semua berjalan dengan lancar,” kata Sandhiyasa.
Masih kata Sandhiyasa, tahapan berikutnya adalah rekapitulasi hasil perolehan suara di masing-masing desa. Hasil rekapitulasi itu akan diketahui perolehan suara seluruh calon. Selanjutnya panitia Pilkel dimasing-masing desa akan menyerahkan hasil rekapitulasi itu kepada BPD masing-masing. “Nanti BPD yang menyampaikan hasil pelaksanaan Pilkel ke PMD. Nanti PMD menyampaikan pada Bupati untuk dibuatkan SK penetapan,” katanya. *k19
Komentar