nusabali

Tiga SMA di KRB Tetap Belajar

  • www.nusabali.com-tiga-sma-di-krb-tetap-belajar

Tiga (3) dari 13 sekolah level SMA/SMK yang berada di kawasan rawan bencana (KRB) Gunung Agung di Karangasem tetap beroperasi dan melakukan proses belajar mengajar.

AMLAPURA, NusaBali

Sekolah tersebut masing-masing SMAN 2 Amlapura, SMA PGRI Amlapura, dan SMKN Amlapura, yang semuanya berada di KRB I.

SMAN 2 Amlapura dan SMA PGRI Amlapura sama-sama berlokasi di Lingkungan Janggapati, Kelurahan Subagan, Kecamatan Karangasem. Sedangkan SMKN Amlapura berlokasi di Lingkungan Dukuh, Kelurahan Subagan, Kecamatan Karangasem. Lokasi ketiga sekolah ini memang berada di luar radius 12 kilometer dari kawah puncak Gunung Agung. Namun, semuanya masuk KRB I karena merupakan jalur aliran lahar dingin Gunung Agung.

Meski berada di zona merah, namun ketiga sekolah ini tetap beroperasi dan melakukan proses belajar mengajar hingga Jumat (29/9). Padahal, sebagian besar siswa dari sekolah ini sudah mengungsi ke tempat aman. Para siswa pun berangkat sekolah dari lokasi pengungsian masing-masing.

Kepala Sekolah (Kasek) SMKN Amlapura, I Wayan Artana, berupaya terus meyakinkan 1.173 siswanya agar tenang. Sebab, lokasi sekolahnya di luar radius 12 kilometer dari kawah puncak Gunung Agung.

Kasek Wayan Artana menyebutkan, dalam seminggu pertama pasca Gunung Agung ditetapkan dalam status awas (level IV), pihaknya berupaya memotivasi para siswa agar tidak trauma dengan berita-berita di media. Pihaknya merasa perlu memulihkan psikologis para siswa, dengan harapan mereka bisa optimal melakukan pembelajaran.

Menurut Wayan Artana, jika Gunung Agung meletus, maka material lahar pertama-tama akan menutupi lubang-lubang di galian C. "Untuk mengalir hingga lahar tiba di Kota Amlapura, masih jauh. Kita masih sempat menyelamatkan diri," dalih Wayan Artana di SMKN Amlapura, Jumat kemarin.

Meski demikian, Wayan Artama mengakui situasi belajar di sekolah berlangsung dalam suasana waspada, sambil melihat-lihat kondisi Gunung Agung. Itu sebabnya, parkir sepeda motor para siswa diatur sedemikian rupa di mana bodi depan (kepala) menghadap ke jalan raya. “Maksudnya, begitu bencana datang, anak-anak bisa langsung tancap gas,” jelas Artama.

Para siswa SMKN Amlapura yang berjumlah 1.173 orang saat ini terbagi dalam lima program keahlian. Pertama, program Teknik Kendaraan Ringan (siswa Kelas X sebanyak 26 orang, Kelas XI sebanyak 18 orang, dan Kelas XII sebanyak 19 orang). Kedua, program Teknik Sepeda Motor (siswa Kelas X sebanyak 34 orang, Kelas XI sebanyak 11 orang, dan Kelas XII sebanyak 31 orang).

Ketiga, program Keperawatan (siswa Kelas X sebanyak 68 orang, Kelas XI sebanyak 68 orang, dan dan Kelas XII sebanyak 88 orang). Keempat, program Akomodasi Perhotelan (Kelas X sebanyak 119 orang, Kelas XI sebanyak 182 orang, dan Kelas XII sebanyak 142 orang). Kelima program Jasa Boga (siswa Kelas X sebanyak 108 orang, Kelas XI sebanyak 151 orang, dan Kelas XII sebanyak 107 orang).

Secara terpisah, Kasek SMA PGRI Amlapura, I Ketut Jelantik, mengatakan proses belajar mengajar di sekolahkan tetap di lakukan khusus untuk siswa yang tidak mengungsi). "Kami telah arahkan, jika terjadi bencana, evakuasi menuju jalur timur ke Amlapura. B egitu menyeberang Jembatan Tukad Jangga, sudah aman," tandas Ketut Jelantik secara terpisah di Amlapura, Jumat kemarin.

SMA PGRI Amlapura sendiri memiliki siswa Kelas X sebanyak 206 orang, Kelas XI sebanyak 160 orang, dan Kelas XII sebanyak 186 orang. "Hanya sebagian kecil siswa kami yang mengungsi. Siswa yang mengungsi telah belajar di sekolah dekat pengungsian mereka," papar Ketut Jelantik.

Sedangkan Kasek SMAN 2 Amlapura, I Nengah Miyasa, hanya sebagian kecil yak ni 179 siswanya yang datang ke sekolah untuk belajar rutin tiap hari. Sedangkan sebagian besar lainnya telah mengungsi dan pilih melanjutkan pendidikan di dekat pengungsian mereka.

Menurut Nengah Miyasa, total siswa SMAN 2 Amlapura masing-masing Kelas X sebanyak 289 orang, Kelas XI sebanyak 311 orang, dan Kelas XII sebanyak 278 orang. "Dari jumlah itu, hanya 179 siswa yang tidak mengungsi. Mereka tetap layani belajar di sekolah, sambil waspada selalu," tandas Nengah Miyasa.

Sementara itu, secara keseluruhan ada 13 SMA/SMK di wilayah KRB Gunung Agung. Sebanyak 9 sekolah di antaranya tak lagi menggelar proses belajar mengajar, yakni SMAN Bebandem (KRB III), SMA Pariwisata Mahardika Abang (KRB II), SMAN Kubu (KRB I), SMK Dharma Prasanti Amlapura    (KRB I), SMK Nasional Amlapura (KRB I), SMKN Kubu (KRB I), SMKN Nusa Dua Toya Anyar (KRB I), SMK PGRI Amlapura (KRB I), dan SMK Widya Wisata Graha (KRB I). *k16

Komentar