35 Hektare Padi Alami Puso
Musim kemarau berkepanjangan menyebabkan tanaman padi di lahan seluas 35 hektare di Kabupaten Tabanan mengalami puso.
TABANAN, NusaBali
Sementara tanaman padi mengalami kekeringan berat seluas 27 hektare dan kekeringan ringan seluas 43 hektare. Sedangkan tanaman padi yang terancam kekeringan seluas 129 hektare. Padi yang mengalami puso terjadi di daerah hilir yaitu Kecamatan Kerambitan, Selemadeg Timur, dan Marga.
Kepala Bidang Pengembangan Produksi Dinas Pertanian, Hortikultura, dan Tanaman Pangan Tabanan, I Wayan Suandra, menjelaskan untuk mengatasi tanaman padi yang terancam mati kekeringan akibat kekurangan air dilakukan penjadwalan pengairan ke subak-subak. “Jadi kami melakukan kerjasama dengan subak-subak yang ada di hulu, sehingga jadwal pengairan bisa diatur agar memprioritaskan subak yang tanaman padinya mengalami kekeringan atau terancam kering,” jelas Suandra, Minggu (11/10).
Atasi gagal panen, Dinas Pertanian, Holtikultura, dan Tanaman Pangan telah usulkan asuransi untuk mengganti kerugian petani. Bentuk dari asuransi sedang dalam pembahasan di Provinsi Bali. Dari data per Juli 2015, tanaman padi terancam kering di Tabanan berjumlah 515 hektare. Jumlah ini menurun per September 2015 yang hanya mencapai 129 hektare. Pengurangan ini dikarenakan tanaman padi sudah ada yang dipanen. “Dari 515 hektare yang terancam kering di bulan Juli 2015 sudah ada yang dipanen hingga luas tanaman padi yang terancam kering berkurang,” ujarnya.
Diterangkan, tanaman padi yang kering yakni kekurangan air, sehingga bulirnya terancam tidak berisi. Disebutkan ada empat tingkatan kekeringan untuk tanaman padi yaitu kering ringan, sedang, berat, dan puso. Kering ringan artinya tanaman padi bisa dipulihkan kembali 100 persen jika terkena air. Kering sedang tanaman padi bisa kembali pulih jika terkena air namun tidak 100 persen. Begitu juga dengan kering berat. Namun untuk kering berat, jika tidak terkena air maka bisa mengakibatkan puso atau gagal panen.
1
Komentar