SD di Daerah Rawan Bencana Nekat Buka
Sempat ditutup sejak 22 September, akhirnya kegiatan sekolah diaktifkan lagi menyusul surat edaran Gubernur Bali soal PNS yang harus bekerja.
Alasan Guru karena Ada Edaran Gubernur
SINGARAJA, NusaBali
Proses belajar-mengajar di SDN 2 Desa Sukadana, Kecamatan Kubu, Karangsem yang sempat dihentikan selama sepekan, kembali dibuka. Pihak sekolah berdalih, karena ada edaran dari Gubernur yang meminta PNS tetap bekerja. Kendati demikian tidak banyak siswa yang masuk sekolah.
Desa Sukadana merupakan salah satu desa di Kecamatan Kubu yang tercatat dalam daftar kawasan rawan bencana (KRB). Namun, sekolah di SDN 2 Sukadana justru kembali berkaktivitas, sejak Senin (2/10), setelah sempat ditutup sejak Jumat (22/9) lalu. Sekolah ini sempat ditutup karena seluruh siswa diajak orang tuannya mengungsi. Demikian juga dengan para guru pilih tidak datang ke sekolah, karena sudah tidak ada anak-anak yang sekolah.
Nah sejak Senin kemarin, SDN 2 Sukadana kembali beraktivitas. Kabarnya para guru menghubungi orangtua murid agar kembali sekolahkan anak-anaknya, karena aktivitas belajar kembali dibuka. Karena dihubungi, orangtua akhirnya mengantar anak-anaknya ke sekolah. Namun jumlah siswa yang datang tidak begitu banyak. Anak-anak yang datang karena sudah diajak balik ke kampung halamannya dari tempat pengungsian oleh orangtua mereka.
Tercatat dari 157 siswa mulai kelas 1 sampai kelas 6, yang datang hanya sebanyak 21 siswa. Rinciannya kelas 6, 1 orang, kelas 5, 5 orang, kelas 4, 2 orang, kelas 3, 3 orang, kelas 2, 5 orang dan kelas 1, 5 orang.
Anak-anak yang mulai sekolah sebagian besar ditunggui oleh orangtuanya. Para orangtua rela menunggu agar mudah mengajak anaknya lari ketika Gunung Agung benar-benar erupsi. “Kemarin ditelpon kepala sekolah, agar kembali ke sekolah. Kalau sekolahnya terpencar, nanti susah mencatatnya katanya. Makanya anak saya sekolahkan lagi. Di samping itu, situasi juga masih aman, ya lebih baik sekolahkan dulu sementara, nanti kalau gimana-gimana yang harus pindah juga,” kata Wayan Sukarmini, salah satu orangtua murid yang tengah menunggu anaknya belajar.
Sementara salah satu guru yang sempat ditemui Luh Sukreni mengaku, dirinya kembali mengajar karena ada pesan melalui grup WA yang meminta seluruh guru kembali mengajar. Di samping itu, ia juga sempat membaca ada surat edaran dari Gubernur Bali Made Mangku Pastika yang meminta PNS harus bekerja. “Saya baca di grup WA dan ditelepon sama teman, diminta kembali lagi mengajar, maka saya kembali lagi. Padahal saya sudah dapat tempat di SD Pedungan, Denpasar untuk membantu, karena ada pesan itu saya kembali lagi,” katanya.
Di samping itu Luh Sukreni juga menjelaskan kalau orangtua murid menyatakan situasi masih aman saja. Sehingga sudah banyak warga yang tadinya mengungsi balik ke kampung halamannya. Karena situasi itulah anak-anak disekolahkan. “Menurut warga karena situasinya masih aman saja, ada yang balik ke kampung. Dan anak-anaknya mulai disekolahkan. Kalau siswa yang datang, tapi kita tidak dilayani kan tidak enak, jangan sampai anak-anak semangat sekolah, justru kita tidak,” jelasnya.
Disinggung tidak khawatir karena Desa Sukadana masuk KRB? Luh Sukreni mengaku tetap khawatir dengan status Gunung Agung. Namun karena ada edaran, dan sebagai PNS yang hanya mengandalkan pengasilan dari gaji guru, maka resiko itu harus dilalui. “Sebenarnya was-was juga, tapi sebagai guru dan karena ada edaran seperti itu (edaran gubernur,red), takut juga nanti tidak terima gaji, saya punya keluarga, sama seperti pengungsi, saya hanya mengandalkan gaji ini saja,” ujarnya.
Menurut informasi, aktivitas belajar mengajar yang dimulai lagi tidak hanya di SDN 2 Sukadana, di beberapa sekolah di Kecamatan Kubu juga melaksanakan hal yang sama. *k19
SINGARAJA, NusaBali
Proses belajar-mengajar di SDN 2 Desa Sukadana, Kecamatan Kubu, Karangsem yang sempat dihentikan selama sepekan, kembali dibuka. Pihak sekolah berdalih, karena ada edaran dari Gubernur yang meminta PNS tetap bekerja. Kendati demikian tidak banyak siswa yang masuk sekolah.
Desa Sukadana merupakan salah satu desa di Kecamatan Kubu yang tercatat dalam daftar kawasan rawan bencana (KRB). Namun, sekolah di SDN 2 Sukadana justru kembali berkaktivitas, sejak Senin (2/10), setelah sempat ditutup sejak Jumat (22/9) lalu. Sekolah ini sempat ditutup karena seluruh siswa diajak orang tuannya mengungsi. Demikian juga dengan para guru pilih tidak datang ke sekolah, karena sudah tidak ada anak-anak yang sekolah.
Nah sejak Senin kemarin, SDN 2 Sukadana kembali beraktivitas. Kabarnya para guru menghubungi orangtua murid agar kembali sekolahkan anak-anaknya, karena aktivitas belajar kembali dibuka. Karena dihubungi, orangtua akhirnya mengantar anak-anaknya ke sekolah. Namun jumlah siswa yang datang tidak begitu banyak. Anak-anak yang datang karena sudah diajak balik ke kampung halamannya dari tempat pengungsian oleh orangtua mereka.
Tercatat dari 157 siswa mulai kelas 1 sampai kelas 6, yang datang hanya sebanyak 21 siswa. Rinciannya kelas 6, 1 orang, kelas 5, 5 orang, kelas 4, 2 orang, kelas 3, 3 orang, kelas 2, 5 orang dan kelas 1, 5 orang.
Anak-anak yang mulai sekolah sebagian besar ditunggui oleh orangtuanya. Para orangtua rela menunggu agar mudah mengajak anaknya lari ketika Gunung Agung benar-benar erupsi. “Kemarin ditelpon kepala sekolah, agar kembali ke sekolah. Kalau sekolahnya terpencar, nanti susah mencatatnya katanya. Makanya anak saya sekolahkan lagi. Di samping itu, situasi juga masih aman, ya lebih baik sekolahkan dulu sementara, nanti kalau gimana-gimana yang harus pindah juga,” kata Wayan Sukarmini, salah satu orangtua murid yang tengah menunggu anaknya belajar.
Sementara salah satu guru yang sempat ditemui Luh Sukreni mengaku, dirinya kembali mengajar karena ada pesan melalui grup WA yang meminta seluruh guru kembali mengajar. Di samping itu, ia juga sempat membaca ada surat edaran dari Gubernur Bali Made Mangku Pastika yang meminta PNS harus bekerja. “Saya baca di grup WA dan ditelepon sama teman, diminta kembali lagi mengajar, maka saya kembali lagi. Padahal saya sudah dapat tempat di SD Pedungan, Denpasar untuk membantu, karena ada pesan itu saya kembali lagi,” katanya.
Di samping itu Luh Sukreni juga menjelaskan kalau orangtua murid menyatakan situasi masih aman saja. Sehingga sudah banyak warga yang tadinya mengungsi balik ke kampung halamannya. Karena situasi itulah anak-anak disekolahkan. “Menurut warga karena situasinya masih aman saja, ada yang balik ke kampung. Dan anak-anaknya mulai disekolahkan. Kalau siswa yang datang, tapi kita tidak dilayani kan tidak enak, jangan sampai anak-anak semangat sekolah, justru kita tidak,” jelasnya.
Disinggung tidak khawatir karena Desa Sukadana masuk KRB? Luh Sukreni mengaku tetap khawatir dengan status Gunung Agung. Namun karena ada edaran, dan sebagai PNS yang hanya mengandalkan pengasilan dari gaji guru, maka resiko itu harus dilalui. “Sebenarnya was-was juga, tapi sebagai guru dan karena ada edaran seperti itu (edaran gubernur,red), takut juga nanti tidak terima gaji, saya punya keluarga, sama seperti pengungsi, saya hanya mengandalkan gaji ini saja,” ujarnya.
Menurut informasi, aktivitas belajar mengajar yang dimulai lagi tidak hanya di SDN 2 Sukadana, di beberapa sekolah di Kecamatan Kubu juga melaksanakan hal yang sama. *k19
1
Komentar