Dua Rafting Nekat Beroperasi
Karyawan diingatkan tetap waspada, begitu debit air meningkat kegiatan dihentikan.
AMLAPURA, NusaBali
Dua dari 11 usaha rafting nekat beroperasi di sungai Telaga Waja sejak Minggu (1/10). Dua usaha rafting itu yakni BMW (Bali Mitra Wahana) dengan 201 karyawan dan Bali Cili Rafting dengan 103 karyawan. Sebelumnya mereka sempat menghentikan aktivitas sejak 22 September 2017 sesuai petunjuk pemerintah.
Pengusaha BMW Rafting, I Made Agus Kertiana mengatakan, usahanya dioperasikan atas tuntutan 201 karyawannya. Mereka mendesak kembali bekerja. Alasannya mereka bekerja di luar zone 12 kilometer. “Kami beroperasi kembali atas tuntutan karyawan. Terpenting karyawan dapat nafkah dan biaya operasional tertutupi, kami tidak memikirkan untung,” ungkap Kertiana, Selasa (3/10). Kertiana menegaskan kepada karyawannya agar tetap waspada. Begitu debit air meningkat, kegiatan dihentikan.
Diakui, wisatawan yang main rafting tak seramai sebelum Gunung Agung berstatus awas. Wisatawan yang terlayani sekitar 20 perahu dari 80 perahu miliknya. “Biasanya dalam kondisi normal rata-rata mengoperasikan 30 perahu,” ungkapnya. Kertiana juga berbagi tugas, ada karyawan yang berjaga-jaga di Pos Pengamatan Gunung Api Gunung Agung dan ada yang bekerja. Begitu ada informasi yang tidak memungkinkan beraktivitas di Sungai Telaga Waja, maka dari pos pengamatan menginformasikan untuk menutup kegiatan rafting.
Sementara karyawan BMW Rafting, Putu Widiana dari Banjar Pakel, Desa Sangkan Gunung, Kecamatan Sidemen dan I Made Sukerata dari Banjar Delod Peken, Desa/Kecamatan Rendang mengakui meminta aktivitas rafting kembali dibuka. “Memang karyawan yang mendesak agar wisata rafting dibuka kembali,” kata Putu Widiana. Terpisah, Kepala Dinas Pariwisata Karangasem I Wayan Astika mengakui telah mengeluarkan surat per 22 September 2017 agar aktivitas rafting dihentikan sampai batas dinyatakan aman kembali. Sebab, Sungai Telaga Waja merupakan sungai aliran lahar. “Tujuannya agar pekerja selamat dan wisatawan juga selamat,” jelasnya.
Sebelumnya, Kepala Pelaksana BPBD Karangasem Ida Bagus Ketut Arimbawa membenarkan telah mengeluarkan instruksi agar tidak melakukan aktivitas rafting di sungai Telaga Waja sebab alur sungai itu berhubungan langsung ke Gunung Agung. “Ada perluasan sektoral ke selatan 12 kilometer, salah satunya menuju sungai Telaga Waja,” terang Ida Bagus Arimbawa. Ditambahkan, belakangan ini sering terjadi hujan mendadak sehingga dikhawatirkan terjadi air bah yang membahayakan aktivitas rafting. Penutupan rafting ini dalam batas yang tidak ditentukan mengingat status awas Gunung Agung masih berlaku. *k16
Pengusaha BMW Rafting, I Made Agus Kertiana mengatakan, usahanya dioperasikan atas tuntutan 201 karyawannya. Mereka mendesak kembali bekerja. Alasannya mereka bekerja di luar zone 12 kilometer. “Kami beroperasi kembali atas tuntutan karyawan. Terpenting karyawan dapat nafkah dan biaya operasional tertutupi, kami tidak memikirkan untung,” ungkap Kertiana, Selasa (3/10). Kertiana menegaskan kepada karyawannya agar tetap waspada. Begitu debit air meningkat, kegiatan dihentikan.
Diakui, wisatawan yang main rafting tak seramai sebelum Gunung Agung berstatus awas. Wisatawan yang terlayani sekitar 20 perahu dari 80 perahu miliknya. “Biasanya dalam kondisi normal rata-rata mengoperasikan 30 perahu,” ungkapnya. Kertiana juga berbagi tugas, ada karyawan yang berjaga-jaga di Pos Pengamatan Gunung Api Gunung Agung dan ada yang bekerja. Begitu ada informasi yang tidak memungkinkan beraktivitas di Sungai Telaga Waja, maka dari pos pengamatan menginformasikan untuk menutup kegiatan rafting.
Sementara karyawan BMW Rafting, Putu Widiana dari Banjar Pakel, Desa Sangkan Gunung, Kecamatan Sidemen dan I Made Sukerata dari Banjar Delod Peken, Desa/Kecamatan Rendang mengakui meminta aktivitas rafting kembali dibuka. “Memang karyawan yang mendesak agar wisata rafting dibuka kembali,” kata Putu Widiana. Terpisah, Kepala Dinas Pariwisata Karangasem I Wayan Astika mengakui telah mengeluarkan surat per 22 September 2017 agar aktivitas rafting dihentikan sampai batas dinyatakan aman kembali. Sebab, Sungai Telaga Waja merupakan sungai aliran lahar. “Tujuannya agar pekerja selamat dan wisatawan juga selamat,” jelasnya.
Sebelumnya, Kepala Pelaksana BPBD Karangasem Ida Bagus Ketut Arimbawa membenarkan telah mengeluarkan instruksi agar tidak melakukan aktivitas rafting di sungai Telaga Waja sebab alur sungai itu berhubungan langsung ke Gunung Agung. “Ada perluasan sektoral ke selatan 12 kilometer, salah satunya menuju sungai Telaga Waja,” terang Ida Bagus Arimbawa. Ditambahkan, belakangan ini sering terjadi hujan mendadak sehingga dikhawatirkan terjadi air bah yang membahayakan aktivitas rafting. Penutupan rafting ini dalam batas yang tidak ditentukan mengingat status awas Gunung Agung masih berlaku. *k16
Komentar