Aktivitas Warga Nyaris Lumpuh
Ribuan kepik atau kepinding tanah menyerang warga kota Polewali Mandar, Sulawesi Barat, Rabu malam (4/10/2017).
Ribuan Kepik Serang Polewali Mandar
POLEWALI MANDAR, NusaBali
Serangan hewan tersebut menyebabkan aktivitas warga kota terganggu, bahkan nyaris lumpuh. Sejumlah pedagang gorengan di Jalan Andi Depu dan Andi Latandratu, Kelurahan Lantora, Manding dan Mambulililling, mengeluh lantaran binatang beraroma busuk dan menyengat hidung tersebut menyerang hingga bercampur dengan gorengan, bahkan hinggap di wajan. Pedagang mengaku sangat terganggu karena baunya yang sangat menyengat.
Tak hanya itu, sejumlah swalayan besar yang menggunakan cahaya lampu, permukiman hingga ATM bank yang beroperasi malam hari tak luput dari kepungan serangga.
“Saya kalau sudah magrib pak saya sudah matikan lampu karena kalau menyala sebentar saja langsung banyak kepik,” jelas Erni, ibu rumah tangga di Lantora seperti dilansir kompas.
Irfan, petugas swalayan di Mambulililling, Polewali Mandar, mengaku sudah hampir sepekan serangan ribuan kepik terus meresahkan warga. Meski setiap malam Irfan mebunuh ribuan kepik dengan cara disemprot, namun setiap malam jumahnya tak pernah berkurang.
“Ini baru-baru disapu dan dikumpulkan, dalam beberapa menit penuh lagi. Dan, setiap malam begitu,” tutur Irfan yang heran kawanan kepik terus muncul pada malam hari.
Hama tanaman pangan, seperti pada padi dan jagung berkembang biak sangat cepat terutama saat hujan dan terjadinya bulan purnama. Hewan ini biasanya muncul saat musim hujan atau pasca-panen. Air seni (kencing) kepik bisa menyebabkan kulit terasa gatal, iritasi hingga melepuh.
Kepik termasuk katagori serangga lebih menyukai sensor sinar yang berlebihan. Untuk mengantisipasinya dapat dilakukan dengan metode sederhana, yakni dengan meredupkan sumber cahaya. Untuk pengendalian jika kepik sudah berkembang banyak, yakni penyemprotan insektisida serangga. *
1
Komentar