Hari Ini, Krama Nusa Penida Nyepi Segara
Krama (warga,Red) di Kecamatan Nusa Penida, Klungkung, menggelar Nyepi Segara pada Sukra Wage Wariga, Jumat (6/10) ini.
SEMARAPURA, NusaBali
Nyepi Segara ini ditandai aktivitas di laut setempat baik angkutan transportasi laut, petani rumput laut dan lainnya dihentikan selama sehari penuh.
Jika hal ini dilanggar diyakini akan terkena dampak niskala bagi pelanggar. Nyepi Segara di Nusa Penida merupakan diwariskan secara turun-terumun. Pelaksanaannya dimulai dari Kamis ini sekitar pukul 06.00 Wita sampai Jumat (7/10) sekitar pukul 06.00 Wita. Nyepi Segara sehari setelah Ngusaba Madya Jagat Nusa Penida di Pura Penataran Ped, Nusa Penida, pada Purnama Kapat, Kamis (5/10).
Saat Nyepi Segara ini berlangsung diimbau bagi masyarakat, wisatawan maupun para pelaku pariwisata tidak beraktivitas di peraraian Nusa Penida. Hal ini sudah disosialisasikan sejak beberapa bulan lalu diimbau terutama pelaku pariwisata maupun wisatan untuk mentaatinya. Kalau krama Nusa Penida otomatis sudah mengetahui hal ini karena sudah menjalani dan meyakini tradisi sejak lama. “Kalau pantangan secara sekala memang tidak ada, pecalang pun tidak ada yang berjaga, namun kami tetap mengimbau agar hal ini bisa ditaati,” ujar Sekretaris Umum Panitia Karya Ngusaba Madya Jagat Nusa Penida I Wayan Sukla, kepada NusaBali.
Kata Sukla, Nyepi Segara ini berkaitan erat dengan Ngusaba Madya Jagat Nusa Penida yang saat ini digelar di Pura Penataran Ped. Ngusaba ini bermakna memohon tirta amerta di laut kepada Dewa Baruna sebagai penguasa laut. Maka untuk untuk memohon tirta amerta tersebut, laut disterilkan dari aktivitas selama sehari. “Laut disterilkan sehari agar tidak menggangu beliau (Dewa Baruna) saat bersemedi,” ujarnya.
Ngusaba ini digelar setiap tahun ganjil di Pura Penataran Ped dan tahun genap Ngusaba digelar di Pura Batumedau. Kata dia, untuk dudonan Karya Ngusaba Madya Jagat Nusa Pendia di Pura Kahyangan Jagat Pura Penataran Ped sudah digelar sejak Anggara Wage Sinta, 22 Agustus 2017. Selanjutnya Anggara Umanis Wariga, 3 Oktober digelar prosesi Melasti, Mamasar, Mamendak dan Pawintenan panitia. Buda Paing Wariga, 4 Oktober digelar Mapepada, Pawintenan (Saraswati, desa guna, gana pati, panca ris) dan Memben Banten. Puncak karya pada Purnama Kapat, Wraspati Pon Wariga, 5 Oktober.
Ida Bhatara masineb pada Soma Paing Warigadean, 9 Oktober sekitar pukul 10.00 Wita. Dengan prosesi Bakti Nyineb, Nuwek Bagia Pulakerti, Mrelina Tetanguna, Ida Bhatara Ngeluus, dan Muja Trita Pangenduh. “Diharapkan dengan digelarnya tradisi ini alam beserta isinya senantiasa harmonis dan sejahtera,” harapnya. *wa
1
Komentar