Bendungan Titab Meledak Tiga Kali
Warga dari dua kecamatan bertetangga di Buleleng Barat, Kecamatan Busungbiu dan Kecamatan Seririt, geger oleh isu jebolnya Bendungan Titab, Sabtu (16/1) sore.
SINGARAJA, NusaBali
Masalahnya, terdengar tiga kali bunyi ledakan dari Bendungan Titab yang berlokasi di perbatasan Kecamatan Busungbiu dan Kecamatan Seririt tersebut. Selah dicek, bendungan yang susah terisi 2,5 juta meter kubik dari total 12 juta meter kubik air yang direncanakan ini dinyatakan aman.
Dugaan jebolnya Bendungan Titab yang kemudian bikin geger warga dua kecamatan, Sabtu sore, diperkuat adanya foto retakan dan sumber ledakan yang tersebar luas melalui media sosial. Tak pelak, isu tersebut dengan cepat menyebar dan sekaligus meresahkan masayarakat sekitar.
Berdasarkan penuturan warga yang kebetulan berjualan di seputar areal Bendungan Titab, memang benar sempat terjadi ledakan dahsyat dari dalam bendungan, Sabtu sore sekitar pukul 15.00 Wita. Ledakan keras itu terdengar setelah hujan lebat mengguyur sebagian wilayah Buleleng.
Bahkan, menurut warga, bunyi ledakan keras tersebut terdengar hingga tiga kali. Sumber bunyi ledakan berasal dari pintu tower intake dalam Bendungan Titab. Selain terdengar bunyi ledakan keras hingga tiga kali, air bendungan yang tingginya sudah mencapai 30 meter---sejak Bendungan Titab dialiri air, 13 Desember 2015 lalu---tersebut juga terlihat muncrat ke atas. Ketinggian semburan air yang muncrat mencapai sekitar 3 meter.
Salah satu saksi mata yang melihat denbgan jelas terjadinya semburan air muncrat dari Bendungan Titab sore itu adalah I Nyoman Kerta. Kebetulan, warga asal Desa Ularan, Kecamatan Busungbiu ini sedang berada di sekitar Bendungan Titab sore itu. “Selain tiga kali bunyi ledakan, semburan air muncrat terlihat jelas dari sini,” ujar Nyoman Kerta saat ditemui NusaBali di tepi Bendungan Titab, Minggu (17/1) siang.
Atas kejadian ledakan dan semburan air sore itu, saksi Nyoman Kerta bersama petugas security dan sejumlah warga sempat turun untuk mengecek sumber ledakan. Ternyata, kata Nyoman Kerta, ledakan tersebut bersumber dari pintu intake di dalam Bendungan Titab, sehingga menimbulkan pusaran air.
Wrga sekitar pun atir bunyi ledakan di Bendungan Titab akan mendatangkan benana banjir dan longsor. Warga dua kecamatan semakin khawatir dengan adanya postingan seseorang di media sosial tentang foto dinding Bendungan Titab yang retak. Apalagi, setelah kejadian, air bendungan yang sebelumnya hanya ditampung, mulai mengalir ke saluran irigasi dengan sangat deras.
“Sebelumnya memang tidak ada aliran air dari Bendungan Titab. Tapi, setelah kemarin ada ledakan, airnya langsung mengalir sangat deras ke areal di bawah,” ungkap Nyoman Kerta.
Kekhawatiran warga tersebut akhirnya terdengar oleh jajaran pejabat terkait. Camat Busungbiu, I Made Sudama Diana, Minggu kemarin langsung terjun melakukan pengecek di Bendungan Titab. Menurut Camat Sudama Diana, pihaknya menerima isu soal bendungan retak, Sabtu malam. Kemudian, dia dihubungi oleh atasannya di Pemkab Buleleng.
“Isunya sudah ramai dari kemarin. Banyak yang telepon saya. Akhirnya, hari ini (Minggu) saya datang ke sini (Bendungan Titab) untuk memastikan apa yang terjadi. Bagaimana pun, wilayah ini adalah tanggung jawab saya. Kalau sampai terjadi apa-apa dan mengancam keselamatan warga saya, kan bahaya juga,” tandas Camat Sudama Diana saat dikonfirmasi NusaBali, Minggu kemarin.
Camat Sudama Diana kemarin juga sempat bertemu pihak Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida yang menangani pembangunan Bendungan Titab tersebut di lokasi. Mereka diterima oleh Kepala Satuan Kerja Pelaksana Jaringan Pemanfatan Air Balai Wilayah Sungai Bali-Penida (Kasatker PJPA BWS Bali-Penida), Putu Edi Purnawijaya.
Dalam pertemuan tersebut, Putu Edi Purnawijaya juga membenarkan sempat terjadi ledakan di Bendungan Titab setelah redanya hujan deras, Sabtu sore. Namun, pihaknya menyangkal ledakan tersebut berpotensi timbulkan bencana adat menyebabkan Bendungan Titab jebol. “Ledakan tersebut adalah bunyi dentuman air yang mengalir dari tower intake ke saluran irigasi,” jelas Edi Purnawijaya, Minggu kemarin.
Dia menyatakan suara dentuman tersebut wajar, karena sejak 2 bulan lalu, pintu intake saluran di dasar bendungan dalam kondisi terbuka. Dari kedalaman penuh bendungan mencapai 60 meter, di dalamnya dibangun sebuah tower intake yang menghubungkan antara bendungan dengan saluran irigasi. Tower intake tersebut tingginya mencapai 30 meter.
Selanjutnya...
1
2
Komentar