Gubernur Nunas Ica ke Pura Praja Pemkot Denpasar
Versi Gubernur Pastika, pihaknya nunas ica ke Pura Praja Pemkot Denpasar atas petunjuk para sulinggih yang tergabung dalam Sabha Purohito di bawah pimpinan Ida Pedanda Putra Bajing.
Tempuh Upaya Niskala Terkait Penyelesaian Kisruh RS Indera
DENPASAR, NusaBali
Gubernur Made Mangku Pastika akhirnya menempuh upaya niskala terkait penyelesaian masalah perluasan RS Indera antara Pemkot Denpasar dan Pemprov Bali yang tidak kunjung membuahkan hasil. Upaya niskala itu ditempuh Gubernur Pastika dengan tangkil sembahyang ke Pura Praja Pemkot Denpasar pada Radite Umanis Warigadian, Minggu (17/7) malam.
Saat tangkil sembahyang ke Pura Praja Pemkot Denpasar tadi malam, Gubernur Pastika, antara lain, didampingi Wagub Ketut Sudikerta, Sekda Provinsi Bali Tjokorda Ngurah Pemayun, Kadis Kesehatan Provinsi Bali dr Ketut Suarjaya, dan jajaran Pimpinan SKPD Pemprov Bali lainnya. Sedangkan Penjabat Walikota Denpasar AA Gede Geriya ikut sembahyang bersama Sekda Kota Denpasar, AA Ngurah Rai Iswara.
Gubernur Pastika menyatakan sembahyang bersama ke Pura Praja Pemkot Denpasar ini dilakukan untuk nunas ica (mohon berkah Ida Batara Sesuhunan, sehingga persoalan cepat selesai, red). "Ya, saya mau tangkil sembahyang ke Pura Praja Pemkot Denpasar. Ini saya perjalanan, sekarang persis masih di depan RS Indera, Jalan Angsoka Denpasar. Jangan dibikin hebohlah, kita nunas ica supaya semua bisa diselesaikan dengan baik," ujar Pastika yang saat dihubungi NusaBali per telepon tadi malam sedang dalam perjalanan menuju Pura Praja Pemkot Denpasar.
"Kita hadir (ke Pura Praja Pemkot Denpasar) dengan hati yang ikhlas, bukan ngaturang guru piduka. Kata sulinggih, tidak boleh kalau ngaturang guru piduka, karena kita nggak ada salah. Jadi, malam ini saya sembahyang nunas ica supaya semuanya berjalan dengan baik," lanjut Gubernur Bali asal Desa Sanggalangit, Kecamatan Gerokgak, Buleleng ini.
Menurut Pastika, pihaknya sudah nunasang (memohon petunjuk) kepada sulinggih yang tergabung dalam Sabha Purohito yang diketuai Ida Pedanda Putra Bajing. Berdasarkan petunjuk sulinggih, kalau upaya penyelesaian secara sekala terkait RS Indera tidak bisa, juga bisa ditempuh dengan nunas ica.
"Saya laksanakan petunjuk sulinggih. Beliau-beliau menyampaikan supaya nunas ica di Pura Praja Pemkot Denpasar, sehingga diberikan jalan dan semuanya berjalan dengan baik," lanjut Pastika.
Ditegaskan Pastika, upaya niskala nunas ica ke Pura Praja Pemkot Denpasar ini bukanlah jalan terakhir. Kalau nggak berhasil juga menyelesaikan persoalan RS Indera dengan nunas ica, akan tetap dilakukan upaya-upaya penyelesaian. "Kita tetap berusahalah, ini demi masyarakat Bali. Nggak berhenti sampai di sini," tegas mantan Kapolda Bali dan Kepala Pelaksana Harian Badan Narkotika Nasional (Kalakhar BNN) berpangkat Komisaris Jenderal Polisi (Purn) ini.
Sementara itu, Kadis Kesehatan Provinsi Bali dr Ketut Suarjaya mengatakan kegiatan ritual persembahyangan ke Pura Praja Pemkot Denpasar tadi malam diharapkan bisa membuka jalan, supaya program Pemprov Bali terutama pengembangan RS Indera terselesaikan. "Pak Gubernur, Pak Wagub, dan para pejabat Pemkot Denpasar hadir semua malam ini, termasuk Sekda Kota. Tujuan kami ke sini supaya semua bisa berjalan lancar," ujar dr Suarjaya.
Menurut dr Suarjaya, saat ini kegiatan di RS Indera---rumah sakit khusus melayani buta katarak---tetap berjalan, walaupun dengan tenda darurat. "Semua aktivitas sementara di RS Indera berjalan seperti biasa," sebut birokrat asal Desa Pengastulan, Kecamatan Seririt, Buleleng.
Beberapa hari sebelumnya, dr Suarjaya menyebutkan pengembangan RS Indera sudah direncanakan sejak lama, jauh sebelum lahirnya Peraturan Walikota (Perwali) Nomor 14 Tahun 2014---yang kemudian menghambat pengembangan RS Indera. “Kalau Pemkot Denpasar mau tegas, banyak bangunan yang tidak ber-IMB kok. Coba tertibkan itu dong,” katanya.
Hingga kini, Izin Mendirikan Bangunan (IMB) RS Indera belum kunjung dikeluarkan Pemkot Denpasar, karena keberadaan Perwali 14/2014 tersebut. Padahal, pengembangan RS Indera ini dudah dianggarkan sebanyak Rp 120 miliar dari APBD Bali 2016, selain juga ada Rp 23 miliar dari APBN, dan Rp 30 miliar bantuan pemerintah Australia. Sedangkan pasien buta katarak yang berobat ke RS Indera mencapai sekitar 200 orang per hari. 7 nat
Komentar