nusabali

Dua Kasek Perempuan Dilantik Perdiknas

  • www.nusabali.com-dua-kasek-perempuan-dilantik-perdiknas

Perkumpulan Pendidikan Nasional (Perdiknas) Denpasar melantik pejabat di dua sekolah sekaligus, yakni Sekolah Menengah Pertama (SMP) Nasional dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Teknologi Nasional (Teknas).

DENPASAR, NusaBali
Pelantikan dilakukan Jumat (6/10) di aula SMK Teknas Denpasar. Menariknya, kedua sekolah yang berada di bawah naungan Perdiknas itu dipimpin oleh perempuan.

Kedua srikandi itu adalah Ni Putu Supadmi SPd dan Ni Nyoman Sulasmini SPd. Supadmi menggantikan I Nyoman Sudana memimpin SMP Nasional Denpasar, sedangkan Sulasmini menggantikan Kasek I Made Mudarta di SMK Teknas Denpasar. Baik Supadmi dan Sulasmini tidak dilantik sendiri. Mereka dilantik bersama beberapa pejabat lainnya yang akan menemani selama memanajemen sekolah. 

Bersama Supadmi, dilantik pula pejabat lainnya yakni I Gede Sutrisna SPd sebagai Wakasek Kurikulum, I Nyoman Kembaranada SPd (Wakasek Kesiswaan), I Nyoman Sulastra SPd (Wakasek Sarana Prasarana), Ni Luh Ayu Wandari Susanthi SPd (Bendahara), dan Ni Made Santiasih sebagai Kepala Tata Usaha.

Sementara Sulasmini ditemani oleh I Wayan Dite SPd sebagai Wakasek Kurikulum/Sarana Prasarana, Ni Wayan Parwati Asih SPd MPd (Wakasek Kesiswaan/Humas), Ni Putu Deni Sumartini SE (Bendahara), dan I Nengah Tambun sebagai Kepala Tata Usaha.

Melalui dua kepemimpinan baru ini, Ketua Perdiknas Denpasar, Dr AAA Ngurah Tini Rusmini Gorda SH MH MM, berharap dua wajah sekolah tersebut mampu menunjukkan diri di kancah persaingan yang semakin ketat di era ini. SMP Nasional sendiri sudah mendapat beberapa penghargaan nasional diantaranya menjadi sekolah keluarga, full day school, dan sekolah aman. “Jadi saya ingin bagaimana SMP Nasional menjawab semua program pemerintah apalagi kementerian pemberdayaan perempuan menggencarkan kabupaten/kota layak anak, dimana salah satu indikatornya adalah ada sekolah ramah anak. Ini mungkin bisa dijawab kalau pemimpin itu perempuan,” ungkap Tini Gorda.

Terpilihnya dua pemimpin perempuan, menurutnya, mencoba untuk mengubah paradigma bahwa kepemimpinan perempuan itu juga bisa mempercepat dari tujuan-tujuan dari program tersebut. Terlebih era teknologi yang menuntut agar menyesuaikan diri dengan perubahan zaman, namun tidak lupa para siswa dididik untuk berkarakter. Dalam menghadapi dunia global, tidak hanya sentuhan teknologi, namun human touch (sentuhan manusiawi) nya juga penting dilakukan. 

“Mungkin ketika ada pemimpin perempuan, sentuhan itu yang kita harapkan. Bukan bermaksud dengan mendikotomikan laki-laki tidak bisa melakukan sentuhan itu, tapi paling tidak dengan kepemimpinan perempuan, hal itu bisa seimbang. Sehingga akhirnya kita bisa mengatakan bahwa lulusan SMK Teknologi Nasional adalah lulusan yang berteknologi tapi juga berkarakter,” katanya.

Sementara pendiri Perdiknas, Dr AA Ngurah Oka Suryadinata Gorda SE MM, menambahkan, ada banyak hal yang harus dilihat. Dalam tataran formal sudah pasti akreditasi dan mengikuti standar wajib dilakukan di masing-masing sekolah. Namun ada hal lainnya yang sangat diperhatikan Pendiri Perdiknas ini. 

“Pendidikan itu bukan soal ukuran, tetapi value (nilai). Artinya bagaimana setelah tamat nanti dia bisa menjadi manusia yang lebih berguna, tangguh menghadapi masalah, dan lebih siap. Kalau dalam tatanan formal kan tidak bisa mengabaikan kriteria dari pemerintah,” ujarnya.

Dalam era persaingan, kata Suryadinata, memang ada ‘efek’ yang harus disiasati. Pihaknya pun berharap pemimpin yang baru bisa melihat kondisi yang serba tidak menentu ini sebagai peluang untuk bisa mengelola manajemen sekolah, tanpa harus melakukan tindakan-tindakan di luar koridor pendidikan. “Dunia pendidikan kan membentuk sikap mental. Jadi, yang terpenting mereka menyadari betul tugas mereka sebagai seorang pendidik susah. Apalagi, kalau berbicara nilai dan karakter itu susah bicara jangka pendek. Harus punya roadmap dalam konteks pendidikan karakter. Yang setiap tahun harus dievaluasi. Teknologi menjadi sangat penting, tapi karakter ini juga harus tumbuh. Perlu upaya-upaya simultan baik siswa, guru dan pengelola,” tegasnya. * in

Komentar