Doa Bersama Akhiri Gema Perdamaian XV 2017
Doa bersama sebagai puncak Gema Perdamaian XV yang digelar di Lapangan Timur Lapangan Puputan Margarana, Niti Mandala Denpasar pada, Saniscara Kliwon Wariga, Sabtu (7/10) berjalan khidmat.
DENPASAR, NusaBali
Meski diwarnai turunnya hujan, namun pelaksanaan doa bersama tak menghilangkan esensi acara. Kegiatan ini merupakan puncak dari kegiatan Gema Perdamaian tahun 2017 ini.
"Untuk meraih suasana kedamaian maka beberapa penyakit dalam diri manusia harus dihilangkan, yakni amarah, iri, dengki, sombong dan serakah yang disingkat AIDSS,” ungkap Gubernur Bali, Made Mangku Pastika saat beri sambutan pada acara tersebut. Tak lupa, Gubernur Pastika mengajak seluruh masyarakat untuk mengikis penyakit-penyakit itu sehingga bisa meraih hidup damai.
Acara ini dimeriahkan berbagai pertunjukkan budaya, ada tarian, parade budaya dan doa bersama dipimpin Ketua FKUB Bali, Ida Penglingsir Agung Putra Sukahet. Puncak acara Gema Perdamaian (GP) 2017 ditandai dengan penyalaan obor dimulai dari Gubernur Bali, utusan dari Kemendagri RI, Anggota DPD RI Arya Wedakarna; Ketua FKUB Bali Ida Panglingsir Agung Putra Sukahet dan tujuh tokoh Bali.
Juga ada pentas budaya dengan menghadirkan Tawai Damai, penampilan Sekdut Junior, Ayu Laksmi, dan Drum Jepang. Lalu ada pertunjukan tarian kolaborasi tiga etnis, artis papan atas Ayu Laksmi; artis Pop Bali Ayu Saraswati, dan Gus Teja. Ketua Organizing Committee GP 2017, I Wayan Muliana Guntur mengatakan GP ke-15 ini bisa berlangsung berkat kerja keras seluruh anggota panitia dsn sumbangan dari berbagai pihak. "Partisipasi masyarakat secara tulus ikhlas merupakan hal yang sangat penting sehingga acara yang telah dimulai sejak 1 Agustus lalu bisa berjalan sampai puncak acara sore ini," ujarnya.
Muliana mengharapkan Gema Perdamaian adalah sebuah acara publik yang dicita-citakan sebagai warisan untuk berlangsung terus hingga generasi anak cucu di masa yang akan datang. *cr63
"Untuk meraih suasana kedamaian maka beberapa penyakit dalam diri manusia harus dihilangkan, yakni amarah, iri, dengki, sombong dan serakah yang disingkat AIDSS,” ungkap Gubernur Bali, Made Mangku Pastika saat beri sambutan pada acara tersebut. Tak lupa, Gubernur Pastika mengajak seluruh masyarakat untuk mengikis penyakit-penyakit itu sehingga bisa meraih hidup damai.
Acara ini dimeriahkan berbagai pertunjukkan budaya, ada tarian, parade budaya dan doa bersama dipimpin Ketua FKUB Bali, Ida Penglingsir Agung Putra Sukahet. Puncak acara Gema Perdamaian (GP) 2017 ditandai dengan penyalaan obor dimulai dari Gubernur Bali, utusan dari Kemendagri RI, Anggota DPD RI Arya Wedakarna; Ketua FKUB Bali Ida Panglingsir Agung Putra Sukahet dan tujuh tokoh Bali.
Juga ada pentas budaya dengan menghadirkan Tawai Damai, penampilan Sekdut Junior, Ayu Laksmi, dan Drum Jepang. Lalu ada pertunjukan tarian kolaborasi tiga etnis, artis papan atas Ayu Laksmi; artis Pop Bali Ayu Saraswati, dan Gus Teja. Ketua Organizing Committee GP 2017, I Wayan Muliana Guntur mengatakan GP ke-15 ini bisa berlangsung berkat kerja keras seluruh anggota panitia dsn sumbangan dari berbagai pihak. "Partisipasi masyarakat secara tulus ikhlas merupakan hal yang sangat penting sehingga acara yang telah dimulai sejak 1 Agustus lalu bisa berjalan sampai puncak acara sore ini," ujarnya.
Muliana mengharapkan Gema Perdamaian adalah sebuah acara publik yang dicita-citakan sebagai warisan untuk berlangsung terus hingga generasi anak cucu di masa yang akan datang. *cr63
1
Komentar