Diduga Lupus, Kepala TU RS Karangasem Meninggal
Wardana yang dirawat di ICU RSUP Sanglah kondisinya terus memburuk hingga koma.
AMLAPURA, NusaBali
Kepala Tata Usaha RSUD Karangasem I Nengah Wardana, 53, meninggal di RSUP Sanglah Denpasar akibat sakit komplikasi, Sabtu (30/9). Jenazah Wardana masih dititipkan di RSUP Sanglah. Menurut rencana, pengabenan akan digelar pada Sukra Wage Kuningan, Jumat (10/11) mendatang. Bupati Karangasem, I Gusti Ayu Mas Sumatri bersama rombongan melayat ke rumah duka di Banjar Pesangkan, Desa Duda Timur, Kecamatan Selat, Karangasem, Minggu (8/10).
Istri almarhum, Ni Ketut Wati menuturkan, Wardana masuk RSUD Karangasem, Senin (11/9) dengan keluhan maag. Setelah maag tertangani, muncul penyakit anemia sehingga menyebabkan kekurangan darah dan infeksi saluran kencing. Selama 4 hari di RSUD Karangasem, Wardana dipulangkan pada Kamis (14/9). Namun selang sehari, kembali masuk rumah sakit dan dibawa berobat ke RSUP Sanglah Denpasar dengan gejala panas tinggi, infeksi paru, ulu hati terasa sakit, dan nyeri lutut.
Setelah masuk ICU RSUP Sanglah, Wardana sempat menjalani perawatan di kamar, kemudian masuk ICU lagi, Sabtu (23/9) saat itu kondisinya memburuk disertai koma. Sejak itu, Kepala TU RSUD Karangasem ini tidak bisa bicara lagi. Hanya menggunakan bahasa isyarat dengan menggerakkan jari-jari tangan. “Sempat dapatkan pertolongan dengan alat pemacu jantung Selasa (26/9). Terakhir didiagnose lupus,” tutur Ni Ketut Wati. Ditambahkan, panas badannya cukup tinggi, tak pernah normal rata-rata 38-40 derajat celcius. Wardana mengembuskan napas terakhir, Sabtu (30/9).
Ni Ketut Wati menambahkan, sejak awal menjalani perawatan di RSUP Sanglah, tidak pernah pulang. “Kami boleh dibilang mengungsi di RSUP Sanglah, sambil menjaga almarhum hingga meninggal,” jelas guru Agama Hindu di SD Negeri 3 Duda Timur ini. Sementara ipar almarhum, I Komang Suta Wirata menambahkan, semula merencanakan pengabenan pada Soma Umanis Sungsang, Senin (23/10). Namun Desa Pakraman Duda merestui pada Jumat (10/11).
Almarhum meninggalkan seorang istri Ni Ketut Wati, dua anak: Putu Neti Marheni, Made Sakta Surya Guna, dan dua cucu. Wardana menjabat sebagai Kepala Tata Usaha RSUD Karangasem sejak tahun 2016, sebelumnya sebagai Kepala Bidang Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan Karangasem. “Di saat warga dan keluarga lainnya semuanya mengungsi, kami mengurus almarhum di RSUP Sanglah,” jelas Suta Wirata.
Sementara itu, Bupati Mas Sumatri didampingi Direktur RSUD Karangasem I Wayan Wardana, Kabag Humas dan Protokol I Gede Waskita Suta Dewa, Kadis Kebudayaan I Putu Arnawa dan Sekcam Kubu Ni Made Suradnyani, menyampaikan duka cita atas meninggalnya salah satu staf andalan di RSUD Karangasem. “Beliau pekerja keras, disiplin, loyal, memiliki dedikasi tinggi terhadap pekerjaannya,” jelas Bupati Mas Sumatri. Sedangkan Direktur RSUD Karangasem, Suardana mengaku baru mengetahui almarhum jatuh sakit setelah diberikan tugas tambahan. “Almarhum mengalami autoimmune atau penurunan kekebalan tubuh,” terang Suardana.
Terpisah, krama dari Banjar Cutcut, Desa Ban, Kecamatan Kubu, Ni Nyoman Mara, 102, meninggal di tempat mengungsi di rumah I Ketut Bartiana di Banjar Geretek, Desa Sambirenteng, Kecamatan Tejakula, Buleleng, Senin (2/10). Jenazah korban diantarkan petugas Pos SAR Buleleng Made Hermawan bersama petugas BPBD Buleleng Wawan, menggunakan ambulans PMI Buleleng ke rumah duka, Minggu (8/10). Jenazah korban langsung dikuburkan di setra Desa Pakraman Ban. *k16
Istri almarhum, Ni Ketut Wati menuturkan, Wardana masuk RSUD Karangasem, Senin (11/9) dengan keluhan maag. Setelah maag tertangani, muncul penyakit anemia sehingga menyebabkan kekurangan darah dan infeksi saluran kencing. Selama 4 hari di RSUD Karangasem, Wardana dipulangkan pada Kamis (14/9). Namun selang sehari, kembali masuk rumah sakit dan dibawa berobat ke RSUP Sanglah Denpasar dengan gejala panas tinggi, infeksi paru, ulu hati terasa sakit, dan nyeri lutut.
Setelah masuk ICU RSUP Sanglah, Wardana sempat menjalani perawatan di kamar, kemudian masuk ICU lagi, Sabtu (23/9) saat itu kondisinya memburuk disertai koma. Sejak itu, Kepala TU RSUD Karangasem ini tidak bisa bicara lagi. Hanya menggunakan bahasa isyarat dengan menggerakkan jari-jari tangan. “Sempat dapatkan pertolongan dengan alat pemacu jantung Selasa (26/9). Terakhir didiagnose lupus,” tutur Ni Ketut Wati. Ditambahkan, panas badannya cukup tinggi, tak pernah normal rata-rata 38-40 derajat celcius. Wardana mengembuskan napas terakhir, Sabtu (30/9).
Ni Ketut Wati menambahkan, sejak awal menjalani perawatan di RSUP Sanglah, tidak pernah pulang. “Kami boleh dibilang mengungsi di RSUP Sanglah, sambil menjaga almarhum hingga meninggal,” jelas guru Agama Hindu di SD Negeri 3 Duda Timur ini. Sementara ipar almarhum, I Komang Suta Wirata menambahkan, semula merencanakan pengabenan pada Soma Umanis Sungsang, Senin (23/10). Namun Desa Pakraman Duda merestui pada Jumat (10/11).
Almarhum meninggalkan seorang istri Ni Ketut Wati, dua anak: Putu Neti Marheni, Made Sakta Surya Guna, dan dua cucu. Wardana menjabat sebagai Kepala Tata Usaha RSUD Karangasem sejak tahun 2016, sebelumnya sebagai Kepala Bidang Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan Karangasem. “Di saat warga dan keluarga lainnya semuanya mengungsi, kami mengurus almarhum di RSUP Sanglah,” jelas Suta Wirata.
Sementara itu, Bupati Mas Sumatri didampingi Direktur RSUD Karangasem I Wayan Wardana, Kabag Humas dan Protokol I Gede Waskita Suta Dewa, Kadis Kebudayaan I Putu Arnawa dan Sekcam Kubu Ni Made Suradnyani, menyampaikan duka cita atas meninggalnya salah satu staf andalan di RSUD Karangasem. “Beliau pekerja keras, disiplin, loyal, memiliki dedikasi tinggi terhadap pekerjaannya,” jelas Bupati Mas Sumatri. Sedangkan Direktur RSUD Karangasem, Suardana mengaku baru mengetahui almarhum jatuh sakit setelah diberikan tugas tambahan. “Almarhum mengalami autoimmune atau penurunan kekebalan tubuh,” terang Suardana.
Terpisah, krama dari Banjar Cutcut, Desa Ban, Kecamatan Kubu, Ni Nyoman Mara, 102, meninggal di tempat mengungsi di rumah I Ketut Bartiana di Banjar Geretek, Desa Sambirenteng, Kecamatan Tejakula, Buleleng, Senin (2/10). Jenazah korban diantarkan petugas Pos SAR Buleleng Made Hermawan bersama petugas BPBD Buleleng Wawan, menggunakan ambulans PMI Buleleng ke rumah duka, Minggu (8/10). Jenazah korban langsung dikuburkan di setra Desa Pakraman Ban. *k16
Komentar