Hubungan RI dan Timor Leste Memanas
Hubungan antara Republik Indonesia Republik Demokratik Timor Leste kembali memanas. Hal ini lantaran upaya pengklaiman beberapa titik yang masuk dalam wilayah steril antara kedua negara di perbatasan ini dilanggar oleh RDTL.
Daerah Steril ‘Dicaplok’
DENPASAR, NusaBali
Daerah itu, menurut Panglima Kodam IX Udayana, Mayor Jenderal M Setyo Sularso, berada di wilayah Kupang, daerah Noelbesi-Citrana, Desa Netamnanu Utara Kecamatan Amfoang Timur, Kabupaten Kupang. Bukti pelanggaran itu dengan mendirikan bangunan perkantoran hingga pemukiman warga.
Setyo Sularso mengungkapkan pelanggaran batas negara ini harus disikapi serius oleh Indonesia dalam mengambil langkah-langka kongkrit upaya pengklaiman oleh RDTL. Untuk itu, pihaknya yang bertugas menjaga kedaulatan NKRI tidak kompromi dalam menyikapi kesepakatan antara yang dilanggar.
“Daerah di sini adalah perbatasan antara kedua Negara (RI-RDTL) yang tidak ada kepemilikannya. Sehingga, hukumnya tidak ada negara yang mengklaim apalagi mendirikan bangunan. Kenyataannya, Timor Leste justru mendirikan gedung perkantoran seperti Kantor pertanian, balai pertemuan, gudang dolog, tempat pengilingan padi. Bukan hanya itu, disana juga terdapat 53 KK yang identitas (KTP) masuk Timor Leste. Sangat jelas RDTL melanggar kesepakatan yang sudah dibuat,” jelasnya, Senin (18/1) saat memberikan keterangan pers di Aula Makodam.
Sengketa perbatasan kedua negara tidak sampai disitu, di bagian wilayah Timor Tengah Utara (TTU) juga menjadi persoalan, daerah Bijael Sunan-Oben Desa Menusasi Kecamatan Miomaffo Barat sejumlah 489 bidang sepanjang 2,6 km dengan luas 142,7 hektare.
Dalam hal ini, Indonesia wajib dan sepenuhnya menghormati hak ulayat dan hukum adat kawasan perbatasan “Tapi, lagi-lagi RDTL kembali mempertimbangkan TSC-BDR (Technical Sub Committee on Border Democration an Regulation),” akunya.
Hal inilah, jelas Sularso yang menjadi kerukunan Negara Indonesia terusik. Sehingga, atas temuan tersebut, sebagai pemimpin yang memiliki kewenangan dalam menjaga kedaulatan NKRI, ia sudah melaporkan temuan tersebut kepada pimpinan di Jakarta dalam menanggapi persoalan itu, “Saya sudah lapor ke pusat. Kita hanya menunggu putusan darisana (Jakarta) terkait langkah yang akan ditempuh,” terangnya.
Banyak permasalahan pokok yang kerap ditemui di wilayah perbatasan dan daerah steril selama ini. Salah satunya berbagai bentuk penyelundupan seperti pupuk urea bersubsidi sebanyak 5 ton, tepung terigu 1,225 Kg, hingga kendaraan roda dua dan roda empat.
“Tidak hanya itu, bahan makanan lainnya juga kita dapatkan. Barang-barang ini dari Indonesia. Para pelaku ini memasoknya ke negara tetangga ini. Jumlahnya sampai ton-ton-an,” pungkasnya. da
1
Komentar