PDAM Diminta Tetap Tanggungjawab
“Sudah konsekuensi jual air, setelah ada yang membeli patut dipertanggungjawabkan pada konsumen itu” (Anggota DPRD Kota Denpasar AA Susruta Ngurah Putra)
Terkait Menurunya Pasokan Air ke Pelanggan
DENPASAR, NusaBali
Sejumlah kalangan di DPRD Kota Denpasar tetap meminta pertanggungjawaban dari PDAM terkait menurunnya pasokan distribusi air ke pelanggan di Denpasar Utara dan Denpasar Barat.
Anggota DPRD Kota Denpasar AA Susruta Ngurah Putra didampingi sejumlah anggota dewan lainnya, Senin (18/1) kemarin mengatakan, faktor alam memang tak bisa dipungkiri. Hampir semua kondisi bahan baku air menyusut karena musim kemarau.
Sumur-sumur warga pun hampir kering. Jadi dia menilai wajar jika pasokan air PDAM ke pelanggan berkurang. Tapi biar pun demikian, tetap saja PDAM diminta harus bertanggungjawab. "Sudah konsekuensi jual air, setelah ada yang membeli patut dipertanggungjawabkan pada konsumen itu," kata Susruta.
Pihaknya juga mendesak PDAM, pasokan air dari Tukad Petanu sebagaimana proyek tahun 2015 lalu segera direalisasikan. "Jangan sampai investasi puluhan miliar jadi mubazir. Kalau yang dari Petanu bisa cepat terealisasi, maka air di Tukad Ayung kan bisa dimaksimalkan pada pelanggan yang di Denut dan Denbar," usulnya.
Ketua Fraksi Demokrat DPRD Kota Denpasar ini juga mengusulkan supaya ada kebijakan khusus bagi pelanggan yang memang cukup sering mengalami masalah krisis air terutama di daerah-daerah yang tinggi. "Saya tidak tahu apakah PDAM punya kebijakan pemutihan pada pelanggan yang misalnya ada masalah krisis air. Mungkin pemutihan tiga hari, seminggu, sebulan atau bagaimana. Tapi jika tidak, bagaimanapun caranya PDAM tidak boleh lepas tangan. Mungkin semetara dengan menyuplai air dengan mobil tangki ke pelanggan-pelanggan," ujarnya.
Kondisi pelayanan air yang tak maksimal memang sering dikeluhkan warga. Pasalnya, tak maksimalnya pelayanan tersebut tidak sebanding dengan sanksi yang diberikan PDAM ketika pelanggan telat melakukan pembayaran. Hal ini juga sempat disinggung Penjabat (Pj) Walikota Denpasar AA Gede Geriya saat pidato pelantikan Dirut dan Direksi PDAM Kota Denpasar belum lama ini. "Mohon pelayanannya dimaksimalkan. Karena di masyarakat keluhannya begitu terlambat bayar langsung kena denda bahkan langsung diputus pipanya, sementara saat air mati perbaikannya lama. Mohon ini diperhatikan," pesan Geriya pada para direksi terpilih saat itu.
Saat itu, melalui Direktur Teknik PDAM Kota Denpasar Putu Yasa membantah jika dalam sanksi pada konsumen yang terlambat bayar langsung pemutusan pipa. "Tidak langsung kok. Bertahap ada teknisnya. Jika tidak bayar ada teguran sekian bulan kok," jawabnya.
Sementara terkait pemutihan, Kabid Perencanaan Nengah Sudarta mengatakan selama ini PDAM belum mengeluarkan kebijakan sebagaimana yang diusulkan dewan. "Tidak ada pemutihan. Karena begitu airnya mati, ada laporan dari pelanggan, kami (PDAM) langsung kirimkan bantuan air dengan mobil tangki,"katanya, Senin (18/1). Disebutkan suplai bantuan air dengan mobil tangki ke pelanggan dari Desember 2015 hingga Senin (18/1) kemarin sebanyak 91 tangki.
Sebelumnya diberitakan, pelanggan PDAM terutama di kawasan Denut dan Denbar mengeluhkan distribusi air yang masuk ke rumah warga kecil. Bahkan saat jam-jam sibuk, keran yang dihidupkan hanya mengeluarkan angin. Sejatinya kondisi air yang kecrat-kecrit terutama di kawasan tinggi ini sudah sering terjadi. Meski PDAM sudah melakukan berbagai upaya, namun hasilnya belum juga maksimal. Versi PDAM, masalah yang terjadi kemarin lantaran kuantitas air baku di Tukad Ayung sangat kecil sehingga mempengaruhi pasokan air ke pelanggan. Dari lima pompa mesin yang ada, hanya dua pompa yang bisa difungsikan. 7 nv
1
Komentar