Prodi Pendidikan Sendratasik ISI Denpasar Gelar Lokakarya Tari Pendidikan
Program Studi Pendidikan Seni Drama, Tari, dan Musik (Sendratasik) Fakultas Seni Pertunjukkan (FSP) Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar menyelenggarakan Lokakarya Tari Pendidikan di Gedung Natya Mandala, kampus setempat, Selasa (10/10).
DENPASAR, NusaBali
Lokakarya ini diikuti sekitar 100 orang peserta dari mahasiswa semester III A dan B, dan juga semester V A dan B, serta para dosen di lingkungan Prodi Pendidikan Sendratasik FSP ISI Denpasar.
Ketua Panitia yang juga Kaprodi Pendidikan Sendratasik ISI Denpasar, Drs Rinto Widyarto MSi, mengatakan, kegiatan lokakarya ini dalam rangka meningkatkan mutu dan status Program Studi Pendidikan Sendratasik setelah terakreditasi A pada tanggal 18 Agustus lalu. Maka, menurutnya perlu upaya untuk tetap mempertahankan kualitas yang baik ini hingga tahun-tahun ke depan agar sesuai dengan Standar Pendidikan Tinggi guna menghasilkan mutu lulusan yang unggul, berkualitas dan berdaya saing.
“ISI Denpasar sejak tahun 2012 mempunyai Prodi Pendidikan Sendratasik, yang mana lulusannya adalah seorang calon guru, bisa guru SD, SMP, atau SMA. Sehingga Lokakarya Tari Pendidikan orientasinya adalah bagaimana kita mempersiapkan mahasiswa yang akan menjadi seorang calon guru, teknik dan metode pembelajaran tentang tari kepada siswanya,” ungkapnya di sela lokakarya, kemarin.
Melalui lokakarya ini, kata Rinto, diharapkan mahasiswa dan dosen memahami kurikulum 13, karena sangat berkaitan dengan pembelajaran tingkat SMP dan SMA yang menjadi ajang lapangan pekerjaan bagi lulusan Prodi Pendidikan Sendratasik. Selain itu diharapkan juga mahasiswa dan dosen mendapatkan pemahaman tentang Tari Pendidikan untuk Tingkat Menengah. “Bagaimana langkah-langkah dalam konsep pemahaman dan penciptaan Tari untuk Pendidikan untuk anak-anak SD, SMP dan SMA, inilah yang diulas dan didiskusikan pada lokakarya ini. Hasil Kegiatan ini akan menjadi contoh dalam mengembangkan penciptaan Tari Pendidikan, yang pada lokakarya kali ini kita khususkan bagi anak-anak tingkat SMP,” jelasnya.
Lebih lanjut, dengan dua karya Tari Pendidikan ini tentunya berkaitan erat dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Mata Pelajaran Seni Budaya untuk tingkat SMP berdasarkan Kurikulum 13 (K13). Karena itu, dihadirkan dua narasumber yang membahas mendalam tentang tari pendidikan ini. Dua pemateri yang dihadirkan yakni Dr I Wayan Sukra Warpala, MSc dari Universitas Pendidikan Genesha (Undiksha) yang banyak memberikan pemahaman mengenai kurikulum 13 agar ketika para mahasiswa terjun ke lapangan seperti PPL dan Micro teaching sudah memiliki bekal dan penguasaan yang memadai. Narasumber lainnya Dr Robby Hidayat MSn dari Universitas Negeri Malang, yang memberikan pemahaman dan bimbingan untuk Tari Pendidikan tingkat SMP.
“Nah, di sesi akhir lokakarya akan menghasilkan karya. Hasilnya berupa dua buah karya penciptaan tari pendidikan mahasiswa, dengan durasi kurang lebih 5-10 menit. Tarian ini kami khususkan untuk SMP, dan mungkin tahun depan bisa SMA. Sebab berbeda tiap tingkatan. Karena secara pembelajaran karakteristik psikologi anak akan berbeda tiap jenjang. Disini perlu pemahaman,” imbuhnya.
Dengan lokakarya ini, Rinto berharap bisa memberikan pemahaman dan pengenalan tentang Tari Pendidikan, sebagai bagian dari mata kuliah. Sehingga wawasan mahasiswa jadi bertambah, dan merasakan pembelajaran tidak hanya di kelas saja. Melainkan, melalui lokakarya pembelajaran juga menjadi sangat luar biasa.7 in
Komentar