Senderan Restoran di Ubud Longsor
Senderan sebuah bangunan restoran di Banjar Penestanan Kelod, Desa Sayan, Ubud, longsor, Selasa (10/10) sekitar pukul 04.00 Wita.
GIANYAR, NusaBali
Tak ada korban jiwa dalam musibah tersebut. Saat kejadian, jalan penghubung kawasan Campuhan Ubud - Penestanan ini, sepi.
Senderan longsor tinggi sekitar 25 meter dan lebar 10 meter. Akibat longsor, akses lalu lintas melalui jalur ini tertutup material longsor. Personel BPBD Gianyar pun membersihkan jalan raya setempat. Hingga pukul 12.25 Wita, personel BPBD Kabupaten Gianyar membersihkan jalan dari lumpur bekas longsoran. Petugas kebersihan menggunakan alat berat dan dua truk mengangkut material ke luar lokasi. Warga yang tak sabaran menuju wilayah Penestanan atau pun sebaliknya, sempat ramai hingga mengganggu proses pembersihan. Sejumlah warga pun ditegur personel Polsek Ubud agar mencari jalan alternatif lain.
Ditemui di lokasi, Kelihan Banjar Penestanan Kelod, Wayan Sugiawan mengatakan bencana tanah longsor ini terjadi sekitar pukul 04.00 wita. Ketika itu, dia sedang tidur pulas, tiba-tiba dibangunkan oleh suara gemuruh dan teriakan sejumlah warga. “Suasana saat longsor masih terjadi hujan deras. Kami pun tak bisa berbuat banyak,” jelasnya.
Sugiawan lantas menghubungi pemilik lahan yang longsor, lanjut menghubungi BPBD Gianyar. Selain karena hujan deras, longsor juga dipicu deras air pembuangan irigasi sawah di sekitar lokasi. Setahu Sugiawan, senderan lapis 3 ini tak pernah longsor. Atas kejadian ini, pihaknya pun berharap instansi terkait mengantisipasi longsor susulan. “Karena air masih merembes, tanah masih labil. Jadi kami khawatir akan terjadi longsor lagi. Maka itu kami sudah berkoordinasi dengan BPBD, Polsek dan PU serta pemilik rumah supaya bersama-sama mengantisipasi,” terangnya.
Pemilik lahan, I Wayan Munut diwakili anaknya Kadek Aris mengaku dapat firasat buruk sebelum kejadian. “Tumben saya bangun jam 3 pagi. Gelisah entah karena apa, mata tak bisa terpejam,” ungkapnya. Dalam kondisi terjaga, Kadek Aris pun langsung kaget ketika ada telepon masuk dari Kelian Banjar Penestanan. Saat itu juga dia sedang di rumahnya, di Denpasar, sudah membayangkan ada hal buruk terjadi. Dia menerima kabar bahwa senderan bangunan restorannya longsor. “Saat itu juga saya langsung ke Ubud,” jelasnya. Menurut Kadek Aris, senderan tersebut dibangun secara swadaya sekitar 20 tahun silam. “Kawasan ini sejatinya dibangun bertahap. Restorannya juga masih tahap renovasi, November nanti rencananya mau buka,” jelasnya. Pihaknya kini mengupayakan perbaikan senderan tersebut.
Sementara itu, hujan lebat yang mengguyur Gianyar semalaman juga menimbulkan tanah longsor di Desa Sanding, Kecamatan Tampaksiring. Longsor terjadi pada pondasi rumah milik Wayan Nendra Guna. Material longsor menimpa rumah tetangganya I Made Subaga,70, di sisi bawah, Senin (9/10) sekitar pukul 22.30 Wita. Saat itu hujan lebat berlangsung cukup lama. Pondasi rumah milik Nendra Guna dengan material bebatuan ambruk dan menimpa atap rumah berikut menimbun bagian dalam rumah Subaga hingga nyaris roboh. “Waktu itu saya belum tidur, lagi menonton TV,” ujar Subaga, kemarin. Saat pondasi rumah tetangganya yang posisinya di atas rumahnya jatuh, Subaga seperti merasa ada gempa. “Saya kira gempa awalnya, saya dengar suara keras,” ujarnya.
Adapun bagian rumah Subaga yang hancur tertimpa longsor yakni bagian kamar tidur, ruang tamu, kamar mandi dan dapur. Malam itu, dia sempat melaporkan kejadian itu kepada kerabatnya. Subaga pun mengungsi sementara untuk menghindari longsor susulan.
Kepala BPBD Gianyar Anak Agung Oka Digjaya, mengaku telah menurunkan alat berat ke lokasi bencana itu. Karena dominan material dari batu bekas senderan pondasi.
Pihaknya mengimbau masyarakat untuk selalu waspada terhadap cuaca yang mulai masuk musim hujan ini. Tidak saja masalah longsor, masyarakat diminta hati-hati berkendara di jalan raya. Termasuk menjaga kebersihan lingkungan supaya tidak terjadi banjir.7nvi
Komentar