Warga Siakin Dambakan Bak Penampungan Air
Persoalan air bersih selama ini kerap menjadi momok bagi warga Kecamatan Kintamani Bangli khususnya warga yang berada di wilayah balik bukit.
BANGLI, NusaBali
Seperti halnya masyarakat Desa Siakin, Kintamani. Dengan panjangnya musim kemarau tahun ini, dikhawatirkan persediaan air bersih di Siakin bakal kian menipis.
“Kalau musim kemarau berlangsung panjang, maka pengadaan air bersih tentu bakal menjadi masalah bagi warga kami,“ ujar Perbekel Desa Siakin, I Wayan Mudersana, saat dikonfirmasi Minggu (11/10).
Kata dia, selama ini warga Siakin banyak mendapatkan suplai air bersih dari mata air yang ada disekitar desa. Namun debitnya kian mengecil seperti musim kemarau kali ini. Karenanya, pihaknya berharap supaya pemerintah bisa membantu warga untuk pembuatan bak penampungan air.
Pasalnya, saat musim penghujan air akan terbuang percuma, lanteran belum adanya bak penampungan yang memadai. “Kami berharap supaya pemerintah bisa membantu dalam pembangunan bak penampungan untuk antisipasi saat paceklik air,” harapnya.
Selama ini memang Pemkab Bangli mengucurkan ADD yang cukup besar ke desa, namun tidak bisa untuk membiayai pembanguan bak penampungan. Sebab, masih banyak kegiatan yang ditangani dengan menggunakan ADD. Sebut saja pembangunan jalan, bedah rumah, beasiswa dan kegiatan lainya. Karena itu warga sangat berharap pemerintah dapat membantu pembanguan bak.
Dia menambahkan, kalau selama ini pemerintah telah membantu pihaknya untuk mengangkat air dari sumber air di Banjar Batih, perbatasan dengan Desa Subaya. Dengan diangkatnya air yang panjangnya hampir 4,5 kilometer, otomatis kerja mesin cukup berat dan akibatnya mesin sering rusak. Namun persolan ini sudah mampu diatasi masyarakat. Sebelumnya diberitakan kawasan yang alami kekeringan di Bali. Dari perhitungan terakhir, kekeringan yang berdampak krisis air bersih melanda sedikitnya sepuluh kecamatan di empat kabupaten di Bali.
Untuk penanggulangan sementara, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Propinsi beserta BPBD Kabupaten, sudah melakukan pembagikan air bersih secara langsung kepada warga. Menurut Kepala BPBD Bali, Dewa Made Indra didampingi Kepala BPBD Bangli, I Wayan Karmawan, dampak badai El Nino yang diperkirakan akan terjadi hingga bulan November, bakal menyebabkan musim kemarau menjadi lebih panjang.
Sesuai catatan BPBD Bali, saat ini beberapa desa dari 10 kecamatan yang tersebar di empat Kabupaten di Bali mengalami kekeringan dan krisis air bersih. “Kini, krisis air bersih sudah melanda sejumlah desa di empat kabupaten, yakni Buleleng, Bangli, Karangasem serta Klungkung,” ujarnya. Sedangkan untuk Bangli, krisis air bersih terjadi di tiga kecamatan yakni Bangli, Kintamani dan Tembuku.
Di sejumlah desa di Bangli, untuk mendapatkan air bersih warga setempat terpaksa membeli dengan harga mencapai Rp 250.000 per truk, untuk keperluan selama setengah bulan. Sementara bagi warga yang kurang mampu, mereka terpaksa membeli air bersih per jerigen dengan harga Rp 3.000 per jerigen. Sementara, kebutuhan sehari-hari yang diperlukan mencapai 3-5 jerigen per harinya.
1
Komentar