Awas, Demam Berdarah Merebak!
“Pada 2017 terjadi kecenderungan penurunan penderita DB, namun saat ini sudah tercatat 139 pasien suspect DB”.
SEMARAPURA, NusaBali
Kasus deman berdarah (DB) di Klungkung masih terus merebak, menyusul hujan deras belakangan ini. Data di RSUD Klungkung, selama 1 - 30 September 2017, kasus DB mencapai belasan orang.
Setelah mendapatkan perawatan medis kondisi para pasien pun berangsur-angsur membaik. Direktur RSUD Klungkung dr Nyoman Kesuma membenarkan data tersebut, para pasien sudah mendapatkan penanganan medis. Dijelaskan, sesuai data September, 13 pasien suspect deman berdarah atau Dengue Hemoragic Fever (DHF). “Pasien rawat inap dengan diagnosa DHF (A91) ada sembilan pasien,” ujarnya.
Untuk menekan kasus DB di Klungkung, jelas dia, berbagai upaya tengah dilakukan. Mulai dari menjaga kebersihan lingkungan terutama genangan air akibat sampah plastik yang berpotensi jadi sarang nyamuk. Selain itu, dilakukan program fogging.
Seperti pantauan NusaBali di Kantor Bupati Klungkung dan sekitarnya, Minggu (15/10) sore. Nampak dua petugas melakukan fogging, untuk membunuh nyamuk terutama yang menempel di dedaunan dan pohon. “Fogging ini memang rutin kami lakukan setiap sebulan sekali,” ujar Suvervisor Duta Nusa Dewata (DND) Pest Control, I Ketut Sukariawan.
Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Klungkung Ni Made Adi Swapatni tidak menampik kondisi tersebut. Diakui, ada sembilan pasien suspect DB dan sudah mendapat penanganan medis. Pada Oktober 2017 ini juga ada seorang pasien suspect DB dirawat pada salah satu RS swasta di Klungkung. “Pada 2017 terjadi kecenderungan penurunan penderita DB, namun sampai saat ini tercatat 139 pasien suspect DB,” ujarnya.
Adapun langkah pecegahan dilakukan, lanjut Swapatni, dengan gencar turun ke masyarakat untuk mengajak masyarakat menjaga lingkungan agar besih. Menebar serbuk abate pada tempat penampungan air yang berpotensi menjadi sarang nyamuk. Kata dia, saat ada kasus DB maka petugas akan mengecek ke lapangan jika memang ada jentik nyamuk penyebab DB di lokasi itu akan dilakukan fogging. “Yang terpenting adalah melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN),” katanya.
Untuk fogging yang dilakukan di areal perkantoran, kata Swapatni, bukan karena terjadi kasus DB di sana. Melainkan ini hanyalah langkah pengamanan secara rutin. *wa
Setelah mendapatkan perawatan medis kondisi para pasien pun berangsur-angsur membaik. Direktur RSUD Klungkung dr Nyoman Kesuma membenarkan data tersebut, para pasien sudah mendapatkan penanganan medis. Dijelaskan, sesuai data September, 13 pasien suspect deman berdarah atau Dengue Hemoragic Fever (DHF). “Pasien rawat inap dengan diagnosa DHF (A91) ada sembilan pasien,” ujarnya.
Untuk menekan kasus DB di Klungkung, jelas dia, berbagai upaya tengah dilakukan. Mulai dari menjaga kebersihan lingkungan terutama genangan air akibat sampah plastik yang berpotensi jadi sarang nyamuk. Selain itu, dilakukan program fogging.
Seperti pantauan NusaBali di Kantor Bupati Klungkung dan sekitarnya, Minggu (15/10) sore. Nampak dua petugas melakukan fogging, untuk membunuh nyamuk terutama yang menempel di dedaunan dan pohon. “Fogging ini memang rutin kami lakukan setiap sebulan sekali,” ujar Suvervisor Duta Nusa Dewata (DND) Pest Control, I Ketut Sukariawan.
Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Klungkung Ni Made Adi Swapatni tidak menampik kondisi tersebut. Diakui, ada sembilan pasien suspect DB dan sudah mendapat penanganan medis. Pada Oktober 2017 ini juga ada seorang pasien suspect DB dirawat pada salah satu RS swasta di Klungkung. “Pada 2017 terjadi kecenderungan penurunan penderita DB, namun sampai saat ini tercatat 139 pasien suspect DB,” ujarnya.
Adapun langkah pecegahan dilakukan, lanjut Swapatni, dengan gencar turun ke masyarakat untuk mengajak masyarakat menjaga lingkungan agar besih. Menebar serbuk abate pada tempat penampungan air yang berpotensi menjadi sarang nyamuk. Kata dia, saat ada kasus DB maka petugas akan mengecek ke lapangan jika memang ada jentik nyamuk penyebab DB di lokasi itu akan dilakukan fogging. “Yang terpenting adalah melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN),” katanya.
Untuk fogging yang dilakukan di areal perkantoran, kata Swapatni, bukan karena terjadi kasus DB di sana. Melainkan ini hanyalah langkah pengamanan secara rutin. *wa
1
Komentar