Dana Pilgub Setara 7.641 Bedah Rumah
Gubernur minta KPU jangan mewah-mewahan saat launching maskot Pilgub Bali di Bajra Sandhi, 28 Oktober 2017 depan.
DENPASAR, NusaBali
Polemik soal revisi anggaran Pilgub Bali 2018 menyita perhatian Gubernur Made Mangku Pastika. Versi Gubernur Pastika, dana Pilgub sebesar Rp 229,36 miliar sangat fantastis, setara dengan 7.641 unit bedah rumah, setara pula dengan membangun 5 sekolah SMAN/SMKN Bali Mandara.
Gubernur Pastika menyebutkan, kalau disetarakan dengan beberapa program Pemprov Bali, banyak hal yang bisa dikerjakan untuk rakyat Bali dengan anggaran Pilgub sebesar Rp 229,36 miliar tersebut. Intinya, anggaran sebesar Rp 229,36 miliar untuk sebuah pemilihan kepala daerah, masih terbilang tinggi.
“Memilih pemimpin itu memang mahal, dengan sistem pemilihan langsung. Saya sendiri menguliti usulan KPU Bali hingga ketemu angka Rp 229,36 miliar. Itu menurut saya masih tinggi. Saya asumsikan dana Pilgub Bali 2018 kisaran Rp 150 miliar sampai Rp 200 miliar,” jelas Pastika di Kantor Gubernur Bali, Niti Mandala Denpasar, Senin (16/10).
Pastika bahkan sampai memerintahkan stafnya mengambil kalkulator untuk membagi bilangan Rp 229,26 miliar dengan program-program pro rakyat yang digulirkan Pemprov Bali. Pastika menegaskan, dana Pilgub sebesar Rp 229,36 miliar ini setara dengan 7.641 unit bedah rumah. Asumsinya, nilai bedah rumah Rp 30 juta per unit.
”Kalau satu bedah rumah dihuni 4 orang, maka ada 30.456 orang yang terselamatkan kesehatannya dengan dana Pilgub sebesar Rp 229,36 miliar, karena bisa tinggal di rumah layak huni,” tandas Pastika yang kemarin didampingi Karo Humas dan Protokol Setda Provinsi Bali, Dewa Gede Mahendra Putra.
Ditambahkan Pastika, dengan dana Pilgub senilai Rp 229,36 miliar, Pemprov Bali bisa menambah satu unit lagi RS Bali Mandara berstandar internasional, seperti yang sudah dibangun di Jalan Bypass Ngurah Rai Suwung, Denpasar Selatan. Selain itu, dengan dana Rp 229,36 miliar, Pemprov Bali juga bisa membangun hotel berbintang yang menghasilkan pendapatan daerah. Dan, dengan dana Rp 229,36 miliar, itu setara dengan 1.146 unit Simantri (Sistem Pertanian Terintegrasi). Asumsinya, satu unit Simantri berharga Rp 200 juta.
“Kalau satu unit Simantri dengan 20 ekor sapi, maka dana Pilgub Rp 229,36 miliar bisa untuk pengadaan 22.920 ekor sapi. Bali bisa cepat menjadi Pulau Organik,” papar Gubernur asal Desa Sanggalangit, Kecamatan Gerokgak, Buleleng yang mantan Kapolda Bali ini.
Pastika juga mengkalkulasikam dana Pilgub Bali sebesar Rp 229,36 miliar, bisa digunakan untuk membangun 5 sekolah SMAN/SMKN Bali Mandara. “Sekolah SMAN Bali Mandara itu nilainya hanya Rp 40 miliar. Jadi, bisa punya 5 sekolah SMAN Bali Mandara untuk anak-anak miskin,” katanya.
Angka-angka yang dihitung itu, kata Pastika, sebagai bayangan dan pembanding bahwa dalam memanfaatkan dana APBD Bali, pihaknya tetap berpedoman dengan efisiensi. Sebab, mengumpulkan uang itu sangat berat. “Bukan irit, tapi efisiensi yang saya maksudkan. Jangan salah itu, kita efisiensi,” tegas Pastkka yang notabene mantan Asisten Perencanaan Kapolri.
Menurut Pastika, mengumpulkan uang supaya menjadi Pendapatan Asli Daerah (PAD) sangatlah susah. Apalagi, dalam situasi ekonomi yang sulit dan lesu saat ini. “Bayangkan itu, kita pungutan Rp 100.000 dengan door to door. Kepala Badan Pendaapata Daerah, Pak Made Santha, itu pusing dia, banyak yang tidak tahu. Tapi, keluarnya anggaran miliaran-miliaran.,” sebut Pastika.
Selain mengejar pendapatan dengan kerja keras, Pastika bersama SKPD Pemprov Bali juga melakukan penghematan. “Belum lagi kita juga mengurangi kegiatan ke luar negeri, ke luar daerah. Saya kalau diundang ke luar negeri tidak ditanggung yang mengundang, saya nggak berangkat. Pekan ini harusnya kita diundang ke Amerika Serikat. Saya nggak datang.”
Terkait polemik dana Pilgub Bali 2018, Pastika mengatakan tetap mengapresiasi sikap anggota Fraksi Panca Bayu DPRD Bali dari NasDem Dapil Buleleng, Nyoman Tirtawan. “Dia ada benarnya juga. Sosialisasi Pilgub, apanya disosialisasikan dengan biaya gede-gedean? Pemilih sudah tahu ada Pemilu. Mereka dapat surat undangan kok. Kalau mau konsultasi, lewat email sebenarnya sudah bisa itu. Ada internet. Jadi, Tirtawan itu nggak salah dia,” papar Pastika.
“Saya katakan sama Ketua KPU Bali Dewa Raka Sandi, saat launching Maskot Pilgub Bali di Bajra Sandhi, 28 Oktober 2017 nanti, jangan mewah-mewah pakai seragam segala, kayak di panti asuhan saja. Itu saya sampaikan saat KPU audiensi ke Kantor Gubernur. Karena tidak ada gunanya seragam banyak-banyak begitu, pemborosan,” katanya.
Sementara itu, Ketua Pansus APBD Induk 2018 DPRD Bali, I Gede Kusumaputra, yang dikonfirmasi NusaBali secara terpisah, Senin kemarin, mengatakan bisa saja ada revisi soal dana Pilgub Bali yang dianggarkan multiyears. Itu tergantung di pembahasan APBD 2018. Dalam APBD Induk 2018, dana Pilgub Bali dianggarkan Rp 100 miliar.
“Nanti Komisi I DPRD Bali (yang membidangi Pemilu) yang membahas dengan KPU dan OPD leadingnya, seperti Kesbanglimaspol dan Tim Anggaran Daerah Pemprov Bali. Kalau memang disepakati revisi, maka hasilnya itu disampaikan ke Pansus APBD Induk 2018. Ya, kami tunggu Komisi I-lah,” ujar politisi PDIP asal Desa Bungkulan, Kecamatan Sawan, Buleleng yang sudah tiga periode duduk di DPRD Bali ini. 7 nat
Komentar