Ciptakan Alat Deteksi Birahi Sapi
Siswa SMAN Bali Mandara Buleleng belum berhenti bikin prestasi membanggakan.
Siswa SMAN Bali Mandara Sabet Emas di OPSI 2017
SINGARAJA, NusaBali
Kali ini, dua siswa SMAN Bali Mandara, I Dewa Gede Wicaksana Prabaswara, 19, dan Yuan Dwi Kurniawan, 18, sabet medali emas dalam Olimpide Peneliti Siswa Indonesia (OPSI) 2017, berkat suksesnya menciptakan alat ‘Pendeteksi Birahi Sapi’ (Apeksi).
Lomba bidang saint dan teknologi tingkat nasional ‘OPSI’ 2017 yang mengantarkan dua siswa SMAN Bali Mandara sebagai yang terbaik dan berhak sabet medali emas ini diselenggarakan Direktorat Pembinaan SMA Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) di Hotel Savana, Malang, Jawa Timur, 9-14 Oktober 2017. Dalam ajang tersebut, Dewa Gede Wicaksana Prabaswara (siswa Kelas XI MIPA 2) dan Yuan Dwi Kurniawan (siswa Kelas XI MIPA 1) dengan baik mempresentasikan hasil penelitian dan cara kerja alat pendeteksi birahi sapi ciptaan mereka.
Pendeteksi birahi sapi ciptaan siswa SMAN Bali Mandara ini merupakan alat yang sangat sederhana dengan menggunakan sensor-sensor, untuk mendeteksi hasil. Ada sensor suara untuk menginput data frekuensi napas, ada sensor detak jantung, sensor suhu, dan ada sensor jarak yang mengukur jumlah pergerakan sapi. Kemudian, data-data tersebut diolah dengan arduino.
“Jika keempat indikator menunjukkan kondisi sapi birahi, akan mengeluarkan output berupa buzzer dan LED RGB, pesan singkat pada ponsel peternak, beserta LCD,” ungkap Yuan Dwi Kurniawan saat ditemui NusaBali di SMAN Bali Mandara di Desa Bukti, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng, Senin (16/10).
Menurut Yuan, alat ini juga dilengkapi dengan alarm yang diperuntukkan khusus bagi peternak yang buta huruf. Alat tersebut dapat bekerja dan akan menunjukkan hasil dengan bunyi alarm, apabila sapi bersangkutan memang positif sedang birahi. Sebelum jadi pemenang dalam ajang OPSI 2017, alat pendeteksi birahi sapi ciptaan siswa SMAN Bali Mandara ini sempat diujicobakan di Subak Sidayu, Desa Penarukan, Kecamatan Buleleng.
Alat ciptaan siswa SMAN Bali Mandara ini mampu mengambil satu dari empat kuota medali emas ketegori sains dan teknologi dalam ajang OPSI 2017. Sebelumnya, peralatan ini telah melewati tahap seleksi awal, bersaing dengan 1.207 naskah penelitian dari 2.092 siswa dan 1.792 sekolah di seluruh Indonesia.
Dari ribuan naskah penelitian tersebut, Kemendikbud hanya memilih 90 naskah terbaik di tiga kategori. Masing-masing, 38 karya bidang sains dan teknologi, 22 karya di bidang matematika dan rekayasa, serta 30 karya di bidang sosial dan humaniora.
Menurut Dewa Gede Wicaksana Prabaswara, ide pembuatan alat pendeteksi birahi sapi ini muncul dari dirinya, yang memiliki pengalaman pribadi tahun 2014. Sang ayah, Dewa Gede Putra Wijaya, yang bekerja sebagai peternak sapi di kampung halamannya di Banjar Taman Darma, Desa Peringsari, Kecamatan Selat, Karangasem, seringkali mengalami kerugian akibat mengawinkan sapinya tidak tepat masa birahi.
“Sekali mengawinkan sapi bisa habis Rp 100.000 hingga Rp 150.000. Namun, jika gagal bunting, bisa mengawinkan sapi sampai 3 kali,” kenang Dewa Wicaksana, Senin kemarin. Hal ini jelas merugikan petani, baik dari segi waktu, tenaga, maupun biaya. Beranjak dari situ, Dewa Wicaksana berinisiatif untuk menciptakan alat pendeteksi masa birahi sapi dengan indikator selain pengamatan fisik oleh para peternak, juga dapat memprediksi masa birahi sapi secara dini dan akurat. Jadilan Dewa Wicaksana berduet dengan Yuan Dwi untuk melakukan penelitian.
Sebelum menuntaskan alat pendeteksi birahi sapi buatannya, kedua siswa SMAN Bali Mandara ini sempat berulangkali terkendala. Proses pemrograman alat dan sistem sempat gagal beberapa kali, terutama saat penggabungan program dari semua sensor dan modul SMS. Namun, dengan upaya dan tekad bulatnya, mereka akhirnya dapat menyelesaikan alat pendeteksi birahi sapi tersebut.
Selain Dewa Wicaksana dan Yuan Dwi, satu regu perwakilan SMAN Bali Mandara juga berhasil meraih medali perak dalam ajang OPSI 2017. Regu ini terdiri dari Ni Ketut Candra Puspita dan Ni Komang Widiyantini, yang berjaya sabet medali perak melalui penelitian ‘pemanfaatan limbah teh sebagai paving block biokomposit’ atau Palimpaste.
Di samping mereka, regu dari SMAN 4 Singaraja juga berhasil raih medali emas dari kategori berbeda di ajang OPSI 2017. Sedangkan regu dari SMA Kristen Harapan Denpasar menyumbangkan peraih perak. Dengan torehan 2 medali emas dan 2 perak tersebut, kontingen Bali tampil sebagai juara umum II di bawah DI Jogjakarta dalam ajang OPSI 2017.
Sementara itu, guru pembina dari SMAN Bali Mandara, I Kadek Yuliartama, mengungkapkan alat pendeteksi birahi sapi hasil karya Dewa Wicaksana dan Yuan Dwi mendapat apresiasi luar biasa dari peternak sapi, saat peralatan tersebut diujicobakan. “Keakuratan alat ini cukup luar biasa membantu para petani khususnya di Subak Sidayu, Desa Penarukan, karena alat ini bisa membantu secara real time,” jelas Kadek Yuliartama, Senin kemarin.
Yuliartama menyebutkan, ke depannya alat pendeteksi birahi sapi ini akan dikembangkan, agar lebih portabel dan meminimalkan penggunaan kabel. “Kami akan mengembangkan alat ini. Rencananya, desain dibuat menyerupai kalung sapi, agar dapat melestarikan budaya tradisional Bali,” papar Yuliartama. *k23
Komentar