Studi Yoga Ingin Dijadikan Ikon IHDN Denpasar
Yoga saat ini menjadi minat khusus masyarakat. Tidak sedikit yang menjadikan yoga sebagai pilihan hidup sehat.
DENPASAR, NusaBali
Yoga pun suatu saat diimpikan menjadi ikon dari Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) Denpasar. Hal itu diungkapkan rektor baru IHDN Denpasar, Prof Dr Drs I Gusti Ngurah Sudiana MSi.
“Harus ada fakultas yang jadi ikon dari kampus ini. Selama ini kan belum ada. Salah satu ikon itu adalah jurusan Yoga dan Kesehatan yang ada di Fakultas Brahma Widya,” terang Prof Sudiana usai serah terima jabatan (sertijab) Rektor IHDN Denpasar periode 2017-2021 dari Prof Dr Drs I Nengah Duija MSi, di kampus setempat, Senin (16/10).
Jurusan Yoga dan Kesehatan, kata Prof Sudiana, memang sangat potensial untuk dijadikan ikon. Jurusan ini sempat pula disarankan oleh Gubernur Bali, Made Mangku Pastika, agar kampus IHDN Denpasar memiliki ciri khas, yakni bisa menjadi pusat studi yoga. “Jadi orang akan belajar yoga itu di sini (IHDN Denpasar, red). Tentunya kampus ini dapat memberikan contoh mengenai ajaran yoga yang benar,” kata Prof Sudiana yang juga menjabat sebagai Ketua PHDI Bali ini.
Untuk mendukung hal tersebut, SDM pun disiapkan. Termasuk diantaranya beberapa dosen sudah diberangkatkan ke India untuk memperdalam ilmu yoga. “Dari SDM yoga maupun kesehatan sudah siap, tinggal memanage dan sosialisasi. Sosialisasi sangat penting. Jika tidak begitu tidak banyak yang tahu,” bebernya. “Sehingga dengan menjadi pusat studi yoga nantinya, kami akan bekerjasama pula dengan berbagai ashram yoga yang ada. Termasuk dari ashram kalau ingin memperdalam yoga harus ke sini untuk belajar,” imbuhnya.
Selain menjadi pusat studi yoga, dampak ikon ini juga bisa mendukung wisata spiritual Bali, yang bisa menambah destinasi baru pilihan wisatawan saat berkunjung ke Pulau Dewata. “Yang paling penting adalah yoga kaitannya dengan spiritual Hindu. Tapi jika dikaitkan dengan pariwisata, yoga ini bisa menjadi pariwisata spiritual. Orang akan belajar yoga ke Bali, artis bahkan orang asing pun akan ke Bali belajar yoga,” ujarnya.
Namun, untuk menjadikan yoga sebagai ikon kampus, masih banyak pekerjaan rumah yang pelan-pelan harus dituntaskannya. Salah satunya yaitu akreditasi lembaga yang wajib dilakukan. “Kita akan melakukan persiapan untuk akreditasi lembaga, karena ini sangat penting. Salah satunya, bagaimana agar kampus ini lebih banyak bekerjasama dengan kampus-kampus di luar negeri, dan juga kampus lintas agama, untuk membuat jurnal penelitian dan jurnal ilmiah yang bisa terakreditasi nasional maupun internasional. Kampus itu kan kelihatan dari karya tulisnya,” katanya.
Selain itu, berbagai terobosan juga akan dilakukannya untuk menampung lulusan nantinya, seperti pemberian pengetahuan entrepreneurship, kursus Bahasa Mandarin. “Enterpreneur dan Bahasa Mandarin penting pada perkembangan zaman sekarang. Sebab, Bali saat ini butuh 10 ribu guide China, dan sekarang baru terpenuhi 4 ribu. Ini potensi bagi jurusan pariwisata di IHDN,” katanya.
Sementara pihaknya juga ingin membangkitkan kembali kantor Konsultan Agama dan Budaya yang dulu sempat dirintis tahun 2011, namun mandeg. Dengan harapan, jasa konsultan ini bisa menjadi menampung lulusan nantinya. “Kita akan membuka juga kantor Konsultan Agama ada dan Budaya Bali, nanti di seluruh kecamatan kita akan buka. Karena selama ini numplek di Parisadha,” bebernya.
Termasuk pula mewujudkan IHDN Denpasar menjadi universitas masih menjadi PR baginya. “Untuk melanjutkan program rektor lama dari institut menjadi universitas, kita akan lanjutkan lagi, dimana kira-kira perlu penyempurnaannya sehingga ini bisa tercapai,” tandasnya. * in
Komentar