Tirta Suganing di Pupuan, Sembuhkan Sakit Gendongan
Pembukaan badan jalan sepanjang 1.659 meter oleh Satgas TMMD ke 100 di Desa Pupuan, Tegallalang, Gianyar, menyingkap keberadaan Pancoran Tirta Suganing.
GIANYAR, NusaBali
Pancoran ini lokasinya di jalan baru yang menghubungkan Banjar Tangkup - Banjar Timbul. Warga meyakini air pancoran ini berkhasiat untuk sembuhkan penyakit gendongan (bengkak di leher).
Ditemui, Senin (16/10) salah seorang warga penjaga Pancoran Tirta Suganing, Made Musir menjelaskan krama yang malukat di pancoran ini dari desa setempat dan luar desa. “Biasanya warga malukat pada hari Kajeng Kliwon,” jelas petani asal Banjar Tangkup ini.
Jelas dia, krama yang malukat membawa canangsari. Pantangannya, wanita sedang haid dilarang malukat, warga yang malukat jangan sesumbar. Apalagi menyebutkan bahwa pancuran air tersebut kecil. “Dulu pernah kejadian, ada yang sebut aliran airnya kecil. Entah kenapa tiba-tiba air pancoran membesar dan berwarna keruh. Selain itu, dari sekitar pancoran juga muncul ular hitam,” ungkapnya.
Dikatakan Made Masir, di balik pancoran tersebut dulunya sebuah goa. Namun sekitar lima tahun lalu, tumbuh pohon beringin dari dalam goa. Lama kelamaan, akar pohon beringin ini menjuntai ke bawah hingga menutupi pintu masuk goa. “Kami tidak berani sembarangan membersihkan, apalagi itu pohon beringin. Kami yakin itu kehendak Ida Sang Hyang Widhi,” jelasnya yang didampingi keponakannya Ketut Sumardi. *nvi
Ditemui, Senin (16/10) salah seorang warga penjaga Pancoran Tirta Suganing, Made Musir menjelaskan krama yang malukat di pancoran ini dari desa setempat dan luar desa. “Biasanya warga malukat pada hari Kajeng Kliwon,” jelas petani asal Banjar Tangkup ini.
Jelas dia, krama yang malukat membawa canangsari. Pantangannya, wanita sedang haid dilarang malukat, warga yang malukat jangan sesumbar. Apalagi menyebutkan bahwa pancuran air tersebut kecil. “Dulu pernah kejadian, ada yang sebut aliran airnya kecil. Entah kenapa tiba-tiba air pancoran membesar dan berwarna keruh. Selain itu, dari sekitar pancoran juga muncul ular hitam,” ungkapnya.
Dikatakan Made Masir, di balik pancoran tersebut dulunya sebuah goa. Namun sekitar lima tahun lalu, tumbuh pohon beringin dari dalam goa. Lama kelamaan, akar pohon beringin ini menjuntai ke bawah hingga menutupi pintu masuk goa. “Kami tidak berani sembarangan membersihkan, apalagi itu pohon beringin. Kami yakin itu kehendak Ida Sang Hyang Widhi,” jelasnya yang didampingi keponakannya Ketut Sumardi. *nvi
1
Komentar