Yayasan Taman Mahatma Gandi Gelar Puja Dipawali Ke-17
Pemerintah Provinsi maupun Kabupaten/Kota se-Bali secara serentak menetapkan libur fakultatif Hari Raya Dipawali (Deepavali ) pada Rabu (18/10).
DENPASAR, NusaBali
Namun, Yayasan Taman Mahatma Gandi, Denpasar baru menggelar Puja Dipawali pada Kamis (19/10) kemarin.Suara genta terlantun dari peringatan yang sederhana ini. Terlihat juga nyala api sebagai sebuah bentuk keyakinan akan kesucian. Berbagai mantra puja dipanjatkan dengan penuh rasa khidmat dan diikuti oleh beberapa guru dan pegawai di Yayasan Taman Mahatma Gandi, Denpasar. Puja Dipawali di Yayasan Taman Mahatma Gandi ini dipimpin oleh seorang Pendeta India bernama Guruji Ramesh Sastry yang merupakan salah satu guru moral di yayasan tersebut.
Ketua Harian Yayasan Taman Mahatma Gandi, Mohit, menjelaskan bahwa perayaan Hari Dipawali telah ditetapkan jauh-jauh hari sebelumnya, sehingga disepakati untuk dilaksanakan puja pada Kamis kemarin. Namun, pihaknya tetap menghormati pemerintah yang mengeluarkan edaran libur fakultatif pada Rabu (18/10).
Lebih lanjut dikatakan, dalam perayaan Dipawali ini, seluruh siswa yang merupakan anak didik di TK, SD, SMP dan SMA Taman Rama dilibatkan. Mulai dari melaksanakan doa bersama, pagelaran drama tentang kebenaran, dan lain sebagainya. “Kita melaksanakan puja hanya untuk guru dan pegawai yang beragama Hindu India saja, karena di sini kita banyak agama, sehingga tidak bisa dipaksakan,” kata Mohit.
Dikatakan, pelaksanaan puja ini yang ke-17 kali sejak berdirinya Yayasan Taman Mahatma Gandi. Pelaksanaanya pun sangat sederhana, hal ini merupakan implementasi dari ajaran Mahatma Gandi yang selalu menekankan kesederhanaan. “Kami memang sederhana, sesuai dengan ajaran Mahatma Gandi yang selalu sederhana,” ujarnya.
Pendeta Guruji Ramesh Sastry mengatakan bahwa Dipawali dilaksanakan dengan dua versi berdasarkan perhitungan kalender India, yakni versi India Utara dan India Selatan. Sehingga ditetapkan dua hari dalam perayaannya. Sedangakan Yayasan Taman Mahatma Gandi mengikuti versi India Utara yang melaksanakan Puja Dipawali dengan memilih hari terdekat dengan bulan mati atau Tilem.
Menurut Ramesh, kata Dipawali berasal dari dua suku kata, yakni Deepa yang artinya Api (Agni), api dapat diartikan sebagai Agni yang suci dan Vali artinya perjalanan hidup. Dapat diartikan Dipawali (Deepavali) mengandung makna sebuah penyucian diri terhadap kesalahan dan dosa yang dilakukan selama perjalanan hidup atau kebaikan untuk menaklukan kejahatan, terutama dalam diri manusia. *m
Ketua Harian Yayasan Taman Mahatma Gandi, Mohit, menjelaskan bahwa perayaan Hari Dipawali telah ditetapkan jauh-jauh hari sebelumnya, sehingga disepakati untuk dilaksanakan puja pada Kamis kemarin. Namun, pihaknya tetap menghormati pemerintah yang mengeluarkan edaran libur fakultatif pada Rabu (18/10).
Lebih lanjut dikatakan, dalam perayaan Dipawali ini, seluruh siswa yang merupakan anak didik di TK, SD, SMP dan SMA Taman Rama dilibatkan. Mulai dari melaksanakan doa bersama, pagelaran drama tentang kebenaran, dan lain sebagainya. “Kita melaksanakan puja hanya untuk guru dan pegawai yang beragama Hindu India saja, karena di sini kita banyak agama, sehingga tidak bisa dipaksakan,” kata Mohit.
Dikatakan, pelaksanaan puja ini yang ke-17 kali sejak berdirinya Yayasan Taman Mahatma Gandi. Pelaksanaanya pun sangat sederhana, hal ini merupakan implementasi dari ajaran Mahatma Gandi yang selalu menekankan kesederhanaan. “Kami memang sederhana, sesuai dengan ajaran Mahatma Gandi yang selalu sederhana,” ujarnya.
Pendeta Guruji Ramesh Sastry mengatakan bahwa Dipawali dilaksanakan dengan dua versi berdasarkan perhitungan kalender India, yakni versi India Utara dan India Selatan. Sehingga ditetapkan dua hari dalam perayaannya. Sedangakan Yayasan Taman Mahatma Gandi mengikuti versi India Utara yang melaksanakan Puja Dipawali dengan memilih hari terdekat dengan bulan mati atau Tilem.
Menurut Ramesh, kata Dipawali berasal dari dua suku kata, yakni Deepa yang artinya Api (Agni), api dapat diartikan sebagai Agni yang suci dan Vali artinya perjalanan hidup. Dapat diartikan Dipawali (Deepavali) mengandung makna sebuah penyucian diri terhadap kesalahan dan dosa yang dilakukan selama perjalanan hidup atau kebaikan untuk menaklukan kejahatan, terutama dalam diri manusia. *m
Komentar