Syuting Selama 16 Hari, Tak Lupa Haturkan Banten Pejati
Ayu Laksmi tidak menyangka dirinya akan jadi buah bibir, padahal perannya dalam film Pengabdi Setan hanya mendelik, tanpa bicara, tanpa tersenyum, dan tidak bergerak.
Kisah I Gusti Ayu Laksmi, Lady Rocker asal Singaraja yang Perankan Ibu di Film ‘Pengabdi Setan’
DENPASAR, NusaBali
Lady rocker asal Singaraja, Buleleng, I Gusti Ayu Laksmiyani, 50, tengah menjadi perbincangan publik setelah terlibat dalam film horor berjudul ‘Pengabdi Setan’. Berkat aktingnya yang memukau, meski tanpa banyak bicara, Ayu Laksmi berhasil menteror 3 juta penonton yang telah menyaksikan film Pengabdi Setan. Terungkap, sebelum syuting selama 16 hari di sebuah rumah tua di Bandung, Ayu Laksmi tak lupa menghaturkan banten pejati.
Film Pengabdi Setan yang dimainkan Ayu Laksmi saat ini tengah digandrungi masyarakat. Setidaknya ada 3 juta penonton yang telah menyaksikan film Pengabdi Setan, terhitung sejak film arahan sutradara Joko Anwar tayang di bioskop pada 28 September 2017 hingga 17 Oktober 2017. Film ini bahkan mampu menumbangkan rekor film horor sebelumnya, ‘Danur’, yang mencapai 2,7 juta penonton selama tayang di bioskop selama tahun 2017.
Ayu Laksmi selama ini dikenal sebagai pelantun lagu-lagu Svara Semesta, yang bernuansa cinta kasih. Namun, saat bergabung dalam proyek film Pengabdi Setan, adik kandung penyanyi I Gusti Ayu Made Wedayanti, 54, ini tiba-tiba sebagai sosok seram sesuai peran yang dimainkannya. Dalam film Pengabdi Setan, Ayu Laksmi berperan sebagai Ibu Mawarni yang sakit-sakitan sekaligus setan.
Secara ringkas, film ini menceritakan tentang satu keluarga utuh yang terdiri dari Ibu (Ayu Laksmi), Bapak (Bront Palarae), dan keempat anaknya: Rini (Tara Basro), Tony (Endy Arfian), Bondi (Nasar Annuz), dan Ian (M Adhiyat). Keluarga ini mengalami keterpurukan finansial, karena sudah lebih dari 3 tahun uang mereka habis untuk biaya pengobatan sang ibu yang sakit keras. Rumah mereka disita, hingga sang bapak terpaksa memboyong keluarganya pindah ke rumah nenek.
Ibu yang sedang sakit keras tidak bisa bangun dari tempat tidur dan hanya mampu membunyikan lonceng, jika ingin memanggil anggota keluarganya. Mereka bergantian merawat si ibu. Setelah sakit bertahun-tahun, si ibu akhirnya meninggal dunia. Tapi, setelah si ibu meninggal, banyak kejadian aneh yang menghantui keluarga ini. Sang ibu yang sudah meninggal itu seolah bangkit dari kubur dan menampakkan diri di depan anak-anaknya. Syuting film horor ini dilakukan selama 16 hari di sebuah rumah tua di kawasan Pengalengan, Bandung, Jawa Barat.
Ayu Laksmi sendiri awalnya tidak serta merta langsung menerima tawaran main film horror Pengabdi Setan ini. Seniman kelahiran Singaraja, 25 November 1967 ini, baru memutuskan ikut setelah hatinya berkata ‘Ya’, melalui proses yang panjang. “Awalnya yang hubungi saya itu Happy Salma (artis yang menantu tokoh Puri Agung Ubud, Tjokorda Raka Kerthyasa alias Cok Ibah, Red). Dia bilang, ‘Mbak Ayu, Joko Anwar mau buat film horor. Dia ini sutradara yang bagus dan lagi butuh perempuan matang untuk peran ibu.’ Akhirnya, nomor saya dishare ke Joko Anwar,” kenang Ayu Laksmi dalam bicang-bincang dengan NusaBali di Denpasar, Selasa (17/10) lalu.
Saat itu, Ayu Laksmi belum fokus memikirkan tawaran Joko Anwar tersebut, karena dirinya tengah sibuk persiapan show ke India bersama grup Svara Semesta. Sama sekali dia belum berpikir tentang film ini. “Ketika saya sudah berada di India, Joko Anwar baru berkabar. Dia bilang pernah nonton saya dalam film Under The Tree garapan Garin Nugroho, lalu menanyakan kapan kira-kira saya bisa ke Jakarta untuk casting? Saya bilang akan penuhi panggilan casting, meski saya belum terlalu berproses dalam dunia seni peran,” kata Ayu Laksmi.
Ketika beberapa pentas di India telah dilaksanakan, barulah Ayu Laksmi mulai melakukan research tentang karya-karya Joko Anwar, berikut latar belakang sang sutradara. Pada saat bersamaan, timnya juga meresearch film Pengabdi Setan sebelumnya (tahun 1982). “Ternyata, karya-karya Joko Anwar banyak yang bagus, mulai dari kisah, pemilihan pemain, dan cinematography juga sangat bagus. Nah, yang menjadi keraguan adalah apakah nanti yang akan dibuat kemasannya seperti film yang dulu? Karena, maaf, saya tidak begitu suka,” cerita Ayu Laksmi.
SELANJUTNYA...
Komentar