Syuting Selama 16 Hari, Tak Lupa Haturkan Banten Pejati
Ayu Laksmi tidak menyangka dirinya akan jadi buah bibir, padahal perannya dalam film Pengabdi Setan hanya mendelik, tanpa bicara, tanpa tersenyum, dan tidak bergerak.
Singkat cerita, pada 12 Maret 2017 Ayu Laksmi memenuhi panggilan casting Joko Anwar sebagai tokoh ibu. Saat casting, Ayu Laksmi dilepas bebas bagaiamana menginterpretasikan karakter ibu yang dikisahkan.
“Situasi yang digelar sangat rileks. Joko Anwar adalah orang yang sangat hangat, santai, jadi seperti dikondisikan dalam mood yang baik,” katanya. Usai casting, Ayu Laksmi memberikan CD albumnya, Svara Semesta 2, kepada Joko Anwar. “Saat itu, CD langsung diputar, dia agak kaget dan bilang nuansa lagu-lagunya magis. Joko Anwar ternyata juga sudah melihat live show saya di youtube. Terus saya balik ke Bali melanjutkan aktivitas saya. 10 hari kemudian, Joko Anwar nelepon, bilang, ‘Mbok kita jadi syuting ya’.”
Menurut Joko Anwar dalam interviewnya kepada media, karakter Ayu Laksmi dapat memunculkan karakter ibu yang kuat, seperti yang dia inginkan. “Katanya, karena saya adalah seniman, dan untuk memainkan karakter ibu dalam film ini, yang dicari dan dibutuhkan bukan hanya pemain dengan kemampuan berakting, tapi juga gesture, hingga sedikit saja tubuh bergerak adalah art (seni),” papar Ayu Laksmi mengutip pernyataan Joko Anwar.
Dari panggilan itu, mulailah terjadi gejolak bathin dalam diri Ayu Laksmi. Pikiran masih agak ragu namun hati seperti sudah mengiyakan. Supaya diri lebih yakin, dia meminta pendapat dan restu ibu. “Ternyata, ibu saya tidak masalah. Jadi, buat saya jika yang namanya ibu merestui apa yang menjadi pilihan saya, itu adalah utama restu Ibu,” ceritanya.
Akhirnya, Ayu Laksmi sampai pada sebuah kesadaran utuh dan penuh untuk bermain dalam film horor Pengabdi Setan. Dia merelakan diri berperan sebagai sesuatu yang lain, yang bukan diri sendiri. Sebagai orang Bali, Ayu Laksmi percaya ada yang tidak nampak di balik yang tampak. Karena itu, sebelum memulai kegiatan syuting, dia terlebih dulu menghaturkan pejati di lokasi.
“Sebagaimana ketika saya melakukan pementasan di mana pun, saya selalu menghaturkan pejati untuk melaporkan pada diri, memperkenalkan diri kepada hal yang tidak tampak di lokasi, menyatakan tindakan, maksud dan tujuan datang ke tempat itu dan memohon agar semua pihak yang terlibat diberi kemudahan, perlindungan serta terjaga dalam energi yang positif,” sebut Ayu Laksmi.
Ayu Laksmi terus mengingatkan diri selama 16 hari syuting di sebuah rumah tua di kawasan Pengalengan, Bandung, dengan meditasi. Bahkan, dia malukat (mandi suci) setelah selesai syuting. “Saya juga malukat sebagaimana yang dilakukan oleh orang Bali. Saya juga meditasi tanpa henti, baik sebelum, selama, maupun sesudah film. Saya setiap hari selalu mengingatkan diri. Berupaya setiap hari, di setiap ruang atau sudut yang dilalui, saya selalu menyapa baik yang kelihatan dan tidak kelihatan dengan cara saya, termasuk hati-hati bicara,” ujarnya.
Ayu Laksmi tidak menyangka peran kecil dengan sosok menakutkan dalam film Pengabdi Setan, malah diapresiasi publik, bahkan jadi viral, jadi meme di media sosial. “Yang saya lakukan di film ini adalah tidak bicara, tidak bergerak, mendelik, tidak tersenyum, plus udara yang begitu dingin. Kadang saya tidak percaya bahwa yang sedang dijadikan bulan-bulanan oleh para netizen itu adalah saya,” celoteh Ayu Laksmi, yang langsung dapat tawaran main dua filem berikutnya, pasca syuting film Pengabdi Setan. Namun, sampai perempuan berusia 50 tahun ini belum putuskan menerima atau tolak tawaran tersebut. 7 in
SELANJUTNYA...
Komentar