nusabali

Syuting Selama 16 Hari, Tak Lupa Haturkan Banten Pejati

  • www.nusabali.com-syuting-selama-16-hari-tak-lupa-haturkan-banten-pejati

Ayu Laksmi tidak menyangka dirinya akan jadi buah bibir, padahal perannya dalam film Pengabdi Setan hanya mendelik, tanpa bicara, tanpa tersenyum, dan tidak bergerak.

Berawal dari Trio Ayu Sisters

NAMA I Gusti Ayu Laksmiyani, 50, mulai dikenal publik sejak menjuarai BRTV Provinsi Bali 1983 untuk versi Trio, ketika usianya menginjak 16 tahun. Kala itu, Ayu Laksmi tergabung dalam Trio Ayu Sisters bersama kedua kakak kandungnya: I Gusti Ayu Made Wedayanti, 54 (penyanyi yang baru dua bulan lalu luncurkan album ‘Sudah Merenung Kah Kau, Tuan’) dan I Gusti Ayu Partiwi, 52 (kini seorang dokter). 

Pada tahun 1983 pula, Trio Ayu Sisters sukses meraih penghargaan sebagai Juara III dan sekaligus sebagai Trio Berpenampilan Terbaik BRTV Tingkat Nasional. Dalam perkembangannya, Ayu Laksmi dikenal sebagai salah satu lady rocker di blantika musik nasional di era 1984-1993. Beberapa single dan soundtrack film yang dinyanyikannya, cukup akrab di telinga para pecinta musik Indonesia masa itu. 

Pada 1989, Ayu Laksmi kontribusi dalam album kompilasi Indonesia's Top 10 dengan single ‘Tak Selalu Gemilang’ ciptaan Didi AGP, Sound track film Catatan Si Boy 2 dengan lagu ‘Hello Sobat’ ciptaan Harry Sabar. Pada 1991, dia meluncurkan album pertama berjudul ‘Istana yang Hilang’, dengan arranger Raidy Noor. Namun setelah album itu beredar namanya langsung menghilang dari industri musik Indonesia. 

Pada 1992, Ayu Laksmi pulang ke Bali guna melanjutkan kuliah di Fakultas Hukum Unud. Kemudian, 1995-1997 Ayu Laksmi bergabung dengan kelompok Band ‘Tropical Transit’, yang dimotori oleh Riwin, salah satu anggota grup band Pahama. Dalam band ini, Ayu Laksmi belajar sebagai entertainer, juga menjelajah berbagai aliran musik, seperti Jazz dan Latin. Ayu Laksmi bernyanyi di berbagai venue, dari cafe, restaurant, hotel, sampai kapal pesiar dan sempat berlayar menjelajah Lautan Karibia.

Pada 2002, Ayu laksmi kembali meramaikan pentas musik Indonesia dengan image baru, menggabungkan unsur musik tradisi timur dan modern. Saat itu, dia juga terlibat aktif dalam program Bali For The World, program recovery akibat tragedi Bom Bali I, 12 Oktober 2002. Gabung kembali dengan Tropical Transit (2004-2008) Ayu laksmi sempat pula memperkuat kelompok musik rohani Hindu ‘Nyanyian Dharma’ yang dimotori Dewa Budjana dan Trie Utami pada 2006. 

Di penghujung tahun 2010, Ayu Laksmi resmi mengundurkan diri dari berbagai kelompok musik, kemudian meluncurkan album Svara Semesta. Bersamaan dengan peluncuran albumnya, Ayu Laksmi juga membentuk grup musik Svara Semesta. Seiring berjalannya waktu, grup beraliran World Music ini berkembang menjadi sebuah komunitas seni anak-anak muda kreatif, yang terdiri dari musisi, penari, teater, berbakat asal berbagai wilayah di Indonesia. Bersama group inilah Ayu Laksmi kembali menjelajah panggung panggung besar festival seni budaya. *in

Komentar