nusabali

Orangtua Sudah Punya Firasat Buruk

  • www.nusabali.com-orangtua-sudah-punya-firasat-buruk

Bayi Kembar Siam asal Desa Pacung Lahir Prematur

SINGARAJA, NusaBali

Pasangan suami istri Syamsudin, 48, dan Asyini, 38, warga Banjar Dinas Alas Sari, Desa Pacung, Kecamatan Tejakula, Buleleng, semestinya gembira menyambut kelahiran buah hati mereka. Tetapi pasutri ini justru sedih karena bayi berkelamin perempuan yang dilahirkan pada Jumat (20/10) sekitar pukul 17.00 Wita dengan cara operasi Caesar, itu mengalami dempet di bagian dada hingga perut. Tindakan operasi tersebut terpaksa diambil oleh tim medis, lantaran Asyini mengalami pecah ketuban pada usia kehamilan 31 minggu (7 bulan, 3 minggu).

Syamsudin yang kesehariannya bekerja sebagai pedagang, saat ditemui sedang mendampingi istrinya di ruang perawatan Melati RSUD Buleleng, mengaku sempat merasakan firasat, bahwa hal buruk akan menghampirinya.

Sejak awal kehamilan anak kelima ini, Syamsudin rutin mengantar Asyini memeriksakan kehamilannya ke bidan desa. Tidak ada tanda-tanda dan gangguan kehamilan yang berarti yang dialami Asyini sebelum melahirkan bayi kembar siam tersebut. Ngidamnya pun, menurut Syamsudin, tidak pernah menginginkan yang aneh-aneh. Untuk memastikan bayi mereka baik-baik saja, keduanya memutuskan untuk melakukan USG di dokter kandungan sebanyak dua kali.

Pertama pada usia kehamilan 24 minggu. Saat itulah muncul firasat buruk Syamsudin yang seketika membayangkan bayinya yang disebut kembar oleh dokter adalah bayi kembar siam.

“Firasat itu datang tiba-tiba. Pikiran saya langsung mengarah ke sana, saat dokter menjelaskan bahwa bayi dalam kandungan istri saya ini kembar,” kata dia.

Firasatnya tersebut segera dienyahkan. Meski begitu, pikiran buruk tersebut terus menghantui pikiran Syansudin. Sebulan kemudian saat usia kandungan Asyini masuk 28 minggu, Syamsudin dan istrinya kembali melakukan pemeriksaan USG. Namun saat itu dokter juga tidak menjelaskan kondisi anak dalam kandungannya.

Hingga pada Jumat (20/10) pagi tanda-tanda akan melahirkan dirasakan oleh Aysini. Padahal usia kehamilannya baru 31 minggu (7 bulan, 3 minggu). Asyini yang hanya sebagai ibu rumah tangga mulai merasakan sakit perut, dan beberapa saat kemudian air ketubannya pecah. Syamsudin pun akhirnya membawa istrinya ke RSUD Buleleng.

Setelah mendapatkan pemeriksaan tim medis, Asyini diputuskan untuk menjalani operasi Caesar, karena air ketubannya sudah habis. Selain juga pertimbangan bayinya kembar. Akhirnya bayi kembar tersebut lahir pada pukul 17.00 Wita berjenis kelamin perempuan dengan berat keduanya hanya 1,9 kilogram.

Syamsudin dan istrinya sempat shock ketika mengetahui kondisi bayi kembarnya yang mengalami dempet di bagian dada hingga perut.

Bayi yang prematur dengan kelainan tersebut kini masih dirawat di ruang NICU RSUD Buleleng.

Sementara itu Wakil Direktur Pelayanan Medik RSUD Buleleng dr Putu Sudarsana SpOG yang ditemui terpisah, Sabtu (21/10) siang, di ruang NICU RSUD Buleleng, mengatakan, pasien tersebut sempat memeriksakan kehamilan pada dirinya. Pada pemeriksaan kedua, Sudarsana mengaku sudah curiga dengan kondisi kehamilan itu.

Namun saat itu, kecurigaannya tidak dapat diperkuat karena keterbatasan kemampuan alat USG menjangkau kondisi di dalam kandungan. Hingga saat ini  tim medis belum mengetahui secara pasti kondisi organ dalam bayi. Apakah menyatu atau tidak, meski pihak rumah sakit sudah melakukan rontgen kepada bayi tersebut.

“Kami belum tahu pasti apa organ dalamnya jadi satu atau tidak. Kami sudah lakukan rontgen, tapi belum bisa kami pastikan. Sementara perkiraan kami hanya ada penyatuan pada dada sampai dinding perut,” ujar Sudarsana. Pihaknya berencana merujuk bayi kembar siam itu ke RS Sanglah, Denpasar.

Sudarsana menyatakan sudah berkoordinasi dengan dokter spesialis bedah anak di RS Sanglah untuk penanganan lebih lanjut. Saat ini hanya menunggu kesiapan dari orangtua bayi dan kestabilan kondisi bayi.

Sementara bayi kembar siam yang dirawat di ruang NICU dengan berbagai alat bantuan sejak dilahirkan, hingga saat ini kondisinya stabil. Keduanya belum mendapatkan nama dari orangtuanya. *k23

Komentar