Perebutan Cawabup KGB Sengit
Partai yang masing-masing mengusung kandidat cawabup akan ngotot-ngototan mempertahankan jagoannya jika perbandingan hasil survei tipis.
Hasil Survei Kandidat akan Diumumkan 26 Oktober
GIANYAR, NusaBali
Koalisi Gianyar Bangkit (KGB) akan mengumumkan hasil survei paket cabup-cawabup untuk Pilkada Gianyar 2018, Kamis (26/10). Di lain sisi, KGB tak luput dari pertaruhan antar elite partai anggota KGB dalam memperebutkan posisi cawabup untuk jagoan masing-masing.
Sebagaimana diketahui, sejak sebulan lebih, KGB dengan menggandeng lembaga survei menggelar survei kandidat. Survei ini untuk mengetahui popularitas pendaftar kandidat cabup dan cawabup di KGB dan elektabilitas pendaftar yang dipaketkan.
Pada survei paket, posisi cabupnya hanya satu, yakni tokoh Puri Agung Ubud Tjokorda Raka Kerthyasa alias Cok Ibah. Sedangkan posisi kandidat cawabup KGB, yakni AA Gde Waisnawa Putra alias Gung Wis dari Puri Anyar Gianyar, Bendahara DPC Demokrat Gianyar yang pengusaha pariwisata Pande Istri Maharani Prima Dewi alias Gek Rani, dan Ida Bagus Gaga Adi Saputra alias Gus Gaga, mantan Sekda Gianyar yang tokoh Griya Kawan, Kota Gianyar.
Informasi NusaBali di Gianyar, Senin (24/10), semua partai yang tergabung di KGB mengklaim jagoannya sama-sama kuat untuk merebut posisi cawabup. Di antaranya, Demokrat mengusung Gek Rani, dan PKPI (Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia) mengusung Gung Wis. Sedangkan, Cok Ibah kader Golkar diusung Golkar. Nama Gus Gaga didaftarkan oleh Gerindra, namun telah direkomendasi oleh NasDem untuk berpaket dengan Cok Ibah.
Hanya saja, KGB beranggotakan Golkar, Demokrat, Gerindra, dan PKPI. NasDem di luar KGB dan belum berkoalisi. Menurut beberapa kalangan di Gianyar, partai yang masing-masing mengusung tiga nama kandidat cawabup itu akan ngotot-ngototan mempertahankan jagoannya jika perbandingan hasil survei nanti amat tipis. “Mekanisme penentuan, siapa yang akan dipasang jadi cawabup, tentu akan jadi krusial di KGB,” ujar sumber di DPRD Gianyar.
Dihubungi terpisah, Ketua KGB Tjokorda Gde Asmara Putra Sukawati alias Cok Asmara mengakui, ngotot-ngototan antar elite partai untuk perebutan posisi cawabup, bisa terjadi. “Sebaliknya, bisa juga tak terjadi (ngotot-ngototan,Red). Karena kami kan belum membahas hasil survei dan pembahasan lain di internal KGB,” jelas anggota Komisi IV DPRD Bali ini.
Cok Asmara mengakui sah-sah saja setiap partai memperjuangkan kader atau jagoannya. Namun satu hal positif yang telah diraihnya, yakni Cok Ibah telah disepakati semua parpol di KGB untuk dipasang sebagai cabup, termasuk NasDem di luar KGB. Pada bagian lain, sebagaimana komitmen awal, semua partai di KGB sepakat dalam menentukan cawabup, salah satunya melalui hasil survei. Selanjutnya, hasil survei itu, apapun hasilnya harus dikompromikan dengan Cok Ibah untuk menentukan siapa cawabupnya.
“Saya akui, kompromi dan lobi-lobi untuk menetapkan cawabup itu, akan ketat. Bahkan stagnan. Tapi, pihak yang akan menggunakan cawabup hingga jadi wabup terpilih nanti, kan cabupnya,’’ jelas tokoh Puri Kantor Ubud ini. Cok Asmara menambahkan, akan sangat repot jika cabup dipaksakan bertandem dengan cawabup tertentu, namun kurang pas dan berdampak cabupnya, ngambul. Pola yang amat tepat harus diambil adalah komunikasi intens, dan kompromi yang matang dan terarah. Antara hasil survei dan harapan cabup, harus dikompromikan. Karena akan bisa berbeda, antara kenyataan hasil survei dengan harapan cabup. “Hasil survei tak 100 persen menentukan paket. Hasil survei hanya sabagai salah satu tolok ukur untuk menentukan paket calon,” jelasnya. *lsa
Komentar