Populasi Babi di Bali Capai 800 Ribu Ekor
Selain pasokan yang terjaga, harga daging babi juga masih stabil. Namun pasaran agak terganggu dengan situasi Gunung Agung.
DENPASAR, NusaBali
Populasi babi untuk stok kebutuhan Hari Galungan memadai. Data Dinas Peternakan Provinsi menunjukkan populasi babi tidak kurang dari 800 ribu ekor. Jumlah itu pun terhitung untuk babi dewasa (induk), tidak termasuk kucit (bayi dan anak babi). Karena itu jika dihitung anaknya, populasi babi di Bali lebih dari 800 ribu ekor.
Kabid Kesehatan Hewan Kesehatan Masyarakat Verteriner Pengadaan dan Pemasaran Disnak Provinsi Ni Made Sukerni, menyatakan tidak ada persoalan dengan kebutuhan atau pasokan babi. “Jumlah itu mencukupi,” ujar Sukerni, Kamis (26/10).
Didampingi Kasi Pengolahan dan Pemasaran Jose Manuel OA Sarmento, Sukerni mengatakan tidak ada keluhan terkait kebutuhan babi. “Harga juga stabil,” jelas Sukerni.
Namun demikian, harga daging diprediksi mengalami kenaikan dua atau sehari jelang Galungan. Terutama pada saat hari Penampahan Galungan, karena saat ini kebutuhan terhadap daging babi akan mencapai puncaknya.
Daging babi tersebut untuk bahan olahan lawar, sate dan menu khas Galungan lainnya. Olahan daging babi tersebut, baik untuk konsumsi maupun bahan upacara. “Kenaikan harga tersebut wajar karena kebutuhan meningkat,” tambah Jose Manuel.
Dari pantauan harga daging babi besarannya bervariasi. Tergantung kualitas atau kategorinya. Daging babi kualitas I Rp 55.000 per kg. Kualitas daging nomor dua, harganya Rp 50.000 per kg. Sedang untuk babi hidup dengan berat 100 kilogram keatas harganya Rp 22 ribu per kg. Sementara untuk bibit babi,khususnya jenis babi landrace harganya Rp 50.000 per kg.
Konsumsi daging babi terbilang tinggi. Itu ditandai jumlah rata- rata pemotongan setiap bulan. Diperkirakan dalam sebulan sekitar 30 ribu ekor babi yang dipotong untuk pemenuhan konsumsi. Perkiraan tersebut berasal dari laporan dari rumah potong hewan atau yang resmi. Sedang pemotongan dengan skala kecil, untuk keperluan upacara dan keperluan lainnya tidak masuk atau tidak terhitung. Karena itu jumlah pemotongan babi lebih dari 30.000 ekor setiap bulan.
Selain babi, harga ungas juga tidak bergejolak banyak. Diantaranya harga daging ayam dan itik. Harga daging ayam broiler Rp 30.000 per kg. Sedang untuk ayam buras dan bebek (itik) hitunganya per ekor. Untuk ayam buras (dewasa) Rp 60.000 per ekor. Demikian juga itik, harganya Rp 60.000 per ekor.
Meski harga daging, baik babi dan ungas relatif stabil, namun suasana pembelian dirasakan mengalami kelesuan. Ancaman erupsi Gunung Agung diperkirakan menjadi salah satu penyebab kelesuan ‘bisnis’ jual daging babi dan unggas. “ Banyak berhalangan merayakan Galungan. Kan ada warga yang masih mengungsi,” kata Sukerni. *k17.
Komentar