Pengungsi Denpasar Diajak Ngelawar
Dinas Sosial (Dinsos) Kota Denpasar akan mengajak para pengungsi Gunung Agung di Denpasar ngelawar bareng bagi mereka yang tidak pulang kampung pada penampahan Galungan, Selasa (31/10) mendatang.
Juga Disiapkan Bus untuk Sembahyang ke Pura
DENPASAR, NusaBali
Dengan kegiatan ngelawar ini, pengungsi diharapkan bisa menikmati perayaan Galungan dan Kuningan seperti selayaknya di kampung mereka dengan suasana berbeda.
Kegiatan ngelawar bareng akan dilakukan di masing-masing posko dan akan dikoordinir langsung oleh koordinator posko. Dari Dinas Sosial nantinya akan menyediakan daging maupun peralatan yang diperlukan seperti talenan dan golok.
Kepala Dinas Sosial Kota Denpasar Made Mertajaya, Kamis (26/10), mengatakan, pihaknya merencanakan kegiatan ngelawar untuk menambah semangat pengungsi menjelang perayaan Galungan, dimana Galungan yang biasanya dirayakan di rumah masing-masing kini menemui suasana berbeda. Suasana inilah kata Mertajaya yang harus dikembalikan agar mereka tetap merasakan kemeriahan itu.
"Kami fasilitasi ngelawar bereng ini karena kami tahu ciri khas orang Karangasem saat penampahan Galungan kan mebat. Jadi kami berinisiatif mengajak mereka seperti kegiatan mereka di Karangasem," jelas Mertajaya. Ia mengatakan, situasi saat ini tidak bisa menentukan mereka harus pulang atau tidak. Maka dari itu, untuk menghilangkan kejenuhan mereka bisa dengan berbagai cara terutama pada perayaan Galungan mendatang.
Namun kata Mertajaya, sebelum keputusan diambil pihaknya tetap kembali akan melakukan rembug ke masing-masing posko untuk menggali apa yang mereka perlukan saat perayaan Galungan, selain ngelawar bareng. "Sebelum penampahan Galungan datang, kami juga akan rembug dengan masyarakat untuk menggali keperluan mereka selain diajak ngelawar. Sehingga kita bisa memfasilitasi keperluan mereka, agar mereka nyaman," jelasnya.
Selain diajak ngelawar, khusus untuk persembahyangan pada saat Galungan, para pengungsi di Denpasar akan difokuskan pada dua Pura Kahyangan di Denpasar yakni Pura Jagat Natha dan Pura Lokanata Lumintang. Sementara untuk sulinggih yang akan muput selain sulinggih dan pemangku dari Kota Denpasar, juga akan melibatkan pemangku dari Pura Besakih, sehingga semuanya diberikan kesempatan untuk sembahyang tanpa harus pulang.
Kepala Dinas Kebudayaan Kota Denpasar, I Made Pasek Mandira mengatakan, kegiatan persembahyangan bagi pengungsi yang memilih tidak pulang, semuanya akan difokuskan di dua pura tersebut, karena konsep yang dipakai adalah nunggalang. Jadi mereka yang akan menuju pura bakal difasilitasi langsung oleh Pemkot Denpasar, baik itu dari segi konsumsi, upakara hingga transportasi. "Kami juga sudah berkomunikasi dengan forum Semeton Karangasem atau Sekar," imbuhnya. Untuk transportasi jemputan bagi warga ke pura, pihaknya akan menggunakan mobil milik BPBD, Dinas Sosial, hingga Satpol PP agar warga dapat keseluruhan ikut melakukan persembahyangan.
Dipilihnya Pura Jagat Natha dan Pura Lokanata Lumintang, kata Mandira karena di Kota Denpasar yang merupakan Pura Kahyangan Jagat adalah dua pura tersebut. "Itu Pura kan Kahyangan Jagat jadi siapapun bisa sembahyang. Dan kami tidak pernah membatasi itu. Dengan jumlah pengungsi yang mencapai ribuan kami akan bagi di dua pura itu," jelasnya. *m
Komentar