Pemilik Pabrik Petasan dan Direktur Operasional Ditetapkan Jadi Tersangka
Seorang Tersangka Lagi Diduga Tewas
JAKARTA, NusaBali
Polisi menetapkan tiga orang tersangka terkait kasus ledakan yang merenggut 48 korban jiwa dan 46 orang luka-luka di pabrik petasan di Kosambi, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Ketiganya adalah pemilik pabrik Indra Liyono, Direktur Operasional PT Panca Buana Cahaya Sukses Andri Hartanto, dan pekerja bernama Subarna Ega. Polisi juga menahan Indra Liyono dan Andri Hartanto. Keduanya ditetapkan sebagai tersangka atas dugaan kelalaian yang mengakibatkan kematian orang lain dan memperkerjakan anak bawah umur di pabrik.
“Dari hasil gelar perkara kesimpulannya menetapkan tiga tersangka,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono dalam jumpa pers di Mapolda Metro Jaya, Sabtu (28/10).
“Kami melakukan penahanan dua tersangka (Indra Liyono dan Andri Hartanto) ini di Polda Metro Jaya,” imbuh Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Nico Afinta dalam jumpa pers di Mapolda Metro Jaya.
Indra dan Andri dijerat dengan Pasal 359 KUHP dan Pasal 74 UU Ketenagakerjaan mengenai larangan mempekerjakan anak.
Sedangkan tersangka Subarna Ega dijerat dengan Pasal 359 KUHP. Subarna Ega adalah pekerja yang melakukan pengelasan di pabrik di Kosambi. Percikan api dari las menyambar ke bahan baku pembuatan petasan/kembang api hingga akhirnya terjadi ledakan dan kebakaran besar pada Kamis (26/10).
“Subarna Ega posisinya masih dalam pencarian. Dimungkinkan yang bersangkutan meninggal dunia, tapi masih kami cari,” ucap Kombes Nico seperti dilansir detikcom.
Dijeratnya bos dan direktur operasional pabrik dengan sangkaan UU Ketenagakerjaan, menurut Kombes Nico, berdasarkan penyelidikan atas korban ledakan. Diketahui sejumlah korban luka berusia remaja, termasuk korban meninggal Surnah yang berhasil diidentifikasi jasadnya di RS Polri.
“Ini kami dapatkan dari keterangan beberapa saksi yaitu antara lain ibu Surnah yang kemarin anaknya meninggal umur 14 tahun, juga ada Wawan 17 tahun, dan Siti Fatimah 15 tahun,” tutur Kombes Nico.
Korban tewas akibat ledakan pabrik yang mempekerjakan 103 orang itu kini bertambah menjadi 48 orang. Satu korban meninggal dalam perawatan di RSUD Tangerang bernama Nurhayati.
Sementara di RS Polri, tiga jasad korban ledakan berhasil teridentifikasi. Saat ini total ada 4 jasad yang teridentifikasi setelah jenazah Surnah, 14, yang sudah dimakamkan Sabtu kemarin.
Ketiga korban tewas yang teridentifikasi yakni Rahmat (beralamat di Garut), Marwati binti Atip (Tangerang) dan Sutrisna bin Alim (Tangerang). Ketiga korban diidentifikasi melalui DNA, gigi, dan medis.
“Hasil penyidikan terakhir jumlah korban bertambah dari 47 menjadi 48 orang. Kami baru menerima kabar ada satu orang korban meninggal karena luka bakar yang hebat,” ujar Kombes Nico.
Ternyata, bahan baku kembang api yang berada di pabrik PT Panca Buana Cahaya Sukses yang meledak dan terbakar di Kosambi, Kabupaten Tangerang mencapai 4 ribu kilogram (4 ton). Percikan api las yang menyambar bahan baku tersebut menimbulkan ledakan kuat.
“Dari hasil keterangan saksi-saksi, memang yang bersangkutan ini (Subarna Ega) mengelas dari atas atap bahan kembang api yang ditumpuk sekitar 4 ribu kilogram. Jadi dia mengelas di bagian atap yang di bawahnya itu ada bahan kembang api,” kata Kombes Argo Yuwono seperti dilansir detikcom.
Pada hari kejadian, Kamis (26/10), Ega diminta Direktur Operasional Andri Hartanto melakukan pengerjaan las.
“Subarna Ega adalah tukang las yang diperintahkan oleh Andri Hartanto. Kemudian Andri menyuruh (Subarna) las ke gedung sebelah kanan atas. Di sanalah terjadi percikan api yang menyambar bahan kembang api,” ujar Kombes Nico. Ledakan kuat terjadi hingga menyulut kebakaran besar. Pekerja terjebak di bagian belakang pabrik.
“Sebagian besar korban melarikan diri ke arah belakang. Jadi dari pintu depan merapat ke arah bagian belakang. Hampir 30-an orang lebih dalam 1 titik di bagian belakang bangunan dan sebagian besar ada yang berusaha menjebol tembok di samping kanan,” papar Kombes Nico.
Gubernur Banten Wahidin Halim sebelumnya menyebut ada pelanggaran yang dilakukan pemilik PT Panca Buana Cahaya Sukses. Selain ada pekerja anak, upah buruh di pabrik juga rendah.
Pabrik yang mempekerjakan 103 orang itu disebut sudah mengantongi izin. Sekda Kabupaten Tangerang Moch Maesyal Rasyid menyebut kembang api yang diproduksi berjenis sparklers dengan kawat pegangan. *
“Dari hasil gelar perkara kesimpulannya menetapkan tiga tersangka,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono dalam jumpa pers di Mapolda Metro Jaya, Sabtu (28/10).
“Kami melakukan penahanan dua tersangka (Indra Liyono dan Andri Hartanto) ini di Polda Metro Jaya,” imbuh Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Nico Afinta dalam jumpa pers di Mapolda Metro Jaya.
Indra dan Andri dijerat dengan Pasal 359 KUHP dan Pasal 74 UU Ketenagakerjaan mengenai larangan mempekerjakan anak.
Sedangkan tersangka Subarna Ega dijerat dengan Pasal 359 KUHP. Subarna Ega adalah pekerja yang melakukan pengelasan di pabrik di Kosambi. Percikan api dari las menyambar ke bahan baku pembuatan petasan/kembang api hingga akhirnya terjadi ledakan dan kebakaran besar pada Kamis (26/10).
“Subarna Ega posisinya masih dalam pencarian. Dimungkinkan yang bersangkutan meninggal dunia, tapi masih kami cari,” ucap Kombes Nico seperti dilansir detikcom.
Dijeratnya bos dan direktur operasional pabrik dengan sangkaan UU Ketenagakerjaan, menurut Kombes Nico, berdasarkan penyelidikan atas korban ledakan. Diketahui sejumlah korban luka berusia remaja, termasuk korban meninggal Surnah yang berhasil diidentifikasi jasadnya di RS Polri.
“Ini kami dapatkan dari keterangan beberapa saksi yaitu antara lain ibu Surnah yang kemarin anaknya meninggal umur 14 tahun, juga ada Wawan 17 tahun, dan Siti Fatimah 15 tahun,” tutur Kombes Nico.
Korban tewas akibat ledakan pabrik yang mempekerjakan 103 orang itu kini bertambah menjadi 48 orang. Satu korban meninggal dalam perawatan di RSUD Tangerang bernama Nurhayati.
Sementara di RS Polri, tiga jasad korban ledakan berhasil teridentifikasi. Saat ini total ada 4 jasad yang teridentifikasi setelah jenazah Surnah, 14, yang sudah dimakamkan Sabtu kemarin.
Ketiga korban tewas yang teridentifikasi yakni Rahmat (beralamat di Garut), Marwati binti Atip (Tangerang) dan Sutrisna bin Alim (Tangerang). Ketiga korban diidentifikasi melalui DNA, gigi, dan medis.
“Hasil penyidikan terakhir jumlah korban bertambah dari 47 menjadi 48 orang. Kami baru menerima kabar ada satu orang korban meninggal karena luka bakar yang hebat,” ujar Kombes Nico.
Ternyata, bahan baku kembang api yang berada di pabrik PT Panca Buana Cahaya Sukses yang meledak dan terbakar di Kosambi, Kabupaten Tangerang mencapai 4 ribu kilogram (4 ton). Percikan api las yang menyambar bahan baku tersebut menimbulkan ledakan kuat.
“Dari hasil keterangan saksi-saksi, memang yang bersangkutan ini (Subarna Ega) mengelas dari atas atap bahan kembang api yang ditumpuk sekitar 4 ribu kilogram. Jadi dia mengelas di bagian atap yang di bawahnya itu ada bahan kembang api,” kata Kombes Argo Yuwono seperti dilansir detikcom.
Pada hari kejadian, Kamis (26/10), Ega diminta Direktur Operasional Andri Hartanto melakukan pengerjaan las.
“Subarna Ega adalah tukang las yang diperintahkan oleh Andri Hartanto. Kemudian Andri menyuruh (Subarna) las ke gedung sebelah kanan atas. Di sanalah terjadi percikan api yang menyambar bahan kembang api,” ujar Kombes Nico. Ledakan kuat terjadi hingga menyulut kebakaran besar. Pekerja terjebak di bagian belakang pabrik.
“Sebagian besar korban melarikan diri ke arah belakang. Jadi dari pintu depan merapat ke arah bagian belakang. Hampir 30-an orang lebih dalam 1 titik di bagian belakang bangunan dan sebagian besar ada yang berusaha menjebol tembok di samping kanan,” papar Kombes Nico.
Gubernur Banten Wahidin Halim sebelumnya menyebut ada pelanggaran yang dilakukan pemilik PT Panca Buana Cahaya Sukses. Selain ada pekerja anak, upah buruh di pabrik juga rendah.
Pabrik yang mempekerjakan 103 orang itu disebut sudah mengantongi izin. Sekda Kabupaten Tangerang Moch Maesyal Rasyid menyebut kembang api yang diproduksi berjenis sparklers dengan kawat pegangan. *
Komentar