Penjual Tape Ketan Panen Order
Penjual tape ketan panen order di Hari Raya Galungan. Rata-rata pembuat tape menghabiskan 100 kilogram ketan.
BANGLI, NusaBali
Apalagi tape merupakan makanan khas berhari raya. Pemasaran tak hanya di seputaran Bangli, namun telah tembus Kabupaten Gianyar. Harga jual bervariasi, terendah Rp 1000 dan termahal Rp 60.000.
Penjual tape, Ni Nyoman Suri mengaku menghabiskan ketan 100 kilogram untuk pembuatan tape Galungan. Suri membuat tape ketan dibantu suami, I Nengah Munjuk. Tape ketan pasutri ini biasa dijual di Pasar Kidul Bangli, Pasar Kintamani, Pasar Kayuambua, Kecamatan Susut, Bangli. “Di Gianyar hanya membawakan pesanan, kalau di Bangli kami punya lapak. Jadi pembeli lebih mudah mencari,” ujarnya, Minggu (29/10).
Harga yang ditawarkan bervariasi, tape yang dibungkus kecil menggunakan daun harga Rp 1.000, gelas mika Rp 1.000, tape isi satu per empat kilogram harga Rp 15.000, setengah kilogram dijual Rp 30.000, satu kilogram Rp 60.000. “Rata-rata pembeli pilih tape ketan isian setengah kilogram. Tape bungkus daun juga banyak dicari tapi kami tidak bisa membuat banyak karena waktu membungkus lama,” jelasnya.
Membungkus tape ketan dengan daun, 3 kilogram perlu waktu dua jam, sedangkan menggunakan mika jauh lebih cepat. Mengenai proses pembuatan, Nengah Munjuk menggunakan ketan siem. Ketan dibersihkan, kemudian direndam dengan air bersih sekitar 30 menit. Setelah itu barulah ketan dikukus. Nengah Munjuk masih menggunakan kayu bakar untuk pembuatan tape. Sementara warna hijau tape ketan menggunakan daun katub.
Dijelaskan, permentasi menggunakan ragi dan tanpa tambahan gula. Mengingat banyak yang membuat tape dicampur gula agar manis. “Tidak perlu ditambah gula, kalau proses pembuatan benar dan penggunaan ragi pas hasil bagus,” jelasnya. Matang tape ketan diatur sesuai keinginan. Penggunaan ragi diatur, dan rata-rata tape ketan matang bagus tiga hari dari proses pembuatan. *e
Apalagi tape merupakan makanan khas berhari raya. Pemasaran tak hanya di seputaran Bangli, namun telah tembus Kabupaten Gianyar. Harga jual bervariasi, terendah Rp 1000 dan termahal Rp 60.000.
Penjual tape, Ni Nyoman Suri mengaku menghabiskan ketan 100 kilogram untuk pembuatan tape Galungan. Suri membuat tape ketan dibantu suami, I Nengah Munjuk. Tape ketan pasutri ini biasa dijual di Pasar Kidul Bangli, Pasar Kintamani, Pasar Kayuambua, Kecamatan Susut, Bangli. “Di Gianyar hanya membawakan pesanan, kalau di Bangli kami punya lapak. Jadi pembeli lebih mudah mencari,” ujarnya, Minggu (29/10).
Harga yang ditawarkan bervariasi, tape yang dibungkus kecil menggunakan daun harga Rp 1.000, gelas mika Rp 1.000, tape isi satu per empat kilogram harga Rp 15.000, setengah kilogram dijual Rp 30.000, satu kilogram Rp 60.000. “Rata-rata pembeli pilih tape ketan isian setengah kilogram. Tape bungkus daun juga banyak dicari tapi kami tidak bisa membuat banyak karena waktu membungkus lama,” jelasnya.
Membungkus tape ketan dengan daun, 3 kilogram perlu waktu dua jam, sedangkan menggunakan mika jauh lebih cepat. Mengenai proses pembuatan, Nengah Munjuk menggunakan ketan siem. Ketan dibersihkan, kemudian direndam dengan air bersih sekitar 30 menit. Setelah itu barulah ketan dikukus. Nengah Munjuk masih menggunakan kayu bakar untuk pembuatan tape. Sementara warna hijau tape ketan menggunakan daun katub.
Dijelaskan, permentasi menggunakan ragi dan tanpa tambahan gula. Mengingat banyak yang membuat tape dicampur gula agar manis. “Tidak perlu ditambah gula, kalau proses pembuatan benar dan penggunaan ragi pas hasil bagus,” jelasnya. Matang tape ketan diatur sesuai keinginan. Penggunaan ragi diatur, dan rata-rata tape ketan matang bagus tiga hari dari proses pembuatan. *e
Komentar