Bingungnya Warga yang Desanya Terbelah Jadi KRB dan Non KRB
Desa-desa yang wilayahnya terbelah antara KRB dan non KRB, antara lain, Desa Besakih (Kecamatan Rendang, Karangasem) dan Desa Amerta Bhuana (Kecamatan Bebandem, Karangasem).
AMLAPURA, NusaBali
Untuk Desa Besakih, ada 4 banjar yang penduduknya diwajibkan tetap mengungsi, yakni Banjar Temukus, Banjar Kesimpar, Banjar Kiduling Kreteg, dan Banjar Besakih Kangin.
Maklum, banjar-banjar ini masuk zona KRB radius 6-7 kilometer dari kawah puncak Gunung Agung. Sedangkan warga Desa Besakih yang dibolehkan pulang karena daerahnya aman, berasal dari Banjar Besakih Kawan, Banjar Kunyit, Banjar Batang, Banjar Angsoka, Banjar Palak, Banjar Kedundung, Banjar Batu Madeg, dan Banjar Bangun Sakti.
Untuk Desa Amerta Bhuana, hanya satu banjar yang warganya diwajibkan tetap mengungsi, yakni Banjar Sukaluwih dengan jumlah penduduk mencapai 1.026 jiwa. Selebihnya, warga Desa Amerta Bhuana dibolehkan meninggalkan pengungsian, yakni asal Banjar Abiantiying, Banjar Muntig, dan Banjar Tegeh.
Perbekel Amerta Bhuana, I Wayan Suara, mengaku bingung juga dengan kondisi ini. Pasalnya, seluruh warga Desa Amerta Bhuana justru sudah memilih pulang dari pengungsian. "Warga kami sebanyak 3.626 jiwa, semuanya telah pulang dari pengungsian. Mulanya, Desa Amerta Bhuana masuk KRB II, kecuali Banjar Sukaluwih. Ini membingungkan," ungkap Perbekal Wayan Suara, Senin (30/10).
Paparan senada juga disampaikan Camat Rendang, I Wayan Mastra. Menurut Camat Wayan Mastra, pihaknya bingung menyangkut status Desa Besakih, yang sebagian masuk KRB III dan sebagian lagi zona aman. "Ternyata, tidak semua wilayah Desa Besakih masuk KRB III, ini membingungkan," katanya.
Menurut Camat Wayan Mastra, sebagian besar warga Desa Besakih saat ini memilih bertahan di pengungsian, pasca status Gunung Agung diturunkan dari level IV (awas) menjadi level III (siaga), Minggu (29/10) sore. Warga Desa Besakih saat ini mengungsi menyebar ke desa-desa wilayah Kecamatan Rendang, seperti Desa Menanga, Desa Rendang, Desa Nongan, dan Desa Pesaban. “Selain belum ada yang mengantar pulang, mereka juga telanjur mempersiapkan upacara Galungan di tempat pengungsian,” katanya.
Kondisi serupa terjadi Kecamatan Sidemen, hingga Senin kemarin masih bertahan di pengungsian yang tersebar pada 10 desa, karena telanjur mempersiapkan upacara Galungan. Rinciannya, pengungsi di Desa Sinduwati (sebanyak 1.705 jiwa), Desa Sidemen (1.566 jiwa), Desa Kerta Buana (sebanyak 452 jiwa), Desa Talibeng (1.054 jiwa), Desa Tri Eka Buana (109 jiwa), Desa Telaga Tawang (913 jiwa), Desa Sangkan Gunung (1.039 jiwa), Desa Wisman Kerta (290 jiwa), dan Desa Tangkup (263 jiwa). "Mereka masih menunggu angkutan untuk pulang. Nanti mereka pulang saat Haru Raya Galungan," ungkap Camat Sidemen, AA Made Agung Surya Jaya, Senin kemarin. *k16
Maklum, banjar-banjar ini masuk zona KRB radius 6-7 kilometer dari kawah puncak Gunung Agung. Sedangkan warga Desa Besakih yang dibolehkan pulang karena daerahnya aman, berasal dari Banjar Besakih Kawan, Banjar Kunyit, Banjar Batang, Banjar Angsoka, Banjar Palak, Banjar Kedundung, Banjar Batu Madeg, dan Banjar Bangun Sakti.
Untuk Desa Amerta Bhuana, hanya satu banjar yang warganya diwajibkan tetap mengungsi, yakni Banjar Sukaluwih dengan jumlah penduduk mencapai 1.026 jiwa. Selebihnya, warga Desa Amerta Bhuana dibolehkan meninggalkan pengungsian, yakni asal Banjar Abiantiying, Banjar Muntig, dan Banjar Tegeh.
Perbekel Amerta Bhuana, I Wayan Suara, mengaku bingung juga dengan kondisi ini. Pasalnya, seluruh warga Desa Amerta Bhuana justru sudah memilih pulang dari pengungsian. "Warga kami sebanyak 3.626 jiwa, semuanya telah pulang dari pengungsian. Mulanya, Desa Amerta Bhuana masuk KRB II, kecuali Banjar Sukaluwih. Ini membingungkan," ungkap Perbekal Wayan Suara, Senin (30/10).
Paparan senada juga disampaikan Camat Rendang, I Wayan Mastra. Menurut Camat Wayan Mastra, pihaknya bingung menyangkut status Desa Besakih, yang sebagian masuk KRB III dan sebagian lagi zona aman. "Ternyata, tidak semua wilayah Desa Besakih masuk KRB III, ini membingungkan," katanya.
Menurut Camat Wayan Mastra, sebagian besar warga Desa Besakih saat ini memilih bertahan di pengungsian, pasca status Gunung Agung diturunkan dari level IV (awas) menjadi level III (siaga), Minggu (29/10) sore. Warga Desa Besakih saat ini mengungsi menyebar ke desa-desa wilayah Kecamatan Rendang, seperti Desa Menanga, Desa Rendang, Desa Nongan, dan Desa Pesaban. “Selain belum ada yang mengantar pulang, mereka juga telanjur mempersiapkan upacara Galungan di tempat pengungsian,” katanya.
Kondisi serupa terjadi Kecamatan Sidemen, hingga Senin kemarin masih bertahan di pengungsian yang tersebar pada 10 desa, karena telanjur mempersiapkan upacara Galungan. Rinciannya, pengungsi di Desa Sinduwati (sebanyak 1.705 jiwa), Desa Sidemen (1.566 jiwa), Desa Kerta Buana (sebanyak 452 jiwa), Desa Talibeng (1.054 jiwa), Desa Tri Eka Buana (109 jiwa), Desa Telaga Tawang (913 jiwa), Desa Sangkan Gunung (1.039 jiwa), Desa Wisman Kerta (290 jiwa), dan Desa Tangkup (263 jiwa). "Mereka masih menunggu angkutan untuk pulang. Nanti mereka pulang saat Haru Raya Galungan," ungkap Camat Sidemen, AA Made Agung Surya Jaya, Senin kemarin. *k16
Komentar