nusabali

Teneng Diincar Golkar Maju di Pileg 2019

  • www.nusabali.com-teneng-diincar-golkar-maju-di-pileg-2019

Sejumlah partai politik mulai mengincar pensiunan untuk digadang-gadang maju di Pemilu Legislatif (Pileg) 2019 mendatang.

DENPASAR, NusaBali
Salah satunya Kepala Inspektorat Pemprov Bali I Ketut Teneng yang akan pensiun pada 1 Desember 2017 mendatang. Teneng diincar Golkar menjadi bakal calon legislatif (caleg) di daerah pemilihan (Dapil) Buleleng untuk kursi DPRD Bali.

Bocoran yang diperoleh NusaBali, Teneng, birokrat asal Desa Les, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng, ini akan menjadi vote getter di Dapil Buleleng karena yang bersangkutan dinilai punya kemampuan birokrasi yang juga dibutuhkan Golkar. Selain itu Teneng dinilai tak jauh- jauh dari Golkar. Teneng adalah mantan pentolan Kosgoro Bali (organisasi pendiri Golkar).

“Teneng diproyeksikan maju di dapil Buleleng untuk DPRD Bali,” ujar sumber NusaBali di DPRD Bali, Jumat (3/11). Tetapi, menurut sumber tadi, perjuangan Teneng akan sangat berat menghadapi incumbent DPRD Bali yakni I Nyoman Sugawa Korry dan Ida Gde Komang Kresna Budi.

Sugawa Korry adalah Sekretaris DPD I Golkar Bali yang kini Wakil Ketua DPRD Bali. Politisi asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, ini akan dicalonkan lagi ke DPRD Bali di Pileg 2019. Demikian juga IGK Kresna Budi, politisi asal Desa Liligundi, Kecamatan Buleleng, yang kini anggota Komisi I DPRD Bali juga dipastikan dicalonkan lagi. “Jadi agak berat juga tantangannya di Buleleng bagi pendatang baru,” imbuh sumber yang asal Buleleng ini.  

Benarkah? Wakil Ketua DPD I Golkar Bali Bidang Organisasi dan Daerah I Gusti Putu Wijaya, dikonfirmasi secara terpisah, Jumat kemarin, mengatakan DPD I Golkar Bali sudah menyusun bakal caleg untuk diadu ke DPRD Bali di 9 dapil (kabupaten/kota). “Semuanya sudah digodok di 9 dapil. Golkar memang mengambil juga unsur-unsur pensiunan. Pentolan-pentolan, tokoh masyarakat kami rekrut. Tetapi masih digodok itu,” ujar Wijaya.

Menurut Wijaya di dalam pencalegan yang dilakukan Golkar ada istilah keputusan diskresi yang biasanya diambil Ketua Umum. Artinya ketika menyusun caleg ada kandidat non kader yang masuk tanpa proses di organisasi seperti caleg unsur kader. “Misalnya ahli ekonomi yang memang dibutuhkan memperkuat partai, maka dia bisa direkrut untuk jadi caleg. Ketua Umum DPP Partai Golkar ambil keputusan diskresi namanya,” tegas politisi asal Desa Kutuh Kelod, Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan, ini.

Sementara Teneng secara terpisah mengatakan dirinya tahu diri untuk urusan politik. “Saya tahu dirilah kalau untuk urusan politik. Sekarang mungkin masih selesaikan sisa tugas dulu di Pemprov Bali,” tutur Teneng. Dia mengakui sejumlah elite parpol di Bali memang menawari dirinya maju ke Pileg 2019 mendatang. Namun semua tawaran itu belum dijawab. Karena banyak pertimbangan yang harus dipikirkan.

“Saya tahu dirilah untuk urusan politik. Butuh modal besar. Tidak hanya otak saja. Tetapi perlu orang dan ongkos. Apalagi di zaman sekarang ini. Tidak bisa hanya dengan modal ngomong saja bisa menjadi pemimpin,” ujar Teneng. *nat

Komentar