Tenda Pengungsian di Desa Les Dibongkar
Tenda pengungsian di Desa Les, Kecamatan Tejakula, Buleleng akhirnya dibongkar, pasca penurunan status Gunung Agung ke level siaga.
SINGARAJA,NusaBali
Pembongkaran tenda pengungsi dilakukan oleh petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten dan Pemprov Bali, Jumat (3/11) pagi. Jumlah tenda pengungsian di Desa Les tercatat sebanyak 22 unit. Sebagian telah dibongkar Jumat pagi sekitar pukul 09.00 Wita. Tenda yang telah dibongkar di antaranya milik BPBD Kabupaten Gianyar, Karangasem, Tabanan dan Pemprov Bali. Sedangkan tenda yang belum dibongkar merupakan tenda BPBD Kabupaten Buleleng, termasuk tenda Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan.
Rencananya seluruh tenda akan dibongkar. “Tadinya memang kita ingin siapkan tenda itu. Tapi karena ini kebijakan dari BPBD Pemprov Bali, nanti semua tenda dibuka,” terang Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Buleleng, Made Subur.
Disinggung tindakan penanganan pengungsi ketika kemungkinan status Gunung Agung naik menjadi awas atau sampai erupsi? Made Subur mengatakan, limpahan pengungsi yang datang ke Buleleng akan langsung diarahkan ke tempat-tempat penampungan seperti bangunan balai banjar, gedung serba guna, balai kelompok dan lainya.
Nantinya selama proses pengarahan para pengungsi ke tempat-tempat yang sudah ditentukan itu, tenda pengungsian kembali akan dibangun. “Nanti tempat-tempatnya itu kita data, selanjutkan kita sampaikan melalui surat pada Pemkab Karangasem, bahwa ketika terjadi erupsi, pengungsi bisa diarahkan ke tempat-tempat yang sudah kita berikan nanti. Sehingga penanganan pengungsi bisa lebih efektif. Nanti sambil proses penempatan para pengungsi itu, kita bangun lagi tenda pengungusian sebagai antisipasi kelebihan pengungsi,” jelasnya.
Menurut Subur, tenda dari BPBD Kabupaten yang dibongkar nanti tetap disiagakan di lokasi pengungsian di Desa Les. Langkah itu diambil sebagai antisipasi, kemungkinan status Gunung Agung naik menjadi awas atau sampai erupsi. Pihaknya pun akan tetap mendirikan satu tenda pengawasan di lokasi pengungisan, lengkap dengan petugas jaga.
“Tenda kita tetap dibuka, tapi tetap kita siagakan di sana, sampai kondisi Gunung Agung dinyatakan normal. Namanya alam kita tidak pernah tahu, tiba-tiba status naik lagi. Nanti kalau sudah normal, baru kita bersihkan seluruh tenda di lokasi pengungsian,” katanya.
Tenda pengungsian di Desa Les sebelumnya mampu menampung 2.000 pengungsi. Selama status Gunung Agung pada level awas, tenda pengungsian itu ditempati sekitar 1.765 jiwa pengungsi yang berasal dari sejumlah desa di Kecamatan Kubu, Karangasem, seperti Desa Ban, Sukadana, Baturinggit dan desa lainnya. Ribuan pengungsi ini sempat direlokasi ke tempat-tempat yang lebih layak setelah beberapa hari tinggal di tenda pengungsian. Mereka direlokasi di desa-desa di wilayah Kecamatan Tejakula, seperti Desa Sambirenteng, Bondalem, Tejakula, Julah, hingga Desa Pacung. Mereka direlokasi ke tempat-tempat seperti balai banjar, gedung serba guna, hingga balai kelompok. *k19
Pembongkaran tenda pengungsi dilakukan oleh petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten dan Pemprov Bali, Jumat (3/11) pagi. Jumlah tenda pengungsian di Desa Les tercatat sebanyak 22 unit. Sebagian telah dibongkar Jumat pagi sekitar pukul 09.00 Wita. Tenda yang telah dibongkar di antaranya milik BPBD Kabupaten Gianyar, Karangasem, Tabanan dan Pemprov Bali. Sedangkan tenda yang belum dibongkar merupakan tenda BPBD Kabupaten Buleleng, termasuk tenda Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan.
Rencananya seluruh tenda akan dibongkar. “Tadinya memang kita ingin siapkan tenda itu. Tapi karena ini kebijakan dari BPBD Pemprov Bali, nanti semua tenda dibuka,” terang Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Buleleng, Made Subur.
Disinggung tindakan penanganan pengungsi ketika kemungkinan status Gunung Agung naik menjadi awas atau sampai erupsi? Made Subur mengatakan, limpahan pengungsi yang datang ke Buleleng akan langsung diarahkan ke tempat-tempat penampungan seperti bangunan balai banjar, gedung serba guna, balai kelompok dan lainya.
Nantinya selama proses pengarahan para pengungsi ke tempat-tempat yang sudah ditentukan itu, tenda pengungsian kembali akan dibangun. “Nanti tempat-tempatnya itu kita data, selanjutkan kita sampaikan melalui surat pada Pemkab Karangasem, bahwa ketika terjadi erupsi, pengungsi bisa diarahkan ke tempat-tempat yang sudah kita berikan nanti. Sehingga penanganan pengungsi bisa lebih efektif. Nanti sambil proses penempatan para pengungsi itu, kita bangun lagi tenda pengungusian sebagai antisipasi kelebihan pengungsi,” jelasnya.
Menurut Subur, tenda dari BPBD Kabupaten yang dibongkar nanti tetap disiagakan di lokasi pengungsian di Desa Les. Langkah itu diambil sebagai antisipasi, kemungkinan status Gunung Agung naik menjadi awas atau sampai erupsi. Pihaknya pun akan tetap mendirikan satu tenda pengawasan di lokasi pengungisan, lengkap dengan petugas jaga.
“Tenda kita tetap dibuka, tapi tetap kita siagakan di sana, sampai kondisi Gunung Agung dinyatakan normal. Namanya alam kita tidak pernah tahu, tiba-tiba status naik lagi. Nanti kalau sudah normal, baru kita bersihkan seluruh tenda di lokasi pengungsian,” katanya.
Tenda pengungsian di Desa Les sebelumnya mampu menampung 2.000 pengungsi. Selama status Gunung Agung pada level awas, tenda pengungsian itu ditempati sekitar 1.765 jiwa pengungsi yang berasal dari sejumlah desa di Kecamatan Kubu, Karangasem, seperti Desa Ban, Sukadana, Baturinggit dan desa lainnya. Ribuan pengungsi ini sempat direlokasi ke tempat-tempat yang lebih layak setelah beberapa hari tinggal di tenda pengungsian. Mereka direlokasi di desa-desa di wilayah Kecamatan Tejakula, seperti Desa Sambirenteng, Bondalem, Tejakula, Julah, hingga Desa Pacung. Mereka direlokasi ke tempat-tempat seperti balai banjar, gedung serba guna, hingga balai kelompok. *k19
Komentar