Bening Juara II Menulis Cerpen Tingkat Nasional
Putu Bening Ambuning Wibuthi,11, alias Bening, siswa kelas 6 SD Negeri 1 Desa Singapadu Tengah, Kecamatan Sukawati, Gianyar, berhasil meraih gelar Juara II Lomba Menulis Cerita Pendek Tingkat Nasional.
GIANYAR, NusaBali
Lomba ini serangkaian ajang tahunan Apresiasi Sastra Siswa SD Tahun 2017 di Bogor, 26 - 29 Oktober 2017. Bening menyisihkan 39 peserta lain dari 8 provinsi di Indonesia. Juara I penulis cerpen kategori penulis diraih Princeyla Aughea dari Provinsi Jawa Barat. Keikutsertaan Bening dalam ajang satu dekade apresiasi sastra ini merupakan keikutsertaan ketiga kalinya. Tahun 2014 dan 2015, dia lolos sebagai finalis namun belum berhasil meraih gelar juara.
Dalam ajang Apresiasi Sastra Siswa SD tahun 2017, Bali meloloskan delapan siswanya sebagai finalis. Di antaranya, seorang dalam kategori cerpen penulis, tiga orang dalam kategori cerpen pemula, seorang dalam kategori syair, dua orang kategori lomba cipta pantun, dan seorang dalam kategori mendongeng.
Tercatat, Kabupaten Klungkung mengirimkan duta terbanyak, yakni enam siswa dari dua SD. Sisanya Buleleng seorang dan Gianyar seorang. Dari delapan finalis duta Bali, hanya Bening yang berhasil keluar sebagai juara.
Para peserta pada tahap awal mengirimkan karya-karya mereka ke Kementerian untuk diseleksi secara ketat. Bening menjagokan cepennya berjudul ‘Warna-warni Penyelamat’. Dari ratusan karya yang masuk lanjut terpilih jadi finalis untuk setiap kategori, diundang ke Bogor untuk berlomba lagi. Para peserta dikarantina dan pada hari kedua dikumpulkan di sebuah ruangan dan diberikan tema spontan. Mereka harus menulis cerita pendek sesuai dengan tema yang diberikan. Saat itulah, terlihat mana peserta yang benar-benar bisa menulis dan mana yang tidak bisa menulis. Dalam waktu 2,5 jam mereka harus menuntaskan cerita mereka.
Bening menulis cerpen sebagai finalis berjudul ‘Nama Bukan Masalah’. Bening pun amat bersyukur dan bangga karena cerpennya itu berhasil meraih juara II. “Saya sungguh tak menyangka. Ini di luar perkiraan kami,” ujar putri dari pasangan I Nyoman Sukma Arida-Ni Made Tisnawati ini.
Bocah penghobi berpetualang ini pun bertekad akan terus menularkan kebiasaan membaca dan menulis kepada teman-teman seusianya, minimal di sekolahnya sendiri. Sebagai pemenang, Bening berhak atas hadiah beasiswa pembinaan dari Kementerian. Cerpennya juga akan diterbitkan oleh penerbit DAR Mizan bersama-sama dengan para pemenang lainnya. Pihak sekolah yang ikut mendampingi ke Bogor pun mengungkapkan kebanggaan yang sama, “Ini kali ketiga anak kami ikut berlomba sebagai finalis, dan kerja kerasnya berbuah manis,” ujar Made Alit Suwirga, guru pendamping Putu Bening. *lsa
Dalam ajang Apresiasi Sastra Siswa SD tahun 2017, Bali meloloskan delapan siswanya sebagai finalis. Di antaranya, seorang dalam kategori cerpen penulis, tiga orang dalam kategori cerpen pemula, seorang dalam kategori syair, dua orang kategori lomba cipta pantun, dan seorang dalam kategori mendongeng.
Tercatat, Kabupaten Klungkung mengirimkan duta terbanyak, yakni enam siswa dari dua SD. Sisanya Buleleng seorang dan Gianyar seorang. Dari delapan finalis duta Bali, hanya Bening yang berhasil keluar sebagai juara.
Para peserta pada tahap awal mengirimkan karya-karya mereka ke Kementerian untuk diseleksi secara ketat. Bening menjagokan cepennya berjudul ‘Warna-warni Penyelamat’. Dari ratusan karya yang masuk lanjut terpilih jadi finalis untuk setiap kategori, diundang ke Bogor untuk berlomba lagi. Para peserta dikarantina dan pada hari kedua dikumpulkan di sebuah ruangan dan diberikan tema spontan. Mereka harus menulis cerita pendek sesuai dengan tema yang diberikan. Saat itulah, terlihat mana peserta yang benar-benar bisa menulis dan mana yang tidak bisa menulis. Dalam waktu 2,5 jam mereka harus menuntaskan cerita mereka.
Bening menulis cerpen sebagai finalis berjudul ‘Nama Bukan Masalah’. Bening pun amat bersyukur dan bangga karena cerpennya itu berhasil meraih juara II. “Saya sungguh tak menyangka. Ini di luar perkiraan kami,” ujar putri dari pasangan I Nyoman Sukma Arida-Ni Made Tisnawati ini.
Bocah penghobi berpetualang ini pun bertekad akan terus menularkan kebiasaan membaca dan menulis kepada teman-teman seusianya, minimal di sekolahnya sendiri. Sebagai pemenang, Bening berhak atas hadiah beasiswa pembinaan dari Kementerian. Cerpennya juga akan diterbitkan oleh penerbit DAR Mizan bersama-sama dengan para pemenang lainnya. Pihak sekolah yang ikut mendampingi ke Bogor pun mengungkapkan kebanggaan yang sama, “Ini kali ketiga anak kami ikut berlomba sebagai finalis, dan kerja kerasnya berbuah manis,” ujar Made Alit Suwirga, guru pendamping Putu Bening. *lsa
1
Komentar