WNA Belanda Ditemukan Membusuk di Kamar Mandi
Warga kembali digegerkan dengan penemuan mayat yang sudah membusuk, di dalam rumah tepatnya di Jalan Pulau Ambon Blok A 7 Perumahan Puri Gading, di Banjar Buana Gubug, Kelurahan Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, Jumat (3/11) sekitar pukul 20.00 Wita.
Orang Dekat Bilang Penyuka Sesama, Satu Mobilnya Ditemukan di Pelabuhan Merak, Banten
MANGUPURA, NusaBali
Mayat tersebut diketahui adalah warga negara Belanda, Robet Gilhooad, 63. Dugaaan sementara, WNA Belanda itu menjadi korban pembunuhan lantaran ditemukan bercak darah di atas kasur serta di kapak dan besi.
Tewasnya warga Belanda ini pertama kali diketahui oleh seorang warga bernama Evi Kusuma Dewi, 42. Wanita yang tinggal satu blok dari rumah korban tepatnya Blok A 8 No10, Perumahan Puri Gading itu menaruh curiga dengan bau menyengat dari dalam rumah yang ditempati korban. Menurut dia, pada Jumat malam sekitar pukul 20.00 Wita dirinya jalan-jalan di kompleks perumahan sembari membawa anjing peliharaannya. Namun dia mendapati hal yang janggal, yakni anjingnya terus menggonggong ke arah rumah yang ditempati WNA Belanda tersebut. Kecurigan itu pun diperkuat dengan bau menyengat yang menyebar. Selain itu, di dalam rumah tersebut tidak tampak aktivitas. Atas kecurigan itulah, saksi menghubungi Ketua Perumahan Amsterdam (Perumahan Amsterdam ini berada di dalam kawasan Perumahan Puri Gading, Red), Dharmawan Ramantika, 39, untuk memeriksa kondisi korban.
Ketua Perumahan Amsterdam, Dharmawan Ramantika kemudian menuju lokasi tempat tinggal korban untuk memeriksa. Setibanya di lokasi, dia juga mencium bau menyengat dari rumah tersebut. Karena kecurigaan ini dia menghubungi Kepala Lingkungan Buana Gubug, I Wayan Mana, untuk bersama melakukan pemeriksaan. Para saksi yang berkumpul di depan rumah korban ini sepakat untuk melaporkan kepada petugas kepolisian Polsek Kuta Selatan. Dari sana, petugas yang sedang piket merespons dan ke TKP untuk melakukan pemeriksaan. Saksi beserta petugas kepolisian masuk ke dalam rumah korban. Di dalam rumah, petugas menemukan korban sudah tergeletak di dalam kamar mandi. Bahkan, kondisi korban saat itu sudah membusuk. Lalat dan ulat mengerumuni mayat yang sudah menghitam itu.
Atas temuan tersebut, anggota Polsek Kuta Selatan kemudian berkoordinasi dengan Sat Reskrim Polresta serta tim Identifikasi untuk melakukan olah tempat kejadian perkara. Jumat (3/11) sekitar pukul 22.00 Wita, petugas tiba di lokasi untuk memeriksa jenzah korban serta menggeledah seisi rumah tersebut. Dari dalam kamar korban, petugas menemukan adanya ceceran darah di lantai serta di atas tempat tidur. Selain itu, ditemukan satu kapak dan dua besi. Sementara identitas resmi korban seperti paspor belum berhasil ditemukan. Pada Sabtu (4/11) sekitar pukul 02.30 Wita jenazah korban dievakuasi ke RSUP Sanglah untuk diotopsi.
Kasat Reskrim Polresta Denpasar Kompol Aris Purwanto menerangkan, saat ini pihaknya masih mendalami peristiwa t tewasnya WNA Belanda itu. Dia tidak mau berspekulasi apakah almarhum merupakan korban pembunuhan atau tewas karena faktor lainnya. Menurut dia, pihaknya masih menganalisa sejumlah bukti yang diamankan di lokasi serta masih menunggu hasil pemeriksaan tim forensik RSUP Sanglah.
“Dugaan awal korban tewas lebih dari tiga hari. Untuk memastikannya, kami perlu hasil otopsi serta mengungkap penyebab kematian. Permintaan otopsi sudah dilayangkan,” bebernya.
Dia belum bisa memastikan penyebab tewasnya warga Belanda ini, sementara anggota di lapangan menduga korban diduga kuat dibunuh. “Ya, mengarah ke sana (korban pembunuhan). Tapi, motifnya ini masih didalami lagi,” tandas.
Kepala Lingkungan (Kaling) Buana Gubug I Wayan Mana dikonfirmasi terpisah, mengemukakan, sebelumnya dirinya mendapat informasi dari kepolisisan Polsek Kuta Selatan, bahwa polisi di Pelabuhan Merak, Provinsi Banten, telah mengamankan satu unit mobil. Saat diperiksa, mobil itu dketahui milik seseorang yang bernama Robert, tinggal di Jalan Raya Gelatik Perumahan Puri Gading, Jimbaran, Kuta Selatan.
Mendapat laporan itu, Jumat (3/11) sekitar pukul 16.00 Wita, dirinya langsung menuju lokasi yang diinformasikan. Sesampainya di rumah di Jalan Raya Gelatik, dia tak menemukan Robert sang pemilik kendaraan. Pada saat itu dirinya hanya bertemu dengan orang kepercayaan Robert bernama I Ketut Sara.
Sekitar pukul 20.00 Wita, Wayan Mana mendapat telepon dari seorang warga yang menginformasikan bahwa di Perumahan Puri Gading Jalan Raya Ambon, Blok A 7 ada kerumunan orang banyak. Mendapat laporan itu dia langsung menuju lokasi.
“Dari penuturan warga, rumah itu adalah milik seseorang yang diketahui bernama Robert. Saat ditanyai ciri-cirinya, warga setempat mengemukakan sama seperti pada data yang saya miliki dari kepolisian,” tuturnya.
Mendapat penjelasan itu pihaknya memiliki keyakinan bahwa Robert yang dimaksud adalah pemilik mobil yang ditemukan di Pelabuhan Merak, Provinsi Banten.
Kecurigaan adanya kejanggalan rumah itu, pada saat petugas menagih iuran perumahan, memasuki areal rumah. Pada saat dibuka, semua lampu padam dari meterannya dan tercium bau busuk dari dalam rumah.
“Menurut penuturan warga, korban tinggal di rumah itu antara 5-6 hari ini. Rumah itu merupakan rumah milik korban. Setahu saya, dia sudah lama tinggal di Perumahan Puri Gading. Sudah puluhan tahun saya melihat dia tinggal di sini. Orangnya santai-santai saja,” kata Wayan Mana.
Saat ditanya apakah korban ini statusnya WNI atau masih WNA, Wayan Mana mengaku sedang mencari tahu. Dari data yang dimilikinya pada saat pemilu terdapat nama Robert. Namun dirinya belum bisa memastikan apakah Robert yang dimaksud adalah korban. “Yang saya tahu selama ini, dia (korban) adalah warga negara Belanda yang sudah lama tinggal di Bali,” ucapnya.
Dikonfirmasi terpisah, orang kepercayaan Robert Gilhooad, I Ketut Sara, mengaku dalam data, alamat korban adalah di Jalan Raya Gelatik Perumahan Puri Gading, Jimbaran. Namun rumah di Jalan Raya Gelatik itu kini telah menjadi miliknya. Sementara rumah tempat korban meninggal, Ketut Sara mengaku tak tahu siapa pemiliknya.
“Saya tidak tahu ini siapa yang punya rumah. Karena setahu saya dia tinggal di apartemen di Jalan Raya Dewi Sri, Legian, Kuta. Dahulu dia memiliki rumah di Jalan Palem, Jimbaran, tetapi sudah dijual dan membeli rumah di Jalan Raya Gelatik. Rumah yang di Jalan Raya Gelatik itu sudah diberikan kepada saya sebagai hadiah,” kata Ketut Sara.
Diungkapkannya, korban merupakan penyuka sesama jenis. Selama ini korban sering gonta-ganti pasangan. Namun dirinya menegaskan tak tahu apakah korban memiliki masalah dengan kekasihnya.
“Saya kenal dia sejak tahun 2006. Dia penyuka sesama jenis dan semuanya anak-anak bujang yang tak punya kerjaan. Dan yang terakhir namanya A, badannya tinggi. Terakhir dia keluar dari apartemen bersama dengan A. Korban keluar dari apartemennya yang di Dewi Sri tanggal 24 Oktober. Setelah itu dia tak pernah balik lagi,” ungkapnya.
Dirinya mengaku, korban memiliki 3 unit mobil. Namun mereknya dia tak tahu, karena memang tak pernah mengurusi barang-barangnya. Dari pengakuan security di apartemen, satu unit mobil miliknya itu sudah tak kelihatan.
Dari pantauan di TKP, di depan rumah korban meninggal dunia terdapat satu unit BMW dengan Nopol DK 437 FL. Kasat Reskrim Polresta Denpasar Kompol Aris Purwanto mengatakan mobil itu sedang ditelusuri pemiliknya. “Saya belum bisa memastikan mobil itu milik korban atau milik siapa. Kini kami sedang mengumpulkan bukti dan fakta untuk menentukan pemiliknya,” tuturnya. *dar, p
1
Komentar