Kelian Banjar Dikeroyok Saat Pimpin Pembagian Daging Babi Guling di Pura
Kelian Adat Banjar Asah Dulu, Desa Datah, Kecamatan Abang, Karangasem, I Nyoman Putu Sumana, 49, dikeroyok tiga krama di Pura Banjar setempat.
AMLAPURA, NusaBali
Uniknya, aksi pengeroyokan justru terjadi ketika sang kelian banjar tengah mengkoordina-sikan pembagian daging babi guling seusai menggelar piodalan di Pura Banjar, Jumat (3/11) sore. Akibat pengeroyokan tersebut, korban Putu Sumana berdarah di bagian kepala.
Informasi yang diperoleh NusaBali, Senin (6/11), insiden pengeroyokan berawal ketika prajuru pangempon Pura Banjar membagi-bagikan daging babi gulung seusai piodalan pada Purnamaning Kalima, 3 November 2017. Pembagian babi guling tersebut dikoordinasikan langsung Putu Sumana selaku Kelian Adat Banjar Asah Dulu, Desa Datah dengan didampingi Sekretaris Banjar Adat I Made Mardika dan juru saya (piket) I Gede Sudiman.
Babi guling dijadikan 110 tanding, sesuai jumlah kepala keluarga (KK) krama pangempon Pura Banjar. Nah, setelah babi guling terbagi rata menjadi 110 tanding dalam kemasan tamas, Sekretaris Banjar Adat Made Mardika membacakan nama-nama krama pangempon untuk mengambil jatah satu per satu.
Ketika Made Mardika membacakan nama pangempon I Nyoman Suarna, sekitar pukul 17.30 Wita, muncul I Nyoman Suter, 25, yang mengambil jatah babi guling tersebut. Nyoman Suter merupakan anak dari Nyoman Suarna. Anehnya, Nyoman Suter ambil jatah babi guling sambil berteriak. Walhasil, sebagian babi guling yang dipegangnya pun jatuh.
Setelah itu, Nyoman Suter tiba-tiba mengamuk, dengan menendang 8 tandingan babi guling dalam kemasan tamas yang berjejer di lantai, hingga berserakan. Korban Putu Sumana yang semula dalam posisi jongkok pun seketika bangun. Sang kelian banjar banjar bangun untuk memperingatkan pelaku Nyoman Suter, agar jangan berlaku tidak etis di areal pura.
Belum sempat ngomong apa-apa, sang kelian banjar tiba-tiba didorong pelaku Nyoman Suter. Bahkan, ada dua pelaku lainnya yang ikut keroyok kelian banjar, yakni I Nyoman Kadir, 24 (pegawai kontrak daerah) dan I Nengah Doyok, 26 (karyawan LPD). Mereka memukuli korban Putu Suama dengan tangan kosong, hingga sang kelian banjar terluka robek di kepala sampai berdarah. Luka itu diduga karena pelaku memukul korban dengan kepalan tangan bercincin.
Meski dalam kondisi terluka, korban Putu Sumana berupaya menyelesaikan pembagian babi guling di areal Pura Banjar. Setelah segalanya rampung, malam itu juga Kelian Banjar Asah Dulu, Desa Datah ini melaporkan kasus pengeroyokan tersebut ke Mapolsek Abang. Laporan korban dikuatkan saksi-saksi: I Ketut Sudiarta, 45, I Ketut Sukarsa, 32, I Gede Sudiman, 43, dan I Made Mardika, 44.
Setelah mendapat laporan, petugas Polsek Abang kemudian mengajak korban Putu Sumana melakukan visum di RSUD Karangasem di Amlapura. Berdasarkan hasil visum, korban Putu Sumana menderita luka robek di kepala, hingga harus mendapat penanganan satu jaritan.
Kapolsek Abang, AKP Sugita Yasa, mengatakan pihaknya sudah memproses laporan penganiayaan dengan korban Kelian Banjar Asah Dulu, Desa Datah, Putu Sumana ini. Namun, hingga saat ini belum ada penetapan tersangka.
Menurut Kapolsek Sugita Yasa, pihaknya belum memeriksa terlapor (pelaku penge-royokan). Yang diperiksa baru sebatas korban Putu Sumana selaku pelapor dan saksi-saksi. "Kami baru meminta keterangan dari pelapor, sampai saat ini belum memanggil pelaku," jelas Kapolsek Sugita Yasa saat dikonfirmasi NusaBali di Mapolsek Abang, Senin kemarin. Berdasarkan pemeriksaan saksi-saksi, diduga pelaku ngamuk dalam keadaan mabuk.
Sementara itu, korban Putu Sumana mengaku kaget karena diserang tiba-tiba saat acara pembagian babi guling di Pura Banjar. "Saya kaget, pelaku datang mengambil jatah daging babi guling disertai ngamuk-ngamuk merusak tandingan milik krama pangempon,” kenang Putu Sumana.
Menurut Putu Sumana, bukan sekali ini terjadi kasus serupa Banjar Asah Dulu, Desa Datah. "Sebenarnya bukan kali ini kasus itu terjadi. Sebelumnya juga sudah sempat beberapa kali terjadi, pelakunya itu-itu saja," papar Putu Sumana tanpa merinci lokasi kejadian sebelumnya. *k16
Uniknya, aksi pengeroyokan justru terjadi ketika sang kelian banjar tengah mengkoordina-sikan pembagian daging babi guling seusai menggelar piodalan di Pura Banjar, Jumat (3/11) sore. Akibat pengeroyokan tersebut, korban Putu Sumana berdarah di bagian kepala.
Informasi yang diperoleh NusaBali, Senin (6/11), insiden pengeroyokan berawal ketika prajuru pangempon Pura Banjar membagi-bagikan daging babi gulung seusai piodalan pada Purnamaning Kalima, 3 November 2017. Pembagian babi guling tersebut dikoordinasikan langsung Putu Sumana selaku Kelian Adat Banjar Asah Dulu, Desa Datah dengan didampingi Sekretaris Banjar Adat I Made Mardika dan juru saya (piket) I Gede Sudiman.
Babi guling dijadikan 110 tanding, sesuai jumlah kepala keluarga (KK) krama pangempon Pura Banjar. Nah, setelah babi guling terbagi rata menjadi 110 tanding dalam kemasan tamas, Sekretaris Banjar Adat Made Mardika membacakan nama-nama krama pangempon untuk mengambil jatah satu per satu.
Ketika Made Mardika membacakan nama pangempon I Nyoman Suarna, sekitar pukul 17.30 Wita, muncul I Nyoman Suter, 25, yang mengambil jatah babi guling tersebut. Nyoman Suter merupakan anak dari Nyoman Suarna. Anehnya, Nyoman Suter ambil jatah babi guling sambil berteriak. Walhasil, sebagian babi guling yang dipegangnya pun jatuh.
Setelah itu, Nyoman Suter tiba-tiba mengamuk, dengan menendang 8 tandingan babi guling dalam kemasan tamas yang berjejer di lantai, hingga berserakan. Korban Putu Sumana yang semula dalam posisi jongkok pun seketika bangun. Sang kelian banjar banjar bangun untuk memperingatkan pelaku Nyoman Suter, agar jangan berlaku tidak etis di areal pura.
Belum sempat ngomong apa-apa, sang kelian banjar tiba-tiba didorong pelaku Nyoman Suter. Bahkan, ada dua pelaku lainnya yang ikut keroyok kelian banjar, yakni I Nyoman Kadir, 24 (pegawai kontrak daerah) dan I Nengah Doyok, 26 (karyawan LPD). Mereka memukuli korban Putu Suama dengan tangan kosong, hingga sang kelian banjar terluka robek di kepala sampai berdarah. Luka itu diduga karena pelaku memukul korban dengan kepalan tangan bercincin.
Meski dalam kondisi terluka, korban Putu Sumana berupaya menyelesaikan pembagian babi guling di areal Pura Banjar. Setelah segalanya rampung, malam itu juga Kelian Banjar Asah Dulu, Desa Datah ini melaporkan kasus pengeroyokan tersebut ke Mapolsek Abang. Laporan korban dikuatkan saksi-saksi: I Ketut Sudiarta, 45, I Ketut Sukarsa, 32, I Gede Sudiman, 43, dan I Made Mardika, 44.
Setelah mendapat laporan, petugas Polsek Abang kemudian mengajak korban Putu Sumana melakukan visum di RSUD Karangasem di Amlapura. Berdasarkan hasil visum, korban Putu Sumana menderita luka robek di kepala, hingga harus mendapat penanganan satu jaritan.
Kapolsek Abang, AKP Sugita Yasa, mengatakan pihaknya sudah memproses laporan penganiayaan dengan korban Kelian Banjar Asah Dulu, Desa Datah, Putu Sumana ini. Namun, hingga saat ini belum ada penetapan tersangka.
Menurut Kapolsek Sugita Yasa, pihaknya belum memeriksa terlapor (pelaku penge-royokan). Yang diperiksa baru sebatas korban Putu Sumana selaku pelapor dan saksi-saksi. "Kami baru meminta keterangan dari pelapor, sampai saat ini belum memanggil pelaku," jelas Kapolsek Sugita Yasa saat dikonfirmasi NusaBali di Mapolsek Abang, Senin kemarin. Berdasarkan pemeriksaan saksi-saksi, diduga pelaku ngamuk dalam keadaan mabuk.
Sementara itu, korban Putu Sumana mengaku kaget karena diserang tiba-tiba saat acara pembagian babi guling di Pura Banjar. "Saya kaget, pelaku datang mengambil jatah daging babi guling disertai ngamuk-ngamuk merusak tandingan milik krama pangempon,” kenang Putu Sumana.
Menurut Putu Sumana, bukan sekali ini terjadi kasus serupa Banjar Asah Dulu, Desa Datah. "Sebenarnya bukan kali ini kasus itu terjadi. Sebelumnya juga sudah sempat beberapa kali terjadi, pelakunya itu-itu saja," papar Putu Sumana tanpa merinci lokasi kejadian sebelumnya. *k16
1
Komentar