Proyek Underpass Hanya Dilakukan Pagi Hari
Aktivitas pengerjaan proyek underpass Simpangg Tugu Ngurah Rai, Tuban, Kecamatan Kuta, Badung, di selatan bundaran hanya boleh dilakukan pada pukul 02.00 hingga 07.00 Wita.
MANGUPURA, NusaBali
Penetapan jam kerja itu berdasarkan hasil koordinasi dengan pihak Otoritas Bandara (Otban) dan Angkasa Pura I Ngurah Rai. Karena lokasi proyek berada di Kawasan Keselamatan Operasional Penerbangan (KKOP).
Selain pengaturan jam kerja, ketinggian alat pada area KKOP juga diatur. Dimana ketinggian alat maksimal 4 meter. Sementara untuk di zona 1 (di bundaran) ketinggian alat hanya boleh mencapai 15 meter.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) I Nyoman Yasmara, dikonfirmasi pada Senin (6/11), mengungkapkan yang sudah dilakukan sekarang adalah clearing lahan di sisi selatan bundaran. Clearing lahan ini sebanyak 200 pohon mangrove yang ditebang. Kini yang sedang dikerjakan adalah pengerjaan akses jalan detour.
Di sisi selatan terdapat dua jalan detour, yakni pada sisi sebelah barat dan timur jalan. Untuk pembangunan jalan detour itu, menurut Yasmara pihaknya telah melakukan kerja sama dengan kehutanan, karena menggunakan lahan Tahura. Pada sisi timur jalan luas lahan yang dipakai sebanyak 32 are dan sisi barat 25 are.
Lahan yang digunakan pada sisi barat lebih luas, karena sesuai dengan geometri jalan. Jalan detour ini dikerjakan lebih awal, karena jalan itu nanti yang dipergunakan oleh pengendara saat penggarapan proyek bagian selatan. Dengan adanya jalan detour ini, maka tak akan ada penutupan alur kendaraan.
Kehadiran underpass ini diharapkan bisa menekan kejenuhan lalu lintas dan simpul kemacetan mencapai 0,4 persen. Dari survei, kini tingkat kejenuhan mencapai 0,9 persen. “Tingkat kejenuhan yang ideal adalah 0,5 persen. Kami berharap dengan kehadiran underpass ini bisa memberikan solusi atasi kemacetan,” tutur Yasmara.
Sementara terkait relokasi utilitas di area proyek bagian selatan, pengerjaannya sesuai dengan kajian teknisnya. Ada yang dikerjakan mendahului proyek dan ada yang bersamaan dengan proyek. Utilitas yang sudah siap dipindahkan adalah milik PLN. Saat ini PLN sudah menonaktifkan tegangan aliran listrik 20 kv yang melintang di bundaran.
Sementara untuk di sisi utara masih menungu pembebasan lahan dan boxdating yang akan segera digarap. Sementara CCTV dan ATCS yang berada di dalam bundaran saat ini sudah direlokasi. “Pada area lengan selatan sisi barat PLN menyiapkan satu jalur lagi untuk tegangan 24 kv sebagai antisipasi agar tidak terjadi gangguan suplai listrik yang menuju bandara. Untuk pipa avtur, mereka siap dan masih menunggu top slite. Utilitas yang direlokasi bersamaan dengan proyek kebanyakan di lahan warga,” bebernya. *p
Selain pengaturan jam kerja, ketinggian alat pada area KKOP juga diatur. Dimana ketinggian alat maksimal 4 meter. Sementara untuk di zona 1 (di bundaran) ketinggian alat hanya boleh mencapai 15 meter.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) I Nyoman Yasmara, dikonfirmasi pada Senin (6/11), mengungkapkan yang sudah dilakukan sekarang adalah clearing lahan di sisi selatan bundaran. Clearing lahan ini sebanyak 200 pohon mangrove yang ditebang. Kini yang sedang dikerjakan adalah pengerjaan akses jalan detour.
Di sisi selatan terdapat dua jalan detour, yakni pada sisi sebelah barat dan timur jalan. Untuk pembangunan jalan detour itu, menurut Yasmara pihaknya telah melakukan kerja sama dengan kehutanan, karena menggunakan lahan Tahura. Pada sisi timur jalan luas lahan yang dipakai sebanyak 32 are dan sisi barat 25 are.
Lahan yang digunakan pada sisi barat lebih luas, karena sesuai dengan geometri jalan. Jalan detour ini dikerjakan lebih awal, karena jalan itu nanti yang dipergunakan oleh pengendara saat penggarapan proyek bagian selatan. Dengan adanya jalan detour ini, maka tak akan ada penutupan alur kendaraan.
Kehadiran underpass ini diharapkan bisa menekan kejenuhan lalu lintas dan simpul kemacetan mencapai 0,4 persen. Dari survei, kini tingkat kejenuhan mencapai 0,9 persen. “Tingkat kejenuhan yang ideal adalah 0,5 persen. Kami berharap dengan kehadiran underpass ini bisa memberikan solusi atasi kemacetan,” tutur Yasmara.
Sementara terkait relokasi utilitas di area proyek bagian selatan, pengerjaannya sesuai dengan kajian teknisnya. Ada yang dikerjakan mendahului proyek dan ada yang bersamaan dengan proyek. Utilitas yang sudah siap dipindahkan adalah milik PLN. Saat ini PLN sudah menonaktifkan tegangan aliran listrik 20 kv yang melintang di bundaran.
Sementara untuk di sisi utara masih menungu pembebasan lahan dan boxdating yang akan segera digarap. Sementara CCTV dan ATCS yang berada di dalam bundaran saat ini sudah direlokasi. “Pada area lengan selatan sisi barat PLN menyiapkan satu jalur lagi untuk tegangan 24 kv sebagai antisipasi agar tidak terjadi gangguan suplai listrik yang menuju bandara. Untuk pipa avtur, mereka siap dan masih menunggu top slite. Utilitas yang direlokasi bersamaan dengan proyek kebanyakan di lahan warga,” bebernya. *p
1
Komentar