PDIP Umumkan Cagub-Cawagub Saat Kuningan
Menjelang pengumuman rekomendasi pasangan Calon Gubernur (Cagub)-Calon Wakil Gubernur (Cawagub) menuju Pilgub Bali 2018, Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri perintahkan Sekjen Hasto Kristiyanto terjun ke Bali, Selasa (7/11).
Kemarin Sekjen DPP PDIP Terjun Netralisasi Gejolak di Bali
DENPASAR, NusaBali
Hasto Kristianto roadshow menemui sejumlah tokoh PDIP yang memiliki basis massa, termasuk kandidat Calon Gubernur (Cagub) Bali, Wayan Koster dan IB Rai Dharmawijaya Mantra.
Informasi yang dihimpun NusaBali dari berbagai sumber di internal PDIP, Selasa kemarin, Hasto Kristiyanto terjun dengan misi khusus: lebih awal menetralisasi para tokoh yang memegang simpul kekuatan PDIP di Bali, untuk meredam mereka supaya tidak kecewa atas rekomendasi Cagub-Cawagub Bali ke Pilgub 2018 nanti. Rekomendasi Cagub-Cawagub Bali rencananya akan diumumkan DPP PDIP tepat saat Hari Raya Kuningan pada Saniscara Kliwon Kuningan, Sabtu, 11 November 2017 nanti.
Yang paling awal ditemui Hasto, Selasa pagi, adalah Sekretaris Dewan Pertimbangan Daerah (Deperda) DPD PDIP Bali, Nyoman Adi Wiryatama. Mantan Bupati Tabanan dua periode yang kini menjabat Ketua DPRD Bali ini merupakan ayah dari Ni Putu Eka Wiryatsuti, Bupati Tabanan yang juga kandidat Cagub Bali ke Pilgub 2018.
Kemudian, Hasto menemui tokoh Puri Satria yang juga Ketua Deperda DPD PDIP Bali, AA Ngurah Oka Ratmadi alias Cok Rat. Mantan Ketua DPD PDIP Bali ini kini menjadi anggota DPD RI Dapil Bali. Setelah bertemu Cok Rat, Hasto kemarin menemui IB Rai Mantra, kandidat yang kini Walikota Denpasar.
Seusai roadhow, Hasto mengumpulkan para elite partai dalam rapat tertutup di Kantor DPD PDIP Bali, Jalan Moncong Putih Niti Mandala Denpasar, Selasa siang pukul 14.30 Wita. Dalam pertemuan yang berlangsung selama hampir 2,5 jam hingga sore pukul 16.55 Wita itu, Hasto didampingi Ketua DPD PDIP Bali Wayan Koster, kandidat Cagub Bali berjuluk Koster Bali Satu (KBS).
Dalam keterangan persnya seusai rapat tertutup kemarin sore, Hasto menegaskan rekomendasi Cagub-Cawagub Bali dari PDIP untuk Pilgub 2018 akan diumumkan saat Hari Raya Kuningan, Sabtu (11/11) nanti. Ketua Umum DPP PDIP Megawati yang akan mengumumkannya langsung di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro Nomor 58 Menteng, Jakarta Pusat.
Hasto sendiri membantah misi terjun ke Bali untuk meredam gejolak, sebelum re-komendasi Cagub-Cawagub diumumkan. “Hari ini (kemarin) saya diperintahkan Ibu Ketua Umum (Megawati) turun ke Bali untuk menyampaikan kepada kader-kader partai terkait dengan rekomendasi Cagub-Cawagub Bali yang akan kita umumkan saat Hari Raya Kuningan,” ujar Hasto.
“Tapi, saya tidak dalam rangka meredam gejolak di PDIP. Sebab, di internal PDIP tidak ada gejolak dan konflik,” lanjut Hasto yang dalam keterangan persnya kemarin sore didampingi Ketua DPD PDIP Bali Wayan Koster, Sekretaris DPD PDIP Bali I Gusti Ngurah Jaya Negara, serta para Ketua DPC PDIP dan Sekretaris DPC PDIP Kabupaten/Kota se-Bali.
Hasto menegaskan, kader partai harus betul-betul menempatkan soliditas kepartian dalam menyiapkan calon pemimpin Bali ke depan. “Bali posisinya sangat strategis dalam politik nasional. Jadi, mekanisme partai benar-benar dilakukan. Tugas saya mendengar masukan dari tokoh-tokoh partai di Bali,” beber Hasto.
Hasto mengingatkan, siapa pun nanti yang direkomendasi DPP PDIP sebagai Cagub-Cawagub Bali ke Pilgub 2018, seluruh kader Banteng wajib kawal dan memenangkannya. “Ketika Ibu Ketua Umum ambil keputusan, jajaran partai wajib melaksanakan instruksi dan keputusan itu. Ibu Megawati ambil keputusan dengan aspek sejarah, ideologi, dan survei kandidat,” ujar mantan Wasekjen Bidang Sekretariat DPP PDIP ini.
Disebutkan, pasangan Cagub-Cawagub Bali yang akan diusung PDIP ke Pilgub 2018 nanti adalah murni dengan proses partai. Tidak ada praktek-praktek jual beli rekomendasi. “Ibu Ketua Umum sudah ingatkan jangan ada praktek jual beli rekomendasi. Kalau ada sanksi akan diberikan. Kita harus taat azas saat keputusan diambil. Semua harus menjalankan keputusan partai. Kalau ada yang mendukung Si A dan Si B, silakan, tapi ketika ada keputusan partai, wajib dilaksanakan,” katanya.
Hasto juga menegaskan para kandidat yang mendaftar ke PDIP untuk Pilgub Bali 2018 sudah mendapatkan ‘sekolah’ di partai. Untuk peluang rekomendasi, menurut Hasto, memang tidak menutup kemungkinan partai akan menelorkan calon yang tidak mendaftar di partai. Ukurannya, atas dasar pemetaan politik.
“Ya, dimungkin kepada mereka yang tidak mendaftar justru mendapat rekomendasi, atas dasar pemetaan politik. Pola ini sudah pernah dilakukan di Pilgub DKI Jakarta 2012. Ketika itu Pak Joko Widodo (Jokowi) tidak mendaftar, tapi karena peta politik dan keinginan rakyat, akhirnya Jokowi direkomendasi,” tegas Hasto.
Ada 6 kandidat yang sebelumnya mendaftar di PDIP untuk tarung Pilgub Bali 2018, masing-masing Wayan Koster alias KBS (kader PDIP/kandidat Cagub), Ni Putu Eka Wiryastuti (kader PDIP/kandidat Cagub), IB Rai Dharmawijaya Mantra (non kader/kandidat Cagub), Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati alias Cok Ace (non ka-der/kandidat Cawagub), Putu Agus Suradnyana (kader PDIP/kandidat Cawagub), dan I Gusti Agung Rai Wirajaya (kader PDIP/kandidat Cawagub).
KBS adalah kader partai asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng yang kini menjabat Ketua DPD PDIP Bali dan sekaligus anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PDIP Dapil Bali. Politisi berjuluk KBS (Koster Bali Satu) ini mendapat dukungan penuh dari 9 DPC PDIB Kabupaten/Kota se-Bali. Sejak awal, KBS digadang-gadang maju berpaket dengan Cok Ace.
Sementara Putu Eka Wiryastuti merupakan Srikandi PDIP asal Desa Angseri, Kecamatan Baturiti, Tabanan yang kini menjabat Bupati Tabanan dan sekaligsu Ketua Banteng Muda Indonesia (BMI) Bali. Sebaliknya, Rai Mantra adalah kandidat non kader asal Sumerta Kelod, Denpasar Timur yang kini menjabat Walikota Denpasar.
Sedangkan Cok Ace merupakan kandidat non kader asal Puri Agung Ubud, Gianyar yang mantan Bupati Gianyar 2008-2013. Sementara Agus Suradnyana adalah politisi asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar, Buleleng yang kini Ketua DPC PDIP Buleleng sekaligus menjabat Bupati Buleleng. Sebaliknya, Rai Wirajaya adalah kader partai asal Desa Peguyangan, Denpasar Utara yang kini anggota Fraksi PDIP DPR RI Dapil Bali. *nat
Komentar