BNPB Ajarkan Penanganan Pengungsi Berbasis Teknologi
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) berikan pelatihan penanganan pengungsi berbasis masyarakat dan teknologi.
AMLAPURA, NusaBali
Pelatihan ini untuk mengoptimalkan penanganan pengungsi terkait ancaman Gunung Agung yang berstatus siaga atau level III. Kegiatan diikuti BPBD se-Bali, sejumlah utusan perbekel se-Bali, dan instansi terkait. Acara ini dibuka Direktur Penanganan Pengungsi Direktorat Penanganan Pengungsi Kedeputian Bidang Penanganan Darurat BNPB, Taufik Kartiko di Vila Ujung, Banjar Biok, Desa Tumbu, Kecamatan Karangasem, Selasa (7/11).
BNPB menyampaikan lima materi pokok menyangkut grand design dan road map penanganan pengungsi, pendataan pengungsi berbasis masyarakat dan teknologi, psychological first aid (PFA) atau penanganan bidang psikologis, distribusi bantuan logistik di tempat pengungsi serta desain perencanaan dan pendirian tempat pengungsian. Tujuannya untuk menjamin pemenuhan hak masyarakat dan pengungsi yang terkena bencana sesuai standar pelayanan minimal.
Disebutkan pendataan pengungsi berbasis masyarakat dan teknologi sangat penting dilakukan agar mendapatkan data akurat di lapangan berikut tata cara mengolah data. Data pengungsi itu sangat vital untuk keperluan pendistribusian logistik lebih lanjut. Peserta juga diberikan edukasi managemen mengumpulkan data dan teknik pengolahannya. Juga cara mengelola informasi dalam penanganan pengungsi, diperkenalkan tata cara pendataan pengungsi berbasis teknologi android. Teknologi itu lebih memudahkan cara kerja administrator BPBD di setiap daerah. “Nanti kami simulasikan, dan berikan contoh kasus,” terang Taufik Kartiko didampingi Kepala Pelaksana BPBD Bali, I Dewa Made Indra.
Bagi petugas BPBD di daerah yang belum paham mengenai tata cara penggunaan teknologi, bisa mengakses datapengungsi.bnpb.go.id untuk melakukan pendataan. Pendataan pengungsi bukan sekadar mendata jumlah, kemudian dikelompokkan usia dan tingkatan sekolahnya. “Dalam simulasi nanti pendataannya pengungsi by name by address berbasis masyarakat dan teknologi,” tambahnya. Sementara Kepala Pelaksana BPBD Karangasem, Ida Bagus Ketut Arimbawa termotivasi dengan adanya edukasi baru penanganan pengungsi berbasis teknologi. “Sekarang dapat pemahaman penanganan pengungsi lebih lengkap menggunakan teknologi, hingga tercatat secara detail,” terang Ida Bagus Arimaba. *k16
BNPB menyampaikan lima materi pokok menyangkut grand design dan road map penanganan pengungsi, pendataan pengungsi berbasis masyarakat dan teknologi, psychological first aid (PFA) atau penanganan bidang psikologis, distribusi bantuan logistik di tempat pengungsi serta desain perencanaan dan pendirian tempat pengungsian. Tujuannya untuk menjamin pemenuhan hak masyarakat dan pengungsi yang terkena bencana sesuai standar pelayanan minimal.
Disebutkan pendataan pengungsi berbasis masyarakat dan teknologi sangat penting dilakukan agar mendapatkan data akurat di lapangan berikut tata cara mengolah data. Data pengungsi itu sangat vital untuk keperluan pendistribusian logistik lebih lanjut. Peserta juga diberikan edukasi managemen mengumpulkan data dan teknik pengolahannya. Juga cara mengelola informasi dalam penanganan pengungsi, diperkenalkan tata cara pendataan pengungsi berbasis teknologi android. Teknologi itu lebih memudahkan cara kerja administrator BPBD di setiap daerah. “Nanti kami simulasikan, dan berikan contoh kasus,” terang Taufik Kartiko didampingi Kepala Pelaksana BPBD Bali, I Dewa Made Indra.
Bagi petugas BPBD di daerah yang belum paham mengenai tata cara penggunaan teknologi, bisa mengakses datapengungsi.bnpb.go.id untuk melakukan pendataan. Pendataan pengungsi bukan sekadar mendata jumlah, kemudian dikelompokkan usia dan tingkatan sekolahnya. “Dalam simulasi nanti pendataannya pengungsi by name by address berbasis masyarakat dan teknologi,” tambahnya. Sementara Kepala Pelaksana BPBD Karangasem, Ida Bagus Ketut Arimbawa termotivasi dengan adanya edukasi baru penanganan pengungsi berbasis teknologi. “Sekarang dapat pemahaman penanganan pengungsi lebih lengkap menggunakan teknologi, hingga tercatat secara detail,” terang Ida Bagus Arimaba. *k16
Komentar