Astungkara, Selamat sampai Pulau Dewata
Dua pemain dan asisten pelatih Bali United kena pukul, dievakuasi ke Mako Brimob sebelum akhirnya pada Selasa subuh bisa ‘lolos’ ke bandara Hasanudin.
MANGUPURA, NusaBali
Akhirnya Serdadu Tridatu berhasil mendarat dengan selamat di Bandara Ngurah Rai Bali pada Selasa (7/11) sekitar pukul 08.00 Wita. Sebelumnya keselamatan pemain Bali United memang terancam sesaat pasca Stefano Lilipaly menjebol gawang PSM Makassar di masa injury time dalam duel Liga 1 di Stadion Mattoangin Makassar pada Senin (6/11) malam.
Gol Lilipaly membuat PSM tereliminasi dari perburuan juara Liga 1 yang kini tinggal menyisakan Bali United, Bhayangkara FC dan Madura United sebagai tim yang masih berpeluang menjadi juara dengan menyisakan 1-2 laga.
Bali United sendiri di atas kertas 99 persen bakal juara pasca memberi kekalahan pertamakali bagi PSM di Mattoangin. Sontak kegembiraan pemain Bali United berbanding terbalik dengan duka tim Juku Eja yang sebelumnya over confidence bisa menjuarai Liga 1 dengan syarat menyapu bersih dua laga terakhir mereka.
Kemarahan suporter PSM pun dilampiaskan dengan melempari bench Bali United. Setidaknya dua pemain Bali United, Ricky Fajrin Saputra yang berposisi bek kiri dan Gede 'Nano' Sukadana bermain sebagai gelandang menjadi korban pemukulan usai menaklukkan tim tuan rumah. Ricky dikabarkan dipukul asisten pelatih PSM Bahar Muharram, eks pemain Juku Eja yang di era 1990an berposisi sebagai bek sayap dan tipikal pemain keras.
Bahkan asisten pelatih Bali United, Eko Purdjianto juga tak ketinggalan jadi korban anarkis oknum panita pelaksana. "Saya ingin masuk berlari ke ruang ganti pemain, baru sedikit berjalan kaki saya dihadang oleh oknum Panpel. Saya di-takling hingga terjatuh," tutur Eko Purdianto sambil menunjukkan luka di kakinya, Selasa (7/11). “Tapi semua itu tidak apa-apa. Yang penting kita bisa curi poin 3 di Makassar," tegas Eko Purdjianto.
Eko juga mengucapkan syukur karena bisa sampai Bali dalam kondisi selamat. Karena bukan hanya menuju ruang ganti pemain yang sulit, namun untuk meninggalkan stadion yang kini bernama Andi Mattalatta itu juga tak mudah. “Kami tertahan di ruang ganti hingga 1,5 jam,” kata Eko.
Pemain Bali United dievakuasi dengan kendaraan Baracuda menuju Mako Brimob dan sekitar satu jam harus berada di tengah pengamanan Brimob sebelum Selasa dinihari kembalio ke hotel dan langsung bergegas menuju Bandara Hasanuddin untuk segera meninggalkan Sulawesi Selatan.
“Kepulangan kami memang sesuai jadwal. Pagi-pagi sekali balik, penerbangan pesawat pertama. Dan, itu tidak mendahului dari jadwal karena situasi di Makassar. Tapi, memang jadwalnya baliknya seperti itu," kata Media official Bali United, Ngurah Wirya Darma.
Sementara itu coach Widodo C Putro mengaku menyesalkan kericuhan penonton. Eks striker Petrokimia Gresik di era Liga Indonesia ini juga mengaku sudah beberapakali mengalami hal mencekam seperti di Mattoangin tersebut. “Dari saya main dulu, sampai sekarang kok masih saja seperti itu,” kecam Widodo.
Efek negatifnya, lanjut Widodo, pemain tidak bisa bermain lepas. "Ini kan akan lebih sulit untuk bisa berkembang ke level Asia, kalau begini terus sepakbola dan suporter Indonesia," tandas coach Widodo. *dek
Gol Lilipaly membuat PSM tereliminasi dari perburuan juara Liga 1 yang kini tinggal menyisakan Bali United, Bhayangkara FC dan Madura United sebagai tim yang masih berpeluang menjadi juara dengan menyisakan 1-2 laga.
Bali United sendiri di atas kertas 99 persen bakal juara pasca memberi kekalahan pertamakali bagi PSM di Mattoangin. Sontak kegembiraan pemain Bali United berbanding terbalik dengan duka tim Juku Eja yang sebelumnya over confidence bisa menjuarai Liga 1 dengan syarat menyapu bersih dua laga terakhir mereka.
Kemarahan suporter PSM pun dilampiaskan dengan melempari bench Bali United. Setidaknya dua pemain Bali United, Ricky Fajrin Saputra yang berposisi bek kiri dan Gede 'Nano' Sukadana bermain sebagai gelandang menjadi korban pemukulan usai menaklukkan tim tuan rumah. Ricky dikabarkan dipukul asisten pelatih PSM Bahar Muharram, eks pemain Juku Eja yang di era 1990an berposisi sebagai bek sayap dan tipikal pemain keras.
Bahkan asisten pelatih Bali United, Eko Purdjianto juga tak ketinggalan jadi korban anarkis oknum panita pelaksana. "Saya ingin masuk berlari ke ruang ganti pemain, baru sedikit berjalan kaki saya dihadang oleh oknum Panpel. Saya di-takling hingga terjatuh," tutur Eko Purdianto sambil menunjukkan luka di kakinya, Selasa (7/11). “Tapi semua itu tidak apa-apa. Yang penting kita bisa curi poin 3 di Makassar," tegas Eko Purdjianto.
Eko juga mengucapkan syukur karena bisa sampai Bali dalam kondisi selamat. Karena bukan hanya menuju ruang ganti pemain yang sulit, namun untuk meninggalkan stadion yang kini bernama Andi Mattalatta itu juga tak mudah. “Kami tertahan di ruang ganti hingga 1,5 jam,” kata Eko.
Pemain Bali United dievakuasi dengan kendaraan Baracuda menuju Mako Brimob dan sekitar satu jam harus berada di tengah pengamanan Brimob sebelum Selasa dinihari kembalio ke hotel dan langsung bergegas menuju Bandara Hasanuddin untuk segera meninggalkan Sulawesi Selatan.
“Kepulangan kami memang sesuai jadwal. Pagi-pagi sekali balik, penerbangan pesawat pertama. Dan, itu tidak mendahului dari jadwal karena situasi di Makassar. Tapi, memang jadwalnya baliknya seperti itu," kata Media official Bali United, Ngurah Wirya Darma.
Sementara itu coach Widodo C Putro mengaku menyesalkan kericuhan penonton. Eks striker Petrokimia Gresik di era Liga Indonesia ini juga mengaku sudah beberapakali mengalami hal mencekam seperti di Mattoangin tersebut. “Dari saya main dulu, sampai sekarang kok masih saja seperti itu,” kecam Widodo.
Efek negatifnya, lanjut Widodo, pemain tidak bisa bermain lepas. "Ini kan akan lebih sulit untuk bisa berkembang ke level Asia, kalau begini terus sepakbola dan suporter Indonesia," tandas coach Widodo. *dek
Komentar