Kasek SMAN 1 Denpasar Meninggal di Jogja
Keluarga SMAN 1 Denpasar tengah berduka karena sang kepala sekolah, Drs I Nyoman Purnajaya MPd, 59, tutup usia.
Purnajaya Kunker Bersama MKKS SMA Kota Denpasar
DENPASAR, NusaBali
Almarhum menghembuskan napas terakhir di RSUP Sarjito, Jogjakarta, Selasa (7/10) dini hari pukul 02.00 WIB. Dari Jogjakarta, jenazah kemudian dititipkan di Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Sanglah, Denpasar.
Tampak isak tangis keluarga pecah saat jenazah tiba di RSUP Sanglah pukul 19.15 Wita, kemarin. Selain keluarga, ada sejumlah kerabat, teman-teman kepala sekolah, serta keluarga besar Smansa juga tampak ramai di Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Sanglah.
Kasek Purnajaya meninggal dunia saat melakukan perjalanan kunjungan kerja (kunker) bersama rombongan Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMA Kota Denpasar ke SMA Taruna Nusantara Magelang.
Menurut Ketua MKKS SMA Kota Denpasar, Drs I Ketut Suyastra MPd, kunjungan dilaksanakan selama tiga hari. Mereka berangkat Sabtu (4/11) dan rencana kembali ke Bali pada Senin (6/11) malam.
Rencananya, rombongan yang berjumlah 30 orang itu akan berangkat ke Magelang dari Jogjakarta. Namun saat di Jogjakarta, pada Minggu dinihari sekitar 01.00 WIB, almarhum mengeluh sesak nafas di hotel tempatnya menginap. Kasek Purnajaya lantas diantar berobat di klinik dekat hotel, kemudian dirujuk ke RS Sardjito Jogjakarta. “Saat di klinik sempat dicek jantung. Saat itu, menurut dokter beliau harus dirujuk ke RS Sardjito,” ungkap Kepala SMAN 3 Denpasar ini saat ditemui di RSUP Sanglah, malam kemarin.
Selama masa perawatan di RS Sardjito, kata Suyastra, istri dan anak serta adik kandungnya datang ke Jogjakarta pada Minggu sore. Sedangkan rombongan tetap berjalan hingga kembali ke Bali. Setelah sempat mendapat perawatan, Kasek Purnajaya menghembuskan nafas terakhirnya, Selasa dinihari kemarin.
Suyastra mengaku sangat kehilangan sosok Purnajaya. Almarhum baginya adalah sosok teman yang baik sekaligus pekerja yang tekun. “Saya merasa kehilangan. Saya kenal beliau bukan dari sejak jadi Kasek, tapi jauh saat beliau jadi Wakasek. Kita doakan yang terbaik baginya dan yang ditinggalkan,” kenangnya.
Sementara anak kedua almarhum, Kadek Astini Purnajaya, mengatakan, meski tengah berduka, pihak keluarga sudah mengikhlaskan kepergian almarhum. Menurut Astini, baik keluarga maupun anggota keluarga yang lain, tidak merasakan firasat apa pun. Bahkan tidak ada menunjukkan gelagat yang aneh. “Selama ini bapak tidak ada riwayat sakit, apalagi jantung. Setiap hari bapak sehat-sehat saja. Kemarin hari raya (Galungan) beliau biasa saja,” tuturnya.
Astini mengungkapkan, bulan depan ayahnya berumur 59 tahun. Di mata keluarga, bagi Astini, ayahnya adalah sosok pemimpin keluarga yang baik dan bijaksana. “Bapak tidak hanya panutan bagi keluarga kecil, tapi juga keluarga besar. Kami merasa sangat kehilangan. Kami mohon doanya ya,” kenangnya. Almarhum meninggalkan seorang istri dengan empat anak dan beberapa cucu.
Menurut rencana, almarhum akan dikremasi pada 14 November 2017 mendatang di Krematorium Cekomaria. Buat sementara jenazah akan dititipkan di Kamar Jenazah Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Sanglah, Denpasar, sampai waktunya tiba.
Sementara pihak sekolah hingga saat ini belum bisa berkomentar banyak. “Saat ini kami sedang berduka. Untuk nanti bagaimana kiprah beliau di sekolah kami akan sampaikan di sekolah,” kata Wakasek SMAN 1 Denpasar, I Gede Sugita. *ind
1
Komentar