Mertua Bantah Lindungi Istri Pertama Jro Swastika
Keluarga Ni Putu Ariestarini, 32, istri kedua Wakil Ketua DPRD Bali dari Fraksi Gerindra, Jro Gede Komang Swastika, 40, bantah sengaja sembunyikan Ni Luh Ratna Dewi, 37 (istri pertama Jro Komang Swastika) di rumahnya kawasan Banjar Pangkung Liplip, Desa Kaliakah, Kecamatan Negara, Jembrana, Selasa (7/11) dinihari.
NEGARA, NusaBali
Mereka baru tahu kalau Ratna Dewi dan suaminya, Jro Swastika, jadi buronan kasus narkoba sehari jelang penangkapan istri pertama sang Wakil Ketua Dewan, Senin (6/11) lalu.
Ratna Dewi akhirnya ditangkap petugas gabungan Polresta Denpasar dan Polda Bali di rumah kakak tiri Putu Ariestarini, I Putu Adika, di Banjar Pangkung Liplip, Desa Kaliakah, Selasa dinihari pukul 01.15 Wita. Putu Ariestarini, yang merupakan ‘madu’ dari Ratna Dewi, juga dibawa polisi ke Mapolresta Denpasar. Sebelum ditangkap, Ratna Dewi dan Putu Ariestarini sama-sama baru kembali dari kunjungan ke Buleleng.
Hal ini diungkapkan ibunda dari Putu Ariestarini, Ni Wayan Arini, saat ditemui NusaBali di kediamannya kawasan Banjar Munduk Kendung, Desa Berangbang, Kecamatan Negara, Rabu (8/11). Wayan Arini mengisahkan, Ratna Dewi (istri pertama Jro Swastika) dan Putu Ariestarini (istri kedua Jro Swastika) selama ini sama-sama tinggal di Denpasar. Dua perempuan memadu yang dikenal cukup akur ini pulang ke Jembrana sehubungan Hari Raya Galungan.
Menurut Arini, Ratna Dewi sebenarnya berasal dari Banjar Munduk, Desa Pohsanten, Kecamatan Mendoyo, Jembrana. Selama sama-sama menjadi istri Jro Swastika, Ratna Dewi dan Putu Ariestarini sangat akur. Setiap hari raya besar, mereka berdua pulang bersama-sama ke Jembrana, termasuk saat Galungan pada Buda Kliwon Dunggulan, Rabu (1/11).
Sehari setelah Galungan yakni Umanis Galungan, Kamis (2/11), Ratna Dewi dan Putu Ariestarini pergi ke Buleleng. Mereka ke sana untuk menengok adik dari Putu Ariestarini. Barulah empat hari kemudian, Senin, 6 November 2017, mereka balik ke Jembrana. Hari itu pula, Arini mendengar kabar kalau Ratna Dewi dan suaminya, Jro Swastika, ditetapkan polisi sebagai tersangka kasus narkoba dan dinyatakan masuk daftar pencarian orang (DPO) alias buron.
Begitu mendengar kabar tersebut, Arini bersama sejumlah keluarga akhirnya memutuskan untuk minta Ratna Dewi tinggal bersama mereka. “Namun, kami memutuskan mengajak Ratna Dewi, bukan untuk melindungi atau menyembunyikannya. Kami ajak ke sini biar mudah kalau terjadi apa-apa, termasuk jika ada yang mencarinya,” dalih Arini.
Ketika memutuskan mengajak tinggal, kata Arini, Ratna Dewi sengaja diarahkan untuk tinggal di rumah anak tirinya, Putu Adika (kakak tiri Putu Ariestarini) di Banjar Pangkung Lilip, Desa Kaliakah, Kecamatan Negara. Alasannya, karena di rumah Arini di Banjar Munduk Kendung, Desa Berangbang kekurangan kamar. Kebetulan, lokasinya berdekatan.
“Ratna Dewi sama anak saya (Putu Ariestarini) baru balik dari Buleleng, Senin malam. Terus, pas tengah malam sekitar pukul 24.00 Wita, tiba-tiba Ratna Dewi dicari polisi ke rumah saya ini. Ya, kami sampaikan kalau dia diajak di rumah anak tiri saya (Putu Adika). Akhirnya, di sanalah diamankan,” kenang Arini. “Ketika Ratna Dewi diamankan, anak saya kebetulan sedang bersama dengannya. Maka, anak saya juga dikut diamankan polisi,” sebut Arini.
Hingga Rabu kemarin, Putu Ariestarini masih menjalani pemeriksaan di Mapolresta Denpasar. Karena itu, anak kedua Putu Ariestarini yang masih berusia 10 bulan, buat semenatara diajak Arini di rumahnya. Sedangkan anak sulung Putu Ariestarini yang telah berumur 5 tahun, buat sementara dititipkan di rumah adiknya di Buleleng. Demikian pula anak-anak Ratna Dewi, diajak keluarga adik Putu Ariestarini di Buleleng.
Ditanya mengenai keberadaan menantunya, Jro Swastika, Wakil Ketua Dewan tersangka bandar sabu dan kepemilikan senjata yang kini buron, Arini mengaku tidak tahu sama sekali. Lagipula, Arini tidak pernah menanyakan kepada Ratna Dewi dan Putu Ariestarini soal keberadaan suami mereka. “Kami juga baru tahu kalau menantu saya itu (Jro Swastika) buron. Yang pasti ketika Galungan, yang pulang cuma anak saya sama Ratna Dewi,” tandas Arini. *ode
Ratna Dewi akhirnya ditangkap petugas gabungan Polresta Denpasar dan Polda Bali di rumah kakak tiri Putu Ariestarini, I Putu Adika, di Banjar Pangkung Liplip, Desa Kaliakah, Selasa dinihari pukul 01.15 Wita. Putu Ariestarini, yang merupakan ‘madu’ dari Ratna Dewi, juga dibawa polisi ke Mapolresta Denpasar. Sebelum ditangkap, Ratna Dewi dan Putu Ariestarini sama-sama baru kembali dari kunjungan ke Buleleng.
Hal ini diungkapkan ibunda dari Putu Ariestarini, Ni Wayan Arini, saat ditemui NusaBali di kediamannya kawasan Banjar Munduk Kendung, Desa Berangbang, Kecamatan Negara, Rabu (8/11). Wayan Arini mengisahkan, Ratna Dewi (istri pertama Jro Swastika) dan Putu Ariestarini (istri kedua Jro Swastika) selama ini sama-sama tinggal di Denpasar. Dua perempuan memadu yang dikenal cukup akur ini pulang ke Jembrana sehubungan Hari Raya Galungan.
Menurut Arini, Ratna Dewi sebenarnya berasal dari Banjar Munduk, Desa Pohsanten, Kecamatan Mendoyo, Jembrana. Selama sama-sama menjadi istri Jro Swastika, Ratna Dewi dan Putu Ariestarini sangat akur. Setiap hari raya besar, mereka berdua pulang bersama-sama ke Jembrana, termasuk saat Galungan pada Buda Kliwon Dunggulan, Rabu (1/11).
Sehari setelah Galungan yakni Umanis Galungan, Kamis (2/11), Ratna Dewi dan Putu Ariestarini pergi ke Buleleng. Mereka ke sana untuk menengok adik dari Putu Ariestarini. Barulah empat hari kemudian, Senin, 6 November 2017, mereka balik ke Jembrana. Hari itu pula, Arini mendengar kabar kalau Ratna Dewi dan suaminya, Jro Swastika, ditetapkan polisi sebagai tersangka kasus narkoba dan dinyatakan masuk daftar pencarian orang (DPO) alias buron.
Begitu mendengar kabar tersebut, Arini bersama sejumlah keluarga akhirnya memutuskan untuk minta Ratna Dewi tinggal bersama mereka. “Namun, kami memutuskan mengajak Ratna Dewi, bukan untuk melindungi atau menyembunyikannya. Kami ajak ke sini biar mudah kalau terjadi apa-apa, termasuk jika ada yang mencarinya,” dalih Arini.
Ketika memutuskan mengajak tinggal, kata Arini, Ratna Dewi sengaja diarahkan untuk tinggal di rumah anak tirinya, Putu Adika (kakak tiri Putu Ariestarini) di Banjar Pangkung Lilip, Desa Kaliakah, Kecamatan Negara. Alasannya, karena di rumah Arini di Banjar Munduk Kendung, Desa Berangbang kekurangan kamar. Kebetulan, lokasinya berdekatan.
“Ratna Dewi sama anak saya (Putu Ariestarini) baru balik dari Buleleng, Senin malam. Terus, pas tengah malam sekitar pukul 24.00 Wita, tiba-tiba Ratna Dewi dicari polisi ke rumah saya ini. Ya, kami sampaikan kalau dia diajak di rumah anak tiri saya (Putu Adika). Akhirnya, di sanalah diamankan,” kenang Arini. “Ketika Ratna Dewi diamankan, anak saya kebetulan sedang bersama dengannya. Maka, anak saya juga dikut diamankan polisi,” sebut Arini.
Hingga Rabu kemarin, Putu Ariestarini masih menjalani pemeriksaan di Mapolresta Denpasar. Karena itu, anak kedua Putu Ariestarini yang masih berusia 10 bulan, buat semenatara diajak Arini di rumahnya. Sedangkan anak sulung Putu Ariestarini yang telah berumur 5 tahun, buat sementara dititipkan di rumah adiknya di Buleleng. Demikian pula anak-anak Ratna Dewi, diajak keluarga adik Putu Ariestarini di Buleleng.
Ditanya mengenai keberadaan menantunya, Jro Swastika, Wakil Ketua Dewan tersangka bandar sabu dan kepemilikan senjata yang kini buron, Arini mengaku tidak tahu sama sekali. Lagipula, Arini tidak pernah menanyakan kepada Ratna Dewi dan Putu Ariestarini soal keberadaan suami mereka. “Kami juga baru tahu kalau menantu saya itu (Jro Swastika) buron. Yang pasti ketika Galungan, yang pulang cuma anak saya sama Ratna Dewi,” tandas Arini. *ode
1
Komentar